Keistimewaan Hotel Niagara tak hanya berhenti di teraso saja. Secara keseluruhan, bangunan ini masih utuh sejak didirikan termasuk jendela-jendelanya. Baik di ruang tengah maupun belakang, jendela-jendela yang terpasang berukuran besar. Jendela ini bisa dibuka setengahnya dengan cara diangkat ke atas.
Pada jendela-jendela tersebut terukir pula inisial nama, Liem Sian Joe, LSJ. Di bagian bawah jendela lantai satu juga terdapat ambalan yang menggunakan huruf mandarin. Tulisan ini baru bisa dibaca jika pengunjung berada di dalam bangunan.
Arief, sapaan akrabnya, pun menambahkan bahwa motif grafiran yang terdapat pada kaca jendela di lantai satu berbeda dengan lantai-lantai di atasnya.
Rasa takjubnya saya terhadap bangunan ini kembali bertambah begitu Arief menjelaskan tentang dinding bagian dalam bangunan.
"Dinding hotel ini ada yang ditutupi kayu. Istilahnya panel dinding berukir yang terbuat dari kayu jati berkualitas terbaik di zamannya," ucapnya.
Selesai mendengar penjelasan tentang ruang tengah, saya lalu melangkah ke bagian belakang. Sama seperti di ruang sebelumnya, di sini tertata rapi sejumlah meja dan kursi kayu. Berada dekat pintu yang menuju selasar yang menghubungkan dengan bangunan di sebelah hotel terdapat semacama mini bar.
Kemewahan bangunan yang bagian luarnya dihiasi bata merah muda ini juga bisa dilihat dari railing (pegangan tangan) pada salah satu sisi anak tangga luar pintu masuk atau anak tangga di bagian dalam yang terbuat dari tembaga. Begitupula dengan teraso anak tangga yang menyerupai hamparan karpet.
Ketika berkeliling di luar bangunan, saya pun mendapati hal menarik. Villa Liem Sian Joe ini ternyata dilengkapi pula kolam renang yang berada di sisi barat bangunan. Air yang digunakan untuk kolam renang pun berasal dari sumber air di area villa.