Mohon tunggu...
dewi sartika
dewi sartika Mohon Tunggu... Wiraswasta - ig : dewisartika8485

penyuka sejarah, travelling, kuliner, film dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Trip

Memasuki Mesin Waktu Era Kolonial di Hotel Niagara (bagian 2)

21 Mei 2024   13:26 Diperbarui: 23 Mei 2024   17:55 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagian atap ruang tengah (dokpri)

Bangunan yang dipenuhi Simbol Kemewahan

Selesai menjelajahi bagian luar hotel, kami kembali ke dalam tepatnya di bagian lobi. Dahulu, ruangan ini digunakan sebagai teras. Selain menjadi lobi, pada sisi kanan terdapat ruang kerja pemilik hotel.

Sebagai simbol kemewahan, Villa Liem Sian Joe ini dibangun dengan detail dan istimewa. Menurut  Arief DKS, salah satu pendiri ICH, hal ini tercermin pada penggunaan lantai teraso yang sangat khusus. Namun, berbeda dengan teraso pada umumnya di zaman itu yang dipasang tidak menyambung, teraso di Hotel Niagara dipasang menyambung alias terusan.

Mendengar ucapannya, saya pun mengernyitkan dahi, tak memercayainya. Saya berjongkok. Sembari mengamati, telunjuk saya menyentuh lantai teraso. Dibandingkan teraso pada beberapa bangunan kolonial yang pernah saya kunjungi, teraso Hotel Niagara memang terasa lebih halus.  Sepanjang mata saya memandang pun tak ada bekas sambungan antar teraso.

Lantai teraso di ruang tengah/makan (dokpri)
Lantai teraso di ruang tengah/makan (dokpri)

Ia pun melanjutkan bahwa  motif teraso yang digunakan di tiap ruangan di hotel berlantai lima ini pun tak sama. Saya pun ingin membuktikannya. Beranjaklah saya dari lobi hotel menuju ruang tengah dan belakang. Ternyata memang benar, motif terasonya berbeda. Motif teraso pada lobi lebih ramai ketimbang dua ruangan di belakangnya.

Begitu pula saat saya menjelajahi ruangan-ruangan lain di lantai atas. Antar ruang terasonya juga berbeda.  Mengetahuinya, saya hanya menggeleng takjub mengingat teknologi zaman dahulu tentu saja belum secanggih sekarang.

"Saat pengerjaan hotel ini, yang jelas, teraso tidak didatangkan dari pabriknya justru para pekerjanya yang didatangkan ke sini. Dalam artian, mereka membuat terasonya, ya, di sini. Saya juga memperkirakan,  beberapa material bangunan seperti  keramik dan porselen diimpor dari luar," jelas laki-laki yang berprofesi sebagai arsitek ini sambil menekankan bahwa teraso Hotel Niagara ini sangat istimewa sekali.

Bagian atap ruang tengah (dokpri)
Bagian atap ruang tengah (dokpri)

Mengenai ruang tengah Hotel Niagara yang saat ini berfungsi sebagai ruang makan. Pada langit-langit ruangan yang dilapisi kayu terdapat hiasan ornamen menyerupai naga. Sewaktu bangunan ini masih menjadi villa, ruang tengah ini dimanfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga. Alasanya,karena di ruangan ini pemandangannya menghadap langsung ke area taman yang luas. Ketika itu, halaman Villa Liem Sian Joe memang terbilang luas termasuk area separuh area ruko yang kini berdiri berderet di selatan bangunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun