"Setiap Pernikahan pasti menyimpan rahasia." (Maxim de Winter)
Banyak film Hollywood yang dibuat ulang alias remake, seperti film kolosal Benhur (1925), Psycho (1960), The Amityville Horror (1979) dan The Italian Job (1969). Jika sudah begitu maka bersiaplah untuk membandingkan film remake dengan versi lamanya. Contoh dalam hal ini adalah Benhur. Tahun 1959, film yang diangkat dari novel karangan Lew  Wallace ini dibuat ulang  oleh sutradara William Wyler. Beruntung, film ini mampu menyaingi versi aslinya dengan menyabet penghargaan Oscar sebagai film terbaik. Sementara versi terbarunya, muncul tahun 2016. Sayangnya, film ini justru gagal total dan merugi.
Rebecca. Ini adalah salah satu film karya master of suspense, Alfred Hitchcock, yang di-remake selain Psycho. Beban berat mungkin ditanggung  Ben Wheatley (sutradara) saat menggarap ulang film ini. Bagaimana tidak, Rebecca versi asli adalah salah satu masterpiece Hitchcock yang berhasil meraih Oscar untuk kategori film terbaik 1940. Entah apa yang ada di benak Ben Wheatley hingga berani memutuskan untuk me-remake film yang bisa dikatakan sudah sempurna ini.
Baca juga : Perempuan-perempuan yang Menginspirasi Karya F. Scott Fitzgerald
Film Rebecca diangkat dari novel yang terbit tahun 1938 berjudul sama karya Daphne du Maurier. Cerita film ini berpusat pada seorang perempuan tanpa nama yang menikah dengan seorang duda  tampan nan kaya raya, Maxim de Winter, seusai pertemuan mereka di Monte Carlo. Setelah menikah, perempuan ini  pun berhak menyandang gelar Mrs de Winter serta tinggal di kediaman sang suami yang  maha luas dan mewah, Manderley. Mulanya, Mrs de Winter berpikir akan mudah menjalani kehidupan barunya sebagai istri Maxim serta nyonya rumah. Namun, semuanya tak berjalan dengan baik. Ada sebuah rahasia yang disimpan Maxim serta Manderley.  Mrs de Winter pun berusaha mencari tahu. Sayangnya, hal ini tak berjalan mudah. Apalagi dengan sikap Maxim yang dingin serta kaku ditambah lagi dengan perilaku tak bersahabat Mrs Danvers, pelayan rumah.
Sikap dingin Maxim mulai mencair kala Mrs de Winter mengusulkan kepada suaminya itu untuk menghidupkan kembali suasana rumah itu dengan pesta---hal yang biasa diadakan oleh Rebecca, istri terdahulu Maxim. Meskipun awalnya kurang setuju, Maxim pun mengizinkan istrinya tersebut untuk mengadakan pesta. Dengan bantuan Mrs Danvers yang semula tampak tak bersahabat, Mrs de Winter mencoba memberikan kejutan kepada Maxim melalui penampilannya. Namun, bukan senyum semringah yang didapat Mrs de Winter dari suaminya tetapi justru kemarahan yang ia peroleh. Setelah melihat respon suaminya, Mrs de Winter pun menyadari jika sang suami memang tidak bisa melupakan Rebecca alias masih mencintai mendiang istrinya itu.
Belum lagi intimidasi yang dilakukan Mrs Danvers kepada Mrs de Winter karena masih tidak bisa menerima kehadiran perempuan itu di Manderley, membuat Mrs de Winter makin tertekan. Hampir saja Mrs de Winter terjun dari jendela karena pengaruh Mrs Danvers yang menyakinkannya jika sebenarnya ia memang tidak diinginkan oleh Maxim.  Mrs de Winter yang melihat kemunculan Maxim  secara tiba-tiba di bawah jendela langsung mengikuti lelaki itu menuju pantai. Di pantai, sebuah rahasia pun terungkap. Rahasia tentang kematian Rebecca. Benarkah Maxim de Winter memang sangat mencintai mendiang istrinya itu serta tidak bisa melupakannya? Lalu mengapa Mrs Danvers begitu membenci Mrs de Winter?
Baca juga : Sinopsis Film 'Primal Fear'
Salah satu keunggulan film ini dibanding versi lawasnya, tentu dari aspek sinematografinya. Jika Rebecca (1940) hanya berupa film hitam putih maka film yang dibintangi Lily James (sebagai Mrs de Winter) ini sangat memanjakan penontonnya dengan penuh warna. Di awal film, penonton akan disuguhi warna-warna cerah entah itu dari kostum maupun tempat yang menjadi setting film. Hal ini, menurut saya sesuai dengan kehidupan Monte Carlo yang memang terkenal sebagai tempat hiburan kaum jetset. Meskipun syuting asli bukan di Monte Carlo tetapi sutradara berhasil membawa suasana itu melalui filmnya. Sementara, warna cenderung kalem mulai dihadirkan Ben Wheatley begitu memasuki Manderley. Hal ini cocok dengan aura Manderley yang menyimpan misteri.
Saya tidak menonton secara penuh Rebecca (1940), tetapi mendapati jika tiga pemain utamanya yaitu Joan Fontaine (Mrs de Winter), Laurence Olivier (Maxim de Winter), dan Judith Anderson (Mrs Danvers) meraih nominasi untuk akting masing-masing tentu membuktikan jika ketiga bintang ini adalah nyawa dari film ini. Sedangkan Rebecca (2020), bukan Lily James (Mrs de Winter) atau Armie Hammer (Maxim de Winter)  yang menjadi bintang film ini justru  Kristin Scott Thomas-lah yang menurut saya berhasil mencuri perhatian, mengalahkan kedua bintang tersebut. Sebagai Mrs Danvers, Kristin Scott Thomas mampu mengintimidasi Mrs de Winter sejak perempuan itu masuk ke Manderley. Melalui ekspresi serta tutur katanya, pelan tetapi menyakinkan, Mrs Danvers mampu membuat  Mrs de Winter merasa menjadi istri yang sebenarnya tak diinginkan suaminya.
Baca juga : 5 Pesepakbola yang pernah Main Film
Untuk Lily James, saya senang dengang akting aktris Inggris ini yang mampu menunjukkan ekspresi sebagai istri yang tertekan oleh mendiang Rebecca terutama saat berkumpul dengan keluarga besar Maxim. Setidaknya, Lily James mampu menggambarkan bagaimana tertekannya ia dengan bayangan Rebecca yang masih ada di Manderley melalui lisan Mrs Danvers maupun barang-barang peninggalannya. Melalui jalan cerita film ini, kita akan disuguhi perubahan Mrs de Winter yang di awal cerita dikisahkan sebagai perempuan mungkin bisa dikatakan naif menjadi seorang heroine.
Sementara Armie Hammer, menurut saya, aktingnya tertutupi oleh peran yang dimainkan Kristin Scott Thomas dan Lily James. Terutama sekembalinya Maxim ke Manderley yang aktingnya cenderung datar saja. Mungkin, emosi yang ditunjukkan Armie Hammer dalam film ini baru terasa saat ia membuat pengakuan terkait Rebecca. Di sini, Armie berhasil menunjukkan sosok lelaki rapuh. Sudah itu saja.
Baca juga : Berkunjung ke Kuburan Sukun Kota Malang
Secara keseluruhan film yang termasuk genre romantic thriller mampu membuat saya penasaran dan sedikit takut (karena saya orangnya penakut). Makanya, bisa jadi ketika orang tidak tahu ini adalah remake dari film Alfred Hitchcock mungkin berpikir Rebecca, jenis film romantis. Apalagi awal cerita ini dimulai di Monte Carlo serta hubungan yang terjalin antara Maxim dan Mrs de Winter sebelum menikah. Secara umum, Rebecca versi 2020 ini enak untuk ditonton terutama bagi anda pecinta fesyen tempo dulu serta penikmat keindahan visual.
Judul film : Rebecca
Sutradara : Ben Wheatley
Penulis skenario : Jane Goldman, Joe Shrapnel dan Anna Waterhouse
Pemain : Â Lily James (Mrs de Winter), Armie Hammer (Maxim de Winter), Kristin Scott Thomas (Mrs Danvers), Sam Riley (Jack Favell), Tom Goodman-Hill (Frank Crawley)
Durasi : 121 menit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H