Tahun  2005, Halimah mulai bekerja di CV Sejahtera. Ia mengaku sempat berhenti sekali selama dua tahun sebelum kembali bekerja. Meksipun sudah 16 tahun bekerja di pabrik rokok, Halimah mengatakan 16 tahun bukanlah waktu yang lama. Menurutnya, ada pekerja lain dengan masa kerja yang lebih lama lagi yaitu  23 tahun.
"Dengan bekerja di pabrik rokok, kasarannya saya tidak mengemis-ngemis sama suami untuk beli baju atau yang lainnya. Intinya tidak merepotkan," jawab Halimah saat ditanyai tentang hal positif yang ia dapatkan sewaktu bekerja di pabrik rokok SKT. Ia juga bisa memberi uang jajan tambahan bagi kedua anaknya.
Selain gaji sesuai UMR yang ia terima cukup besar, Halimah juga merasa beruntung karena meski perusahaan rokoknya tidak berbentuk perseroan terbuka, tetapi bisa memberikan bonus hari raya setiap tahun kendati jumlahnya tak besar. Tak hanya itu saja, pihak pabrik juga memberikan cuti lahir bagi pekerjanya ditambah lagi dengan pemberian uang sebesar 700 ribu.
Pihak pabrik juga mewajibkan pekerjanya memiliki tabungan dan BPJS yang diambil dari gaji bulanan sebesar tiga puluh lima ribu per orang. Sementara untuk tabungan, diambil lima ribu rupiah dari gaji. Tabungan ini akan dikembalikan kepada pekerja seandainya yang bersangkutan mengundurkan diri mengingat di pabrik tempat Halimah bekerja tidak menerapkan PHK.
Tak hanya Halimah saja yang merasakan manfaat keberadaan usaha sigaret kretek tangan, ia memberitahu bahwa banyak warga sekitar tempat tinggalnya juga mengais rezeki di pabrik rokok tersebut. Hal ini tentu saja sangat membantu perekonomian warga tak mampu di lingkungannya.
Untuk bekerja di pabrik rokok ini sendiri diakui istri Samsul Arifin tidak memerlukan persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan. Meskipun ada penetapan batas usia di pabrik. Halimah juga memberitahu tak ada target yang diterapkan pihak pabrik kepada pekerjanya alias sesuai dengan kemampuan yang bersangkutan.
"Awal bekerja dulu, saya langsung diajari, ya. Gimana pegang rokok, cara pengepakan yang bagus karena proses mengepak itu ternyata repot," ucap perempuan yang bertugas di pengepakan ini.
Usaha rokok  yang dimiliki CV Sejahtera sendiri terbilang cukup besar. Di samping rokok jenis SKT, perusahaan ini juga memproduksi rokok menggunakan mesin. Sebagian besar produksi rokok yang dihasilkan dikirim ke luar Jawa terutama ke Sumatera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H