Meskipun desa saya masuk Kabupaten Lamongan (Jawa Timur), tetapi jarak ke Kota Tuban lebih dekat daripada Lamongan. Saya pun lebih tahu beberapa tempat di Tuban karena sering datang ke kota ini.
Banyak hal yang bisa ditemui di Tuban terutama tentang sejarah. Bagaimanapun, di masa Majapahit, Tuban termasuk kota pelabuhan besar. Yang saya tahu, di kota ini juga, pasukan tentara Mongol mendarat saat hendak menyerang Kerajaan Singasari.
Salah satu hal yang banyak dijumpai di Tuban adalah keberadaan bangunan-bangunan lawas. Makanya, berkeliling sambil melihat-lihat bangunan tua di Tuban menjadi cita-cita saya cukup lama. Saat kesempatan itu datang, tentu saja, saya tidak ingin menyia-nyiakannya.
Berhubung, hanya keluarga kecil saya yang merayakan Lebaran pada 21 April lalu, keesokan hari
 (22 April), saya mengajak suami pergi ke Tuban. Berdua saja, mumpung si bocil dibawa neneknya Salat Ied.
Jarak desa saya ke Tuban sekitar 1 jam. Kami tiba seusai Salat Ied di Masjid Agung Tuban selesai. Sebelumnya, saya sudah menandai titik-titik mana saja, kami akan berhenti.
Setelah berkeliling dengan motor, akhirnya suami saya nyerah juga. Ia tak bisa lagi menahan kantuk karena semalam ia tidur larut malam. Saya pun meninggalkannya di Masjid Agung lalu berkeliling lagi seorang diri.
Selesai, saya kembali ke masjid. Sesudah memarkir motor, saya tergoda untuk berjalan menuju sebuah gang yang dihiasi gapura putih. Letaknya berada di sebelah masjid. Di gang itulah, Makam Sunan Bonang berada.