Mohon tunggu...
dewi sartika
dewi sartika Mohon Tunggu... Wiraswasta - ig : dewisartika8485

penyuka sejarah, travelling, kuliner, film dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Jeli Baca Peluang, Raih 30 Juta per Bulan dari Bisnis Kuliner Korea

16 April 2023   10:17 Diperbarui: 16 April 2023   10:24 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Denok Budiarti di depan tempat usahanya (dokpri)

Jarum jam masih menunjukkan angka sepuluh, tetapi Denok---sapaan akrab Denok Budiarti---tampak sibuk. Tangannya sibuk mengaduk-aduk kuah yang ada dalam wajan. Selesai satu wajan, ia beralih ke wajan lain. Denok lalu bergerak menuju sebuah meja. Ia duduk kemudian mulai memasukkan potongan daging ayam dan sayur di atas nasi yang dilapisi nori. Tak butuh waktu lama, Denok menggulung dan memotong kimbab---nama makanan tersebut---menjadi beberapa potong.

Berawal dari kegemarannya menonton drama korea (drakor), ia pun memutuskan mencoba memasak makanan korea. "Pas itu penasaran aja, akhirnya memutuskan untuk nyoba makanan-makanan korea yang sering muncul di drakor di kafe-kafe korea," ucapnya. Perempuan asli Malang ini lalu mencari tahu lewat youtube lalu belajar memasak. Usaha Denok tak hanya itu saja, ia juga mengikuti kursus dari chef  dengan spesialisasi makanan korea. Hasil dari praktek memasak tersebut, ia tawarkan ke teman-temannya untuk dicicipi. Karena menurut mereka masakan Denok enak, akhirnya ia memutuskan untuk berjualan melalui Whatapps dan Instagram.

Sebelum menjalani usaha kuliner, Denok adalah seorang pekerja swasta. Sementara, berjualan makanan korea yang ia namai Hanna Korean Food. Hanna sendiri diambil dari nama panggilan Denok sewaktu kecil. Dalam menjalankan usaha yang sudah ia rintis sejak 2017 lalu, Denok dibantu sang adik. Menu yang disediakan juga masih  terbatas, hanya ada sepuluh jenis saja. Ketika memulai, ia mengaku mengeluarkan sekitar uang satu juta rupiah sebagai modal untuk membeli kebutuhan bahan-bahan sedangkan peralatan masak sudah tersedia di rumah.

Salah satu menu yang dijual (ig:hannakoreanfood)
Salah satu menu yang dijual (ig:hannakoreanfood)

Pada tahun 2019, Denok memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai tenaga administrasi di sebuah perusahaan genteng untuk fokus mengurus Hannah Korean Food. Untuk melebarkan bisnisnya, Denok pun merambah ke layanan online food. Sejak masuk ke layanan ini, banyak yang memesan makanan korea miliknya. Saat ini ada sekitar dua puluh menu yang ia sediakan. Tentu saja, sebelum ia berani menawarkan menu-menu tersebut, Denok telah melakukan uji coba terlebih dahulu. "Butuh waktu sekitar tiga bulan melakukan tester, gimana agar makanan yang saya jual nanti rasanya enak dan bisa diterima lidah konsumen,"ungkapnya.

Dalam memasarkan makanan korea buatannya ini, sebenarnya Denok mengaku lebih menyasar anak- anak muda (SMU dan kuliah) yang menggemari K-Pop. Namun, tak sedikit pula pembelinya berasal luar  kalangan tersebut. Seringkali, menjelang siang, ia bersama dua pekerja lainnya sibuk mempersiapkan pesanan melalui driver online food. Biasanya, mereka yang memesan adalah para pekerja yang hendak makan siang. Selain jam istirahat yang ramai pesanan, Denok pun menambahkan jika di akhir pekan juga menjadi salah waktu tersibuknya.

Menu Hanna Koreaan Food (ig:hannakoreanfood)
Menu Hanna Koreaan Food (ig:hannakoreanfood)

Kini, setelah beberapa tahun menekuni usaha kuliner melalui Hanna Korean Food, Denok bisa meraup omzet 20 juta rupiah per bulan. Bahkan, jika jualannya ramai, per bulan ia bisa memperoleh 30 juta rupiah. Menurut, perempuan lajang ini, keunggulan menunya terletak pada cita rasa makanan. Saat membuat makanan korea, ia mengaku tidak seratus persen sesuai dengan resep asli. Namun, sudah dimodifikasi dengan menggunakan bumbu-bumbu nusantara sehingga tidak ada yang menggunakan bahan impor.

Saat ini Denok mempunyai empat karyawan yang siap membantunya melayani pembeli dari jam 9 pagi hingga 9 malam. Jika ramai, sehari ia bisa menerima sekitar 30 orderan baik melalui pemesanan online maupun offline. Namun, ketika sepi, jumlah orderan bisa separuh ketika ramai. Denok pun menjelaskan, saat Ramadan biasanya jualannya sepi. Sehari hanya dapat 10 sampai 15 pesanan saja. Ia juga menambahkan sewaktu pandemi lalu, usahanya juga terkena imbas.

Ketika ditanya mengenai rencana ke depan, Denok berujar jika ia berencana membuka cabang Hanna Korean Food. Kendati begitu, ia masih belum berani untuk untuk bekerja sama dengan pihak lain. Walaupun sudah ada yang menawari. Tak hanya itu saja, ia memiliki impian untuk membuka booth di dekat kampus atau daerah kost-kostan di Kota Malang. Untuk meningkatkan dagangannya, anak kedua dari tiga bersaudara ini berencana untuk menambah menu lainnya. "Keinginannya sih, bisa menjual tak hanya makanan korea saja tetapi juga makanan dari negara lain. Terdekat, saya berencana menambah menu makanan Thailand seperti tom yam," pungkasnya mengakhiri pembicaraan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun