Mohon tunggu...
Dewi Yuliyanti
Dewi Yuliyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis sesegera mungkin apapun yang ada di benak

Seorang ibu dua anak dan abdi negara

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menjadi Oase, Sebuah Langkah Baru Iprahumas

25 Agustus 2021   11:46 Diperbarui: 25 Agustus 2021   11:54 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selanjutnya, fungsi jejaring diperoleh melalui pertukaran informasi antaranggota dari Kementerian/Lembaga di seluruh Indonesia. Sesuatu yang mungkin sulit jika tidak menjadi anggota forum ini. 

Pengembangan ketrampilan dan pengetahuan pun saya peroleh melalui keikutsertaan dalam workshop atau seminar, apalagi di era pandemi COVID-19 ini Iprahumas memberikan banyak sekali kelas-kelas webinar dengan menghadirkan narasumber yang cukup mumpuni di bidang komunikasi dan kehumasan. Ditambah dengan sertifikat webinar yang dapat diajukan sebagai angka kredit. 

Sungguh ibarat sebuah oase di tengah gurun. Dalam hal ini apresiasi layak diberikan pada Iprahumas yang memberikan beberapa kemudahan, peluang agar para anggotanya dapat memancing sebanyak mungkin angka kredit melalui webinar-webinar yang digelar di tengah pandemi saat ini dimana ruang gerak menjadi terbatas.

Berbicara mengenai angka kredit, rasanya ini adalah sebuah topik jamak yang tak pernah habis menjadi bahan pertanyaan, sumber kerisauan dan juga tantangan para anggota Iprahumas. Bagaimana tidak, angka kredit untuk setiap butir kegiatan Pranata Humas terbilang sangat kecil, mulai dari 0,01. 

Dapat dibayangkan bagaimana sulitnya mencapai angka tambun seperti 10 dalam satu tahun dengan angka kredit sekecil itu. Mau tak mau Pranata Humas harus menggenjot bidang lain yang memiliki angka kredit besar seperti seminar ataupun menulis walaupun persentasinya harus berimbang. Belum lagi persoalan DUPAK alias Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit yang harus rutin dilakukan, seperti nilai raport. 

Saya yakin para anggota Iprahumas pernah merasakan saat-saat pertama kali menyusun DUPAK, dengan ilmu meraba-raba seperti Si Buta Dari Goa Hantu. 

Jujur saja, pada persoalan DUPAK ini, Iprahumas sebagai sebuah organisasi profesi yang menawarkan banyak keuntungan belum secara optimal memberikan pencerahan misalnya memfasilitasi konsultasi semacam coaching clinic dengan Direktorat Komunikasi Publik yang membidangi masalah Pranata Humas. 

Jika pun ada, sifatnya masih sporadis hanya dilakukan di lokasi yang dekat dengan sumber ilmu yakni Kementerian Kominfo dan belum secara rutin diselenggarakan. Sementara kami yang berada di daerah, sangat minim informasi tersebut dan sangat berharap Iprahumas mampu menjembatani kesulitan tersebut walaupun saat ini sebagain besar Pranata Humas sudah "berhasil" menyusun DUPAK perdananya. 

Dengan adanya coaching clinic penyusunan DUPAK yang rutin, Pranata Humas dapat memperkaya ilmunya mengenai kepastian aturan baku seputar DUPAK sehingga tidak lagi menyusunnya dalam model "Trial and error" alias coba-coba dulu agar tahu salahnya dimana.  

Pergumuluan berikutnya bagi Pranata Humas tentu saja soal tunjangan fungsional. Penulis rasa semua akan setuju bahwa dari segi angka, tunjangan Pranata Humas untuk level Pranata Humas Pertama seperti saya saja terbilang kecil yakni Rp 270.000,- Memang benar rasa syukur itu harus ada, di tengah pandemi dimana banyak orang terkena pemutusan kerja alias PHK, kita masih diberikan kecukupan dari negara. 

Namun tak salah rasanya bila penghargaan bagi kinerja Pranata Humas harus tetap diperjuangkan. Pranata Humas dapat dikatakan harus siap bekerja 24 jam, menyampaikan kabar bagi publik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun