Mohon tunggu...
Dewi Yuliyanti
Dewi Yuliyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis sesegera mungkin apapun yang ada di benak

Seorang ibu dua anak dan abdi negara

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Jangan Lupa...Like, Comment, Share and Subscribe!

1 Maret 2019   15:13 Diperbarui: 20 April 2021   20:09 7776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fitur Like, Comment, Share and Subscribe biasa terdapat pada aplikasi Youtube (Sumber : alexander shatov via unsplash.com)

Hidup di era digital sebagai orang tua anak-anak milenial. Itu adalah sebuah paket yang penuh tantangan. Bukan saja karena anak-anak sekarang dibombardir dengan gadget dan permainan artificial yang lebih banyak meniadakan tatap muka dengan teman-temannya. 

Tetapi orang tua pun tak kalah sibuknya dengan gadget yang sering dianggap sebagai "penghalang" hubungan afektif antara anak dan orang tua di jaman ini. Tuduhan dan stigma negatif yang terlanjur melekat pada situasi ini sepertinya tak dapat dihindarkan tetapi juga tidak sepenuhnya benar.

Ini saya sadari sejak saya menerjunkan diri ikut serta menjadi Youtuber pemula yang kontennya khusus anak-anak. Saya tidak menyangka ternyata...terdapat ribuan channel Youtube tentang anak-anak. 

Channel atau saluran ini rata-rata dioperasikan oleh orang tuanya termasuk channel anak saya. Sangat menarik karena selama ini gadget yang sudah dicap menjadi penghalang hubungan yang mesra antara anak dan orang tua, ternyata dapat menjadi sarana yang positif. 

Orang tua seperti saya, dapat memakai Handphone untuk tidak sekedar mengabadikan momen dengan anak-anak, tetapi mengisi momen tersebut dengan banyak varian kegiatan bersama yang cukup menarik. 

Dari mulai unboxing (membuka paket/kado/mainan), mukbang (makan), challenge (tantangan) sampai nge-prank ("ngerjain" anak atau sebaliknya) atau kegiatan lainnya misalnya piknik, berlibur, olahraga, dll.

Semua momen tersebut diolah dengan kreativitas orang tua masing-masing, anak-anak pun merasa senang karena menjadi tokoh sentral yang diabadikan dan kegiatan diunggah dan dapat tersebar di Youtube sehingga teman-teman, kakek, nenek, keluarga yang jauh pun bisa menontonya.

Kreativitas dan kesabaran orang tua juga turut diuji di sini. Sebab proses produksi sebuah video blog yang dikenal sebagai vlog, biasanya memerlukan proses editing. 

Nah, mengedit adalah pekerjaan yang panjang dan harus ekstra sabar apalagi kalau orang tua ingin menampilkan vlognya menarik ditambahin efek-efek suara, gambar dan tulisan yang disediakan aplikasi. 

Ini sangat menyita waktu lho, belum lagi jika yang mengelola mama-mamanya, sambil nyambi mengasuh anak, tangannya ngedit vlog. Tapi kesibukan ini sangat menyenangkan apalagi kalau sudah diunggah dan ditonton oleh ratusan viewer. Senang rasanya, anak pun antusias untuk rekaman lagi video lainnya. 

Sambil menyelam minum air. Rupanya keasyikan baru orang tua milenial ini selain mendatangkan kesenangan tersendiri juga dapat menjadi ladang penghasilan. 

Dengan memenuhi persyaratan dasar yang diwajibkan Youtube yakni minimal 4.000 jam tayang dan 1.000 subscriber, para orang tua dapat mendaftarkan akun Youtube nya agar bisa dimonetisasi oleh Youtube. Istilahnya daftar adsense, jadi akun kita bisa dipasangi iklan oleh pihak Youtube. 

Namun ini pun proses panjang karena saat ini Youtube memperketat aturan main yang mana tidak bisa sembarangan akun dapat disahkan sebagai subscriber jika seseorang menggunakan istilah-istilah tertentu di dalam percakapan untuk mendapatkan subscribe, 

Yotube mendeteksinya sebagai spam misalnya sub4sub yaitu subscribe untuk disubscribe balik. Ternyata kode-kode sub4subs ini terbaca sebagai spam. 

Waktu tayang yang harus dilalui oleh subscriber baru pun minimal 2 menit untuk satu buah vlog agar tidak dianggap sebagai spam. Untuk memenuhi waktu tayang yang sangat besar bagi pemula itu, kadang-kadang kita harus membuat vlog setiap hari.

Tantangan-tantangan ini ternyata dapat dilalui oleh beberapa orang tua Youtuber pemula. Mereka tidak lelah untuk terus berinovasi bersama anak-anaknya. 

Mengelola hambatan misalnya mood anak yang diajak nge-vlog naik turun, agar kegiatan ini jangan sampai menjadi keterpaksaan bagi anak-anak. Lalu menemukan ide-ide baru apa yang akan dijadikan bahan vlog berikutnya. Ini juga menantang lho...

Dari pengalaman ini saya melihat ternyata hubungan orang tua dan anak di era digital ini masih dapat terjalin mesra dengan kemasan yang dibuat ramah teknologi tentu saja misalnya lewat Youtube ini. Tidak perlu berlebihan menyalahkan teknologi seperti gadget.

 Kecanduan pada anak-anak atau orang tua pada gadget terjadi karena pemakaian mereka mentok hanya untuk melihat saja tanpa dikembangkan menjadi sesuatu yang produktif. 

Oleh karena itu, para orang tua seperti saya, harus bersedia lebih rajin lagi mencari inovasi pemanfaatan gadget ini, selain untuk nge-vlog misalnya, masih banyak hal yang bisa kita lakukan dengan gadget, misalnya mencari resep masakan untuk keluarga, mencari permainan anak-anak, dll.

Pada akhirnya, saya mengundang teman-teman untuk mampir juga ke laman Youtube anak-anak saya. Ketik saja di mesin pencarian Youtube kata kunci : Ey0 Cia FunWorld ...:) jangan lupa like dan subscribe nya ya... :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun