Mohon tunggu...
Dewi Aulyai Saidah
Dewi Aulyai Saidah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemunculan Dinasti Turki Ustmani

14 Januari 2021   15:11 Diperbarui: 14 Januari 2021   15:24 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Sebelum kemunculan dinasti Turki Utsmani terdapat Dinasti-Dinasti sebelumnya yaitu Dinasti Umayyah dan dinasti Abbasiyah yang telah merebutkan suatu kedudukan dalam kerajaan Islam di masa itu. Pada abad ke-14 kelompok Turki Utsmani di Mongolia mendirikan sebuah kerajaan yang telah ditakdirkan untuk menyayangi kebesaran Imperium Byzantium dan ke khalifahan Arab. Pendiri utama Dinasti ini adalah Bayazid I pada tahun (1389-1402) dan cicit Utsman berkuasa pada tahun (1299-1326). Sepuluh tahun berikutnya sebagian besar kawasan bangsa Eropa diambil alih oleh putra Bayazid Muhammad I (1402-1421).

Pada tahun 1502-1736 Syah Ismail mendirikan Dinasti Safawiyah, di mana dinasti Safawiyah adalah dinasti pribumi yang paling cemerlang dan pernah berkuasa di kawasan Islam Persia. Pendiri dinasti ini pada saat penempatannya mengajarkan ajaran Syiah khususnya sekte Itsna 'Asyariah (kelompok dua belas) sebagai keyakinan resmi Persia. Pada tahun 1512 dinasti Usmani Sunni terjadi bentrokan dengan Salim I di Kaldera sebelah Utara danau Urmaniah dan menyerah pada tahun 1514.

Dari rangkaian kalimat diatas dapat disimpulkan bahwa kedudukan dalam sebuah tatanan kerajaan maupun dalam kepemerintahan itu penting, dalam memimpin sebuah kerajaan islam  membutuhkan seseorang yang bijak dan bisa dipercaya dalam memperjuangkan dan mempertahankan suatu kedudukan dan membuat tatanan yang baik. Demikian yang dapat dikaji dan semoga dapat menambah wawasan untuk pribadi maupun untuk khalayak umum.

PEMBAHASAN

 Dalam pertempuran itu pasukan Persia menyerah pada pasukan Janissari dari Turki yang sangat kuat. Kemudian pasukan Turki menduduki ibu kota Ismail, Tibriz, Mesopotamia, dan sebagian wilayah Armenia. Kedua pasukan bertemu pada 24 Agustus 1516 di Marja Dabik, pasukan tersebut adalah pasukan Sultan Mamluk dengan pasukan Qanshawh. Gubernur Aleppo yang dipercayai oleh kelompok Qanshawh untuk menjadi pemimpin pasukan mereka. Pada saat itu Sultan Mamluk sudah lanjut usia, Sultan Mamluk yang pada saat itu menaiki kudanya kemudian terjatuh karena menderita ayan (apopleksi) pada saat pertemuan pasukan.

Dari situ pasukan Qanshawh mengalami kemenangan pada bangsa Utsmani. dapat dilihat dari perlengkapan-perlengkapan pasukan Turki yang lebih unggul yakni pasukan perang dilengkapi oleh pasukan artileri, pasukan panah, dan senjata jarak jauh lainnya dibandingkan perlengkapan pasukan Mamluk yang meremehkan kekuatan lawan karena yakin akan kekuatan kavaleri nya yang terdiri atas orang Badui dan Negro. Dengan penuh kemenangan saling memasuki kota Aleppo Dan disambut sebagai pembebas dari sisa-sisa kekuasaan Memluk, kala itu saling memperlakukan khalifah dengan baik, ramah dan sopan. dalam benteng kota ia menemukan harta benda yang melimpah dan bernilai jutaan Dinar yang disimpan oleh Sultan dan para bangsawan Mesir.

Dari kota Suriah penaklukan Utsmani ini menyapu bagian selatan hingga Mesir. Seorang budak Qanshawh telah menjadi Sultan. jenis hal ini didukung oleh pasukan badui yang akhirnya berhasil memasuki dan menjarah kota membunuh semua Mamluk yang telah menyerah. Kesultanan mamluk dihancurkan untuk selamanya. Kairo yang menjadi pusat kekuatan Islam di Timur sejak masa Shalah al-Din tidak lagi menjadi kota kerajaan dan berubah menjadi kota provinsi. Mekah dan Madinah otomatis menjadi bagian dari ke kaisaran Usmani dan khotib-khotib di Mesir yang memimpin sholat Jumat menyerukan permohonan kepada Allah SWT untuk Salim dengan ungkapan sebagai berikut :

"Yaa Allah, Junjung tinggi Sultan putranya penguasa dua daratan dan dua lautan keduanya anak Raja-raja yang Raka pelindung dua kota suci Raja Salimsyah yang diliputi kemenangan. limpahkanlah kepadanya wahai Tuhanku Pertolongan-Mu yang Mulia perkenankan ia mendapatkan kemenangan yang Agung, wahai Tuhan Penguasa Dunia dan Akhirat. Yaa Allah, Tuhan semesta alam".

Pada tahun 1453 konstantinopel menjadi ibukota Utsmani. Beberapa waktu kemudian telah menyalahgunakan dana yang dipercayai kepadanya, al-Mutawakkil ditahan di penjara sampai diperbolehkan kembali ke Kairo oleh putra dan penerus Salim yaitu Sulayman yang baik hati. dokumen diplomatik pertama yang diketahui yaitu menggunakan istilah Khalifah untuk Sultan Utsmani dan mengakui wewenang keagamaannya atas wilayah umat Islam di luar Turki, adalah perjanjian Russo-Turki dari kuchuk kainarji yang ditanda tangani pada tahun 1774.

Dalam sejarah Islam, Khalifah-Sultan dari konstantinopel menjadi Raja yang paling kuat, yang mewarisi tidak hanya kekhalifahan Baghdad saja, tetapi juga ke kaisaran Bizantium. Dengan hancurnya kekuatan Mamluk dan berkembangnya kekuasaan bangsa Turki di Bosporus, kekuatan Islam berfokus ke arah Barat. yaitu penemuan Amerika dan Tanjung harapan telah mengalihkan perdagangan dunia ke rute-rute baru dan seluruh kawasan Mediterania Timur mulai tenggelam di balik tirai sejarah. Di sini, sejarah kekhalifahan Arab dan Dinasti-dinasti muslim yang didirikan pada abad pertengahan di atas reruntuhan kerajaan Arab telah sampai pada titik akhir, dan sejarah modern kerajaan kekhalifahan Utsmani dimulai.

Arab sebagai Provinsi Turki

Ekspansi Turki Ustmani ke Arab dan Afrika Utara. Pada dua atau tiga abad setelah didirikan di Anatolia pada tahun 1304 ke kaisaran Bizantium, yang didirikan di atas reruntuhan kerajaan Saljuk, kerajaan Turki Usmani hanyalah sebagai emirat di daerah perbatasan. Pada saat itu negara selalu diliputi suasana peperangan dan senantiasa dalam keadaan genting. Ibukota negeri ini pertama kali didirikan pada tahun 1326 adalah Brusa (Bursa). Mendekati tahun 1366 emirat telah berkembang lebih stabil dan lebih membaik dan pada saat itu emirat mendapatkan pijakan yang lebih kokoh di daratan Eropa dan berkembang menjadi sebuah kerajaan besar dengan Adrianopel (Edirna) sebagai ibu kotanya.

Penaklukan konstantinopel pada tahun 1453 yang dipimpin oleh Muhammad II, sang penakluk di tahun 1451-1481, dan mengantarkan negara ini pada satu era baru yaitu era kerajaan. Kekuasaan yang berada di Bosporus di Asia dan di Eropa. perluasan wilayah yang ia lakukan menjadikannya tidak hanya pewaris ke kaisaran Bizantium tetapi juga berkat hancurnya kekuatan Mamluk mewarisi kekalifahan Arab. Yang diwariskan adalah tanah dari timur dan barat di imbangi dengan pewarisan berbagai pemikiran dan gabungan dari berbagai peninggalan lainnya.

Puncak Kegemilangan Turki Ustmani 

Sulaiman yang terkenal oleh rakyatnya dengan sebutan mulia ' pemberi hukum' (Al-Qonuni), karena mereka sangat menghormatinya dan namanya oleh generasi berikutnya diabadikan menjadi nama himpunan perundang-undangan. Ibrahim Al halabi menyusun sebuah buku yang berjudul Multaqo Al Abhur (titik pertemuan lautan), karyanya yang sederhana ini menyangkut undang-undang hukum Utsmani hingga terjadinya reformasi pada abad ke-19. Sulaiman menyempurnakan ke pemerintahannya dalam memperbaiki ibukota nya yakni mendirikan sebuah masjid, sekolah, rumah sakit, istana, museum, jembatan, terowongan, jalur kereta dan pemandian umum.

Kebudayaan Turki memiliki beberapa keanekaragaman budaya. dari orang Persia yang telah berhubungan dengan bangsa Turki bahkan sebelum mereka imigrasi ke Asia barat lahir corak-corak yang artistik pola-pola yang indah, serta ide-ide politik, yang mengangkat keagungan aja. bangsa Bizantium kebanyakan melalui bangsa Saljuk dari Romawi yang mewariskan berbagai lembaga militer dan pemerintahan. Tetapi bangsa Arab merupakan guru bagi bangsa-bangsa Turki, sebagaimana dulu bangsa Yunani menjadi guru bagi bangsa Romawi. Dari bangsa Arab lah orang Turki mendapatkan pengetahuan mereka agama mereka disertai prinsip sosial ekonomi dan hukum sucinya dan sistem penulisan alfabet yang tetap digunakan sampai tahun 1928.

KESIMPULAN

Dari berbagai dinasti-dinasti yang berada pada masa kerajaan Arab terdahulu, memiliki keistimewaan masing-masing untuk mendapatkan kedudukan dalam kerajaan tersebut untuk memperluas keagamaan bangsa Arab pada masa itu. dari sinilah agama Islam mulai berkembang dengan jalur perdagangan, peperangan, sistem politik dan hukumnya. dan dari kepemimpinan-kepemimpinan khalifah dapat membentuk suatu kedudukan yang baik dan menciptakan kepribadian seseorang menjadi lebih kuat dan kokoh dan mendapatkan pengetahuan pengetahuan yang baik tentang agama ajaran Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun