Mohon tunggu...
Sri Wiyolanda
Sri Wiyolanda Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika SMPN 1 Lembang Jaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Semangat Mengukir Prestasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

2.2.a.9 Koneksi antar Materi - Pembelajaran Sosial Emosional

16 Maret 2022   20:56 Diperbarui: 16 Maret 2022   21:00 6453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemahaman Tentang Pembelajaran Sosial Emosional

  • Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) merupakan pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif oleh semua komunitas sekolah
  • Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) berisi keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan anak untuk dapat bertahan dalam masalah sekaligus memiliki kemampuan memecahkannya. Mengajarkan mereka menjadi orang yang baik, memberikan keseimbangan kepada individu, dan mengembangkan kompetensi personal yang dibutuhkan untuk dapat menjadi sukses.
  • Dapat diberikan dalam 3 ruang lingkup yaitu: rutin, terintegrasi dalam mata pelajaran, dan protokol.

Kaitan Antara PSE dengan Pembelajaran Berdiferensiasi

  • Dengan kemampuan mengelola emosi maka pembelajaran berdiferensiasi akan dapat dilaksanakan dengan baik.
  • Bila seorang guru memahami PSE, maka dalam pelaksanaan strategi penerapan pembelajaran berdiferensiasi guru akan dapat memilih teknik pembelajaran yang tepat.
  • Selama proses pembelajaran sering terjadi permasalahan dalam interaksi sosial murid, maka dengan teknik PSE dapat membantu guru untuk memudahkan solusi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

Lima Kompetensi Sosial Emosional

  1. Kompetensi kesadaran diri (self awareness)
  2. Kompetensi manajemen diri (self management)
  3. Kompetensi kesadaran sosial (sosial awareness)
  4. Kompetensi kemampuan berelasi resiliensi (relationship skill)
  5. Kompetensi pembuatan keputusan yang bertanggung jawab (resposible decision making)

Kaitan PSE dengan Modul Sebelumnya

Kaitan PSE dengan Filosofi Ki Hajar dewantara

Pada 4 filosofi KHD dinyatakan bahwa pendidik sebagai penuntun tumbuh kembang anak, pendidikan sebagai kodrat alam dan zaman, pendidikan budi pekerti, dan pendidikan yang berpusat pada murid. Disini dapat dilihat jelas bahwa PSE menjadi salah satu sarana yang paling tepat untuk membuat sebuah jembatan yang saling menguatkan antara keempat unsur yang ada dalam filosofi KHD tersebut

Kaitan PSE dengan Filosofi Ki Hajar dewantara

PSE menumbuhkan nilai dan peran pada guru dan murid dalam pengelolaan emosi, sehingga pembelajaran yang berpihak pada murid akan dapat diwujudkan dengan baik dan seimbang.

Kaitan PSE dengan Visi Guru Penggerak

Dengan penerapan teknik PSE, guru dapat membentuk karakter murid yang beriman, merdeka berekspresi, bahagia, kreatif, mandiri, dan menjad pembelajar sejati, sehingga terwujud profil pelajar pancasila.

Kaitan PSE dengan Disiplin Positif

Melalui PSE guru dan murid dapat mengenali dan memahami emosi masing-masing yang sedang dirasakan, sehingga mampu mengontrol diri dan dapat menerapkan disiplin positif secara baik sesuai kesadaran diri (self awareness)

Penerapan PSE dalam Pembelajaran di Kelas

Dalam menerapkan PSE saat pembelajaran di kelas ada beberapa teknik yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Identifikasi perasaan
  • Identifikasi emosi
  • Melukis dengan jari
  • Bermain peran (role play)
  • Membuat jurnal diri
  • Menulis ucapan terima kasih, dan lain-lain

Teknik ini dapat dipadukan ke dalam sebuah RPP yang berdiferensiasi sehingga diharapkan guru mampu menerapkan pembelajaran yang berdiferensiasi di kelas sesuai dengan gaya belajar murid, yaitu: visual, auditori, dan kinestetik, guna mewujudkan merdeka belajar.

Mindfulness

Kesadaran penuh (mindfulness) menurut Kabat - Zinn (dalam Hawkins, 2017, hal. 15) dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan (The awareness that arises when we pay attention, on purpose, in the present moment, with curiosity and kindness). Ada beberapa kata kunci, yaitu: kesadaran (awareness), perhatian yang disengaja (on purpose), saat ini (present moment), rasa ingin tahu (curiosity) dan kebaikan hati (compassion). Artinya ada keterkaitan antara unsur pikiran (perhatian), kemauan (yang bertujuan), dan rasa (rasa ingin tahu dan kebaikan) pada kegiatan (fisik) yang sedang dilakukan. 

Kesadaran penuh (mindfulness) muncul saat seorang sadar sepenuhnya pada apa yang sedang dikerjakan dengan pikiran terbuka, atau dalam situasi yang menghendaki perhatian yang penuh. Misalnya, seorang anak yang terlihat asyik bermain peran dengan menggunakan boneka tanpa terganggu oleh suara sekitarnya, murid yang sedang memainkan musik, menulis jurnal,  menikmati alur cerita dalam bacaan, menikmati segelas teh hangat, atau menikmati pemandangan matahari terbenam, atau guru yang sedang mendengarkan murid dengan penuh perhatian.  Intinya adalah adanya perhatian yang dilakukan secara sadar dengan dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan.

Latihan berkesadaran penuh (mindfulness) menjadi sangat relevan dan penting bagi siapapun untuk dapat menjalankan peran dan tanggung jawabnya dengan bahagia dan optimal. Ini termasuk bagi pendidik, murid bahkan juga untuk orangtua. Latihan tersebut sebenarnya sudah banyak diterapkan dalam pendidikan kita sejak lama. Misalnya, mengajak murid untuk hening dan berdoa sebelum memulai pelajaran, mendengarkan cerita, menghayati keindahan alam, berolah-seni maupun berolahraga, dan lain sebagainya.

Semoga bermanfaat. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun