Mohon tunggu...
Dewi Wulandari Octaviani
Dewi Wulandari Octaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Akuntansi - Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55523110053 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

K14_Quiz to 14 Desember_Pemeriksaan Pajak_Arete PLaton : Sintesis Aposteriori untuk Audit Pajak Usaha Pertambangan

15 Desember 2024   14:32 Diperbarui: 15 Desember 2024   14:32 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arete Platon : Sintesis Aposteriori untuk  Audit Pajak Usaha Pertambangan

(Studi Kasus Tambang Golongan A : Minyak Bumi)

Latar Belakang

Arete, istilah Yunani yang sering diterjemahkan sebagai keunggulan atau kebajikan, memainkan peran sentral dalam karya-karya filosofis Plato. Hal ini menandakan potensi tertinggi dari seseorang atau sesuatu, pemenuhan tujuan atau fungsinya. Sintesis aposteriori adalah proses memperoleh pengetahuan melalui pengalaman atau observasi. Berbeda dengan pengetahuan apriori yang didapat secara rasional tanpa pengalaman, pengetahuan aposteriori terbentuk setelah kita berinteraksi dengan dunia nyata.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan merupakan landasan hukum yang mengatur segala hal terkait aktivitas pertambangan di Indonesia. Undang-undang ini menjadi acuan bagi pemerintah, pengusaha, dan masyarakat dalam menjalankan kegiatan pertambangan. emua bahan galian yang ada di wilayah Indonesia dianggap sebagai kekayaan nasional yang dikuasai oleh negara. Pertambangan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mempercepat pembangunan nasional. Berdasarkan PP Nomor 27 Tahun 1980 tentang Penggolongan Bahan-bahan galian yang dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :

  • Golongan A bahan galian yang strategis adalah : minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam, bitumen padat, aspal, antrasit, batubara, batubara muda, uranium, radium, thorium dan bahan-bahan galian radioaktip lainnya, nikel, kobalt, timah.
  • Golongan B bahan galian yang vital adalah : besi, mangaan, molibden,khrom, wolfram, vanadium, titan, bauksit, tembaga, timbal, seng, emas, platina, perak, air raksa, intan, arsin, antimon, bismuth, yttrium, rhutenium, cerium dan 1ogam-logam langka lainnya, berillium, korundum, zirkon, kristal kwarsa, kriolit, fluorspar, barit, yodium, brom, khlor, belerang.
  • Golongan C bahan galian yang tidak termasuk golongan a atau b adalah : nitrat-nitrat, pospat-pospat, garam batu (halite), asbes, talk, mika, grafit, magnesit, yarosit, leusit, tawas (alum), oker, batu permata, batu setengah permata, pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonite, batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth), marmer, batu tulis, batu kapur, dolomite, kalsit, granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan a maupun golongan b dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.

Sumber : Dokrpi Prof. Apollo
Sumber : Dokrpi Prof. Apollo

Berdasarkan PMK No. 61/PMK.03/2021 terdapat kewajiban perpajakan dalam industri pertambangan seperti :

  • Penyelidikan Umum

Tujuan: Menentukan potensi sumber daya mineral di suatu daerah.

Kewajiban Pajak: Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 atau 26 atas jasa geologis yang digunakan.

  • Eksplorasi

Tujuan: Mendapatkan informasi lebih detail mengenai lokasi, kualitas, dan kuantitas sumber daya mineral.

Kewajiban Pajak: Sama seperti tahap penyelidikan umum, yaitu PPN dan PPh Pasal 23 atau 26 atas jasa yang digunakan.

  • Studi Kelayakan

Tujuan: Menganalisis kelayakan ekonomis dan teknis proyek pertambangan.

Kewajiban Pajak: PPN dan PPh Pasal 23 atas jasa konsultasi yang digunakan.

  • Konstruksi

Tujuan: Membangun infrastruktur penunjang kegiatan pertambangan.

Kewajiban Pajak: PPN dan PPh Pasal 4 ayat (2) atas jasa konstruksi.

  • Pertambangan/Eksploitasi

Tujuan: Mengambil dan mengolah mineral dari dalam bumi.

Kewajiban Pajak:

PPN dan PPh Pasal 23 atau 26 atas jasa yang digunakan pihak ketiga. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas upah karyawan.

  • Reklamasi

Tujuan: Mengembalikan kondisi lingkungan yang terganggu akibat kegiatan pertambangan.

Kewajiban Pajak: PPN dan PPh Pasal 23 atau 26 atas jasa reklamasi yang digunakan. 

Apa saja elemen-elemen Arete Platon : Sintesis Aposteriori yang relevan untuk diterapkan dalam proses audit pajak, seperti keadilan, kebenaran, dan keberanian?

Konsep Arete Platon, yang mengacu pada keutamaan atau keunggulan manusia, dapat diadaptasi dalam konteks audit pajak. Sintesis aposteriori, yaitu proses memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, sangat relevan dalam praktik audit pajak. Berikut adalah beberapa elemen Arete Platon yang relevan dan penerapannya dalam audit pajak :

  • Keadilan (Dikaiosyne)

Auditor harus menjalankan tugasnya secara objektif, tanpa memihak pihak manapun. Perlakuan yang sama harus diberikan kepada semua wajib pajak, tanpa memandang status sosial atau ekonomi. Proses audit harus dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, memberikan kesempatan bagi wajib pajak untuk memberikan klarifikasi. Hasil audit harus mencerminkan kewajiban pajak yang sebenarnya, tidak lebih dan tidak kurang.

  • Kebenaran (Aletheia)

Auditor harus memastikan data yang digunakan dalam audit adalah data yang akurat dan dapat diandalkan. Laporan hasil audit harus mencerminkan kondisi sebenarnya dari kewajiban pajak wajib pajak. Proses audit harus transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

  • Keberanian (Andreia)

Auditor harus tegas dalam menjalankan tugasnya, meskipun menghadapi tekanan dari pihak-pihak tertentu. Auditor harus berani mengambil keputusan yang tepat, meskipun keputusan tersebut tidak populer. Auditor harus jujur dalam melaporkan hasil audit, meskipun hasilnya tidak sesuai dengan harapan wajib pajak atau pihak lain.

Mengapa Pendekatan Arete Platon : Sintesis Aposteriori Digunakan untuk  Audit Pajak Usaha Pertambangan ?

Pendekatan Arete Platon: Sintesis Aposteriori dalam audit pajak usaha pertambangan didasarkan pada beberapa alasan, yaitu :

  • Kompleksitas Industri Pertambangan

Industri pertambangan memiliki beragam jenis operasi, dari eksplorasi hingga pasca tambang, masing-masing dengan karakteristik dan kompleksitas yang unik. Pendekatan sintesis aposteriori memungkinkan auditor untuk menyesuaikan pendekatan audit berdasarkan karakteristik spesifik setiap perusahaan tambang. Penggunaan teknologi dalam pertambangan terus berkembang. Pendekatan ini memungkinkan auditor untuk terus memperbarui pengetahuan dan keterampilannya seiring dengan perkembangan teknologi.

  • Lingkungan Regulasi yang Dinamis

Peraturan perpajakan terkait industri pertambangan seringkali berubah. Pendekatan sintesis aposteriori memungkinkan auditor untuk dengan cepat menyesuaikan diri dengan perubahan peraturan tersebut. Terdapat berbagai interpretasi terhadap peraturan perpajakan, terutama dalam kasus-kasus yang kompleks. Pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari audit sebelumnya dapat membantu auditor dalam mengambil keputusan yang tepat.

  • Risiko Pajak yang Tinggi

Industri pertambangan memiliki risiko pajak yang tinggi, seperti sengketa pajak, penyesuaian pajak, dan denda. Pendekatan sintesis aposteriori dapat membantu mengidentifikasi potensi risiko lebih dini dan mengambil tindakan mitigasi yang tepat. Kegiatan pertambangan memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Pendekatan ini dapat membantu auditor untuk mengevaluasi kepatuhan perusahaan terhadap peraturan lingkungan dan memastikan bahwa perusahaan telah mengalokasikan biaya yang cukup untuk reklamasi dan rehabilitasi lingkungan.

Degan menerapkan pendekatan Arete Platon: Sintesis Aposteriori yang sangat relevan untuk audit pajak usaha pertambangan karena kompleksitas industri, dinamika regulasi, dan risiko yang tinggi. Auditor dapat menjalankan tugasnya dengan lebih efektif dan efisien, serta berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan.

Bagaimana Penerapan Arete Platon : Sintesis Aposteriori untuk Audit Pajak Usaha Pertambangan (Studi Kasus Tambang Golongan A : Minyak Bumi) ?

Sumber : Dokpri
Sumber : Dokpri

Studi Kasus PT PERTAMINA (Tambang Golongan A : Minyak Bumi)

Sumber : Dokrpi
Sumber : Dokrpi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun