Proses Auditing Sektor Usaha Perkebunan Sawit Pada PT Gua Selomangleng dengan Interprestasi hermeneutis W Dilthey
Pertanyaan 1
Penyelesaian
Solusi Matematika (Rumus Cochran)
n = ukuran sampel
Z = nilai z-score (berdasarkan tingkat kepercayaan, misalnya 95% = 1,96)
p = proporsi populasi yang diharapkan memiliki karakteristik tertentu (jika tidak diketahui, asumsikan 0,5 untuk mendapatkan ukuran sampel terbesar)
q = 1 - p
E = margin of error yang dapat ditolerir
Contoh Penerapan:
Misalkan kita ingin melakukan audit pada PT Gua Selomangleng dengan tingkat kepercayaan 95% dan margin of error 5%. Jika kita tidak mengetahui proporsi populasi transaksi yang bermasalah, kita asumsikan p = 0,5
Maka:
Z = 1,96
p = 0,5
q = 0,5
E = 0,05
Jadi, ukuran sampel yang dibutuhkan adalah sekitar 385 transaksi
Interpretasi Hermeneutik Dilthey dalam Konteks Audit
Kaitan dengan Standar Audit SA 320:
Verstehen: Auditor harus memiliki pemahaman mendalam tentang bisnis klien, termasuk risiko bisnis, proses bisnis, dan sistem pengendalian internal. Ini mirip dengan konsep Verstehen, di mana auditor berusaha memahami makna di balik angka-angka dalam laporan keuangan.
Konteks: Standar audit menekankan pentingnya mempertimbangkan konteks bisnis klien dalam merencanakan dan melaksanakan audit. Ini sejalan dengan konsep Dilthey tentang pentingnya memahami konteks dalam interpretasi.
Lingkaran Hermeneutik: Proses audit adalah sebuah proses iteratif. Auditor memulai dengan pemahaman awal tentang klien, kemudian mengumpulkan bukti, dan kemudian merevisi pemahamannya. Ini mencerminkan lingkaran hermeneutik.
Pertanyaan 2
Penyelesaian
Log 3 (27) = 3.
Log 4 (16) = 2.
Log 3 (27) + Log 4 (16) = 3 + 2 = 5
Hasil 5 merupakan tidak material karena kurang signifikan terhadap data audit keseluruhan
Interpretasi Hermeneutik Dilthey dalam Konteks Audit
Meskipun persamaan matematika yang diberikan tidak relevan, kita tetap dapat membahas interpretasi hermeneutik Dilthey dalam konteks audit secara umum. Wilhelm Dilthey menekankan pentingnya Verstehen atau pemahaman mendalam terhadap makna yang terkandung dalam suatu teks atau fenomena. Dalam konteks audit, ini berarti auditor harus berusaha memahami:
Standar audit seperti SA 320 dan SA 330 sebenarnya sudah mengadopsi pendekatan hermeneutik. Auditor dituntut untuk:
Memahami tujuan umum audit: Tujuan audit adalah memberikan pendapat atas laporan keuangan, dan untuk mencapai tujuan ini, auditor harus memahami konteks bisnis klien.
Merencanakan audit: Dalam merencanakan audit, auditor harus mempertimbangkan risiko-risiko yang dihadapi oleh klien dan merancang prosedur audit yang sesuai.
Mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit: Auditor harus mengumpulkan bukti audit yang cukup dan tepat untuk mendukung pendapat auditnya.
Pertanyaan 3
Penyelesaian
Substitusikan x = 2 ke dalam fungsi:
f(2) = 4(2) - 10(2)
f(2) = 32 - 20
f(2) = 12
Jadi, nilai f(2) adalah 12.
Interpretasi Hermeneutik Dilthey dalam Konteks Audit
Wilhelm Dilthey menekankan pentingnya memahami makna di balik fenomena, termasuk dalam konteks angka dan data. Angka 12 Â dari perhitungan di atas bisa diinterpretasikan sebagai suatu metrik atau indikator dalam bisnis klien. Misalnya, bisa jadi angka 12 mewakili tingkat profitabilitas tertentu, volume penjualan, atau rasio keuangan lainnya. Nilai 12 ini kemudian dapat dihubungkan dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh klien. Jika nilai 12 ini berada di luar rentang yang normal atau diharapkan, maka ini bisa menjadi indikasi adanya risiko kesalahan penyajian material.
Standar Audit SA 450 membahas tentang evaluasi kesalahan penyajian yang diidentifikasi selama audit. Hasil perhitungan kita (nilai 12) bisa menjadi salah satu temuan audit yang perlu dievaluasi lebih lanjut. Auditor harus mempertimbangkan apakah nilai 12 ini mengindikasikan adanya kesalahan penyajian material dan apa dampaknya terhadap laporan keuangan.
Pertanyaan 4
Penyelesaian
Persamaan kubik x - 4x - 6 = 0 tidak memiliki penyelesaian sederhana dalam bentuk akar.
Interpretasi Hermeneutik Dilthey dalam Konteks Audit
Wilhelm Dilthey menekankan pentingnya memahami makna di balik fenomena, termasuk dalam konteks angka dan data. Dalam konteks audit, interpretasi hermeneutik membantu auditor untuk:
Memahami Konteks Bisnis: Akar-akar persamaan dalam konteks audit bisa dianalogikan sebagai berbagai faktor atau kondisi yang mempengaruhi kinerja perusahaan.
Menghubungkan dengan Risiko: Jumlah kubik akar-akar bisa diinterpretasikan sebagai dampak kumulatif dari berbagai faktor tersebut terhadap risiko kesalahan penyajian.
Mengambil Keputusan Audit: Hasil perhitungan dapat membantu auditor dalam mengidentifikasi area-area yang berisiko tinggi dan merancang prosedur audit yang lebih efektif.
Kaitan dengan Standar Audit SA 450 dan SA 501:
SA 450: Standar ini membahas evaluasi kesalahan penyajian yang diidentifikasi selama audit. Hasil perhitungan kita bisa menjadi salah satu indikator potensi kesalahan penyajian.
SA 501: Standar ini membahas bukti audit yang spesifik, terutama terkait persediaan, litigasi, dan klaim. Hasil perhitungan kita bisa digunakan untuk memperkuat atau melemahkan bukti audit yang terkait dengan area-area tersebut.
Pertanyaan 5
Penyelesaian
Wilhelm Dilthey menekankan pentingnya memahami makna di balik fenomena, termasuk dalam konteks angka dan data. Dalam konteks audit, interpretasi hermeneutik membantu auditor untuk:
Memahami Konteks Bisnis: Nilai 26 yang kita dapatkan bisa diinterpretasikan sebagai suatu metrik atau indikator dalam bisnis klien. Misalnya, bisa jadi angka 26 mewakili jumlah transaksi tertentu, nilai aset, atau rasio keuangan lainnya.
Menghubungkan dengan Pertimbangan Spesifik: Dalam konteks Standar Audit SA 501, pertimbangan spesifik mengacu pada penilaian auditor terhadap risiko dan materialitas terkait aspek tertentu dari audit, seperti persediaan, litigasi, dan klaim. Nilai 26 bisa menjadi salah satu input dalam penilaian risiko tersebut.
Mengambil Keputusan Audit: Auditor dapat menggunakan informasi ini untuk menentukan prosedur audit yang lebih lanjut. Misalnya, jika nilai 26 menunjukkan adanya risiko yang signifikan, auditor mungkin perlu melakukan pengujian yang lebih mendalam pada area tersebut.
Kaitan dengan Standar Audit SA 501:
Standar Audit SA 501 membahas pertimbangan spesifik yang harus dilakukan auditor dalam memperoleh bukti audit. Hasil perhitungan kita (nilai 26) bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor dalam memilih prosedur audit yang tepat. Misalnya, jika nilai 26 menunjukkan adanya fluktuasi yang signifikan dalam suatu akun, auditor mungkin perlu melakukan konfirmasi eksternal untuk memverifikasi saldo akun tersebut.
Pertanyaan 6
Penyelesaian
Wilhelm Dilthey menekankan pentingnya memahami makna di balik fenomena, termasuk dalam konteks angka dan data. Dalam konteks audit, interpretasi hermeneutik membantu auditor untuk:
Memahami Konteks Bisnis: Sistem persamaan ini bisa diinterpretasikan sebagai model sederhana dari proses pengambilan keputusan auditor dalam merencanakan prosedur konfirmasi eksternal.
Menghubungkan dengan Standar Audit: Standar Audit SA 505 memberikan kerangka kerja umum untuk konfirmasi eksternal. Sistem persamaan ini dapat membantu auditor untuk memvisualisasikan bagaimana berbagai faktor (x, y, z) dapat mempengaruhi keputusan tentang jumlah dan jenis konfirmasi yang dilakukan.
Mengambil Keputusan Audit: Auditor dapat menggunakan hasil analisis ini untuk membuat keputusan yang lebih informatif tentang prosedur audit yang akan dilakukan.
Pertanyaan 7
Penyelesaian
Interpretasi Hermeneutik Dilthey dalam Konteks Audit
Wilhelm Dilthey menekankan pentingnya memahami makna di balik fenomena, termasuk dalam konteks angka dan data. Dalam konteks audit, interpretasi hermeneutik membantu auditor untuk:
Memahami Konteks Bisnis: Nilai-nilai pecahan ini bisa diinterpretasikan sebagai indikator kinerja keuangan perusahaan. Nilai yang lebih kecil mungkin mengindikasikan kondisi keuangan yang kurang baik atau risiko yang lebih tinggi.
Menghubungkan dengan Standar Audit: Standar Audit SA 540 membahas tentang estimasi akuntansi. Nilai-nilai ini bisa digunakan untuk mengevaluasi keandalan estimasi yang dibuat oleh manajemen.
Mengambil Keputusan Audit: Auditor dapat menggunakan informasi ini untuk menentukan prosedur audit yang lebih lanjut. Misalnya, jika nilai rasio tertentu sangat rendah, auditor mungkin perlu melakukan pengujian yang lebih mendalam pada area tersebut.
Kaitan dengan Standar Audit SA 540:
Standar Audit SA 540 membahas tanggung jawab auditor atas estimasi akuntansi. Nilai terkecil yang kita temukan bisa mengindikasikan area di mana estimasi manajemen mungkin kurang akurat atau terlalu optimistis. Auditor perlu melakukan prosedur audit tambahan untuk mengevaluasi keandalan estimasi tersebut.
Pertanyaan 8
Penyelesaian
Soal ini menyajikan empat deret tak hingga yang terkait dengan Standar Audit SA 570 (Kelangsungan Usaha). Penentuan deret-deret ini konvergen atau divergen, dan kemudian mengaitkannya dengan konsep kelangsungan usaha dalam audit.
Interpretasi Hermeneutik Dilthey dalam Konteks Audit
Wilhelm Dilthey menekankan pentingnya memahami makna di balik fenomena, termasuk dalam konteks angka dan data. Dalam konteks audit, interpretasi hermeneutik membantu auditor untuk:
Memahami Konteks Bisnis: Deret-deret ini mungkin mewakili tren keuangan, pertumbuhan, atau risiko yang dihadapi oleh perusahaan.
Menghubungkan dengan Standar Audit: Standar Audit SA 570 membahas tentang kelangsungan usaha. Konvergensi atau divergensi dari deret-deret ini dapat memberikan indikasi tentang keberlanjutan bisnis perusahaan.
Mengambil Keputusan Audit: Auditor dapat menggunakan informasi ini untuk menilai risiko going concern dan merancang prosedur audit yang lebih tepat.
Kaitan dengan Standar Audit SA 570:
Deret konvergen: Jika deret konvergen, ini mungkin mengindikasikan bahwa kinerja keuangan perusahaan stabil atau membaik, mendukung kesimpulan bahwa perusahaan dapat melanjutkan usahanya dalam jangka panjang.
Deret divergen: Jika deret divergen, ini mungkin mengindikasikan adanya tren negatif yang dapat mengancam kelangsungan usaha perusahaan.
Pertanyaan 9
Berdasarkan analisis matematis yang telah dilakukan sebelumnya, maka opini audit dari KAP Meruya Hilir yaitu Wajar dengan pengecualian karena hasil analisis matematis kebanyakan deret divergent dengan tren negative dan kondisi  industri memburuk, masalah internal signifikan.
Informasi Tambahan yang Dibutuhkan
Untuk memberikan jawaban yang lebih spesifik, diperlukan informasi tambahan seperti:
Persamaan matematis lengkap: Persamaan-persamaan yang digunakan untuk menganalisis data keuangan.
Data keuangan lengkap: Laporan keuangan perusahaan, termasuk neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
Informasi kualitatif: Informasi tentang industri, persaingan, dan kondisi ekonomi.
Hasil wawancara dengan manajemen: Informasi tentang pandangan manajemen mengenai prospek perusahaan.
Setelah melakukan analisis menyeluruh, Â hasil analisis dengan standar audit yang relevan:
SA 700: Standar ini memberikan pedoman umum tentang bagaimana auditor merumuskan opini audit. Opini yang diberikan akan bergantung pada bukti audit yang diperoleh dan kesimpulan yang diambil oleh auditor.
SA 701: Standar ini mengatur tentang hal-hal penting yang harus dikomunikasikan dalam laporan audit. Jika ada masalah signifikan yang ditemukan selama audit, auditor harus mengkomunikasikannya dalam laporan audit.
SA 705: Standar ini mengatur tentang modifikasi opini audit. Jika ada ketidakpastian material yang signifikan atau jika laporan keuangan tidak disajikan secara wajar, auditor mungkin perlu memodifikasi opini audit.
SA 706: Standar ini mengatur tentang penggunaan paragraf penekanan dalam laporan audit. Paragraf penekanan dapat digunakan untuk menyoroti hal-hal penting yang tidak mempengaruhi opini audit secara keseluruhan, tetapi perlu diketahui oleh pengguna laporan keuangan.
Refrerensi
Kuis K13: Kasus Sub-CPMK 4. Proses Auditing Sektor Usaha Perkebunan Sawit Pada PT Gua Selomangleng. Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG.
Modul K13__Sub-CPMK 4. Pemeriksaan Sektor Usaha Perkebunan Sawit (CPMK 4). Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG.
Palmer, R. E. (2022). Hermeneutika: Teori Interpretasi dalam Pemikiran Schleiermacher,Dilthey, Heidegger, dan Gadamer. IRCiSoD.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI