Mohon tunggu...
Dewi Wulandari Octaviani
Dewi Wulandari Octaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Akuntansi - Universitas Mercu Buana

Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55523110053 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

K05_Quiz to 12 Oktober_Pemeriksaan Pajak_Semiotika Umberto Eco untuk Memahami Audit Pajak

12 Oktober 2024   16:41 Diperbarui: 12 Oktober 2024   16:52 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Komunikasi Audit, Metode Semiotika, dok. Prof Apollo (hal.8)

Semiotika Umberto Eco berfokus pada tanda, makna, dan interpretasi, menawarkan kerangka kerja yang sangat relevan untuk memahami kompleksitas audit pajak untuk menganalisis bagaimana tanda-tanda (verbal dan non-verbal) yang dipertukarkan dalam proses audit pajak dapat diinterpretasikan dan memicu respons tertentu.

Tanda sebagai Dasar Komunikasi

Dalam audit pajak, setiap kata, angka, dokumen, ekspresi wajah, hingga gestur tubuh merupakan tanda yang mengandung makna. Auditor dan wajib pajak saling mengirimkan dan menginterpretasikan tanda-tanda ini untuk memahami situasi, menyampaikan informasi, dan mencapai kesepakatan.

Kode dan Konteks

Tanda-tanda tidak berdiri sendiri, melainkan terikat dalam sistem kode yang lebih luas. Dalam konteks audit pajak, kode-kode ini mencakup kode bahasa (terminologi akuntansi, hukum pajak), kode non-verbal (gesture, intonasi suara), dan kode budaya organisasi (nilai, norma, prosedur). Makna tanda dapat berubah tergantung pada konteks di mana tanda tersebut muncul.

Interpretasi

Proses interpretasi tanda bersifat aktif dan konstruktif. Auditor dan wajib pajak masing-masing membawa latar belakang, pengalaman, dan ekspektasi yang berbeda, sehingga interpretasi terhadap tanda yang sama dapat menghasilkan makna yang berbeda. Ketidaksepahaman seringkali muncul karena perbedaan dalam menginterpretasikan tanda-tanda yang sama.

Dusta dan Kebohongan

Eco menekankan pentingnya memahami dusta dalam komunikasi. Dalam audit pajak, dusta dapat berupa penyembunyian informasi, manipulasi data, atau bahkan penyampaian informasi yang menyesatkan. Auditor harus mampu mendeteksi dusta ini melalui analisis tanda-tanda yang ada.

Komunikasi Efektif dalam Audit Pajak

  • Pentingnya kesamaan kode Auditor dan wajib pajak perlu menggunakan bahasa yang sama dan memahami kode-kode yang berlaku dalam konteks audit. Penggunaan istilah teknis yang terlalu banyak dapat menghambat komunikasi.
  • Peran non verbal seperti ekspresi wajah, gestur tubuh, dan intonasi suara dapat memberikan informasi yang berharga tentang sikap dan perasaan seseorang. Auditor perlu memperhatikan aspek non-verbal ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap.
  • Membangun kepercayaan adalah kunci dalam komunikasi audit. Auditor perlu menunjukkan sikap profesional, jujur, dan obyektif untuk membangun kepercayaan wajib pajak.
  • Auditor harus mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan oleh wajib pajak, baik secara verbal maupun non-verbal.
  • Memberikan umpan balik yang konstruktif yang jelas dan spesifik dapat membantu wajib pajak memahami posisi auditor dan memperbaiki kesalahan yang ada.

Penerapan Praktif

Auditor perlu mengikuti pelatihan komunikasi yang menekankan pada keterampilan mendengarkan aktif, memberikan umpan balik, dan membangun hubungan interpersonal. Membuat rekaman melalui catatan dan analisis diskusi audit untuk mengidentifikasi tanda-tanda yang dapat menimbulkan kesalahpahaman. Menggunakan terminologi yang jelas dan konsisten dalam semua dokumen audit. Membangun budaya terbuka dengan menciptakan lingkungan kerja yang mendorong komunikasi terbuka dan jujur antara auditor dan wajib pajak. Berikut beberapa langkah-langkah dalam mengimplementasikan semiotika Umberto Eco untuk memahami audit pajak, yaitu :

  • Mengidentifikasikan tanda untuk menemukan semua tanda yang relevan dalam konteks audit pajak, mulai dari kata-kata dalam aturan hingga tindakan non-verbal selama pemeriksaan.
  • Menganalisis makna dengan penjelasan dari setiap tanda dalam konteks yang berbeda. Pertimbangkan bagaimana makna ini dapat berubah tergantung pada siapa yang menginterpretasikannya dan dalam konteks apa.
  • Mengidentifikasi konteks dengan memperhatikan budaya, sosial, dan organisasi yang mempengaruhi interpretasi tanda.
  • Menganalisis interakis dengan mengamati bagaimana tanda-tanda digunakan dalam interaksi antara petugas pajak dan wajib pajak. Perhatikan bahasa verbal dan non-verbal, serta dinamika kekuasaan.

Refrerensi

Modul CPMK Kuliah V : Audit Perpajakan. Komunikasi Audit, Metode Semiotika, oleh Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG.

De Saussure, Ferdinand. 1996. Cours de Linguistique Genrale.

Eco, U. (1987). Semiotik. Entwurf einer Theorie der Zeichen, 2.

SE-06/PJ/2016 Tentang Kebijakan Pemeriksaan.

SE-28/PJ/2017 Tentag Pedoman Penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun