Mohon tunggu...
Dewi Mayasari
Dewi Mayasari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Manajemen di Universitas Sebelas Maret Surakarta

Seorang yang menggemari menulis dan menuangkan idenya menjadi sebuah karya tulis yang dapat dibaca oleh semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan Gawai Sejak Dini, Mengganggu Perkembangan Sosial Emosional Anak?

31 Desember 2023   08:25 Diperbarui: 31 Desember 2023   08:30 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak - anak.  Shutterstock/Dmitriy Shironosov 

Di era globaisasi ini, perkembangan pesat terjadi hampir di semua lini kehidupan, termasuk  perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang membuat aktifitas manusia semakin instan dan dipermudah. Salah satu wujud dari perkembangan IPTEK adalah terciptanya alat canggih dalam genggaman yang kerap disebut gawai atau ponsel pintar. Gawai dalam sekejap menjadi alat komunikasi yang sangat populer dan dapat dikatakan menjadi kebutuhan 'primer' masyarakat. Hal ini wajar saja karena kemampuannya dalam memberikan kepraktisan berkomunikasi, mudahnya mendapatkan informasi, sebagai media hiburan, dan alat serba bisa yang keguanannya luar biasa. Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Novitasari dan Khotimah (2016) yang menyatakan bahwa di era globalisasi ini hampir semua kalangan memiliki gawai. Namun, lebih disayangkan saat ini anak -- anak berusai 0 sampai 6 tahun sudah akrab dengan gawai dikehidupannya, dimana hal ini tidak seharusnya terjadi.

Dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan, para orang tua yang merupakan partisipan dalam penelitian menyatakan bahwasannya pengguanaan gawai  yang mereka peruntukan untuk anaknya hanyalah sebagai medai bermain (Rideout, 2016 dalam Sujianti, 2018). Adapun beberapa alasan mengapa anak -- anak diperkenankan menggunakan gawai, sejumlah 70% orang tua mengungkapkan bahwa mereka memberikan izin  anak-anaknya yang berusia 6 bulan hingga 4 tahun menggunakan gawai saat mereka menyelesaikan pekerjaan rumah dan sebanyak 65% orang tua juga menggunakan cara serupa dengan tujuan mecegah anak rewel saat di tempat umum (Fajrina, 2015).

Padahal anak usia 0 -- 6 tahun sedang menjalani fase perkembangan yang pesat diberbagai aspek. Salah satunya yaitu perkembangan sosial emosional. Perkembangan sosial emosional ini sangatlah penting bagi anak, karena perkembangan ini akan membantu anak dalam bersosialisasi dengan lingkungan di sekitarnya. Tanpa penguasaan emosi yang baik, akan menjadi sandungan bagi anak beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Perkembangan ini dapat terganggu, salah satunya karena pengenalan dan pembebasan penggunaan gawai pada anak sejak dini.

ANAK USIA DINI

Pasal 1 ayat 14 UU SISDIKNAS Tahun 2003 menyatakan, anak usia dini sebagai anak yang berusia 0 bulan (sejak lahir) hingga usia enam tahun. Pada rentang usia ini, tingkat keingintahuan dan ketertarikan anak - anak pada berbagai hal akan mengalami peningkatan. Dengan adanya ketertarikan ini, memicu anak -- anak untuk bertanya dan mencari tahu lebih lanjut mengenai berbagai hal yang membuatnya penasaran. Kegiatan ekplorasi ini, membuat anak -- anak mencoba hal baru dan mendapatkan banyak keterampilan baru.

PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL

Pengertian perkembangan sosial emosional menurut Nurjannah (2017), yaitu proses belajar pada diri anak tentang berinteraksi dengan orang disekitarnya yang sesuai dengan aturan sosial dan anak lebih mampu dalam mengandalikan perasaannya yang sesuai dengan  kemampuannya dalam mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaannya yang diperoleh secara bertahap dan melalui proses penguatan dan modeling. Perkembangan sosial dan emosional sangatlah penting bagi anak. Melalui perkembangan ini, anak akan belajar untuk mengelola emosi dalam dirinya dan meningkatkan kemampuannya untuk berinteraksi dengan dunia luar atau lingkungan baru serta menemukan jati dirinya. Apabila perkembangan ini terganggu, maka akan berdampak pada anak kedepannya. Ia bisa mengalami kesulitan beradaptasi dan berbaur dengan lingkungan sosialnya. Salah satu yang dapat mengganggu perkembangan ini adalah penggunaan gawai sejak dini.

DAMPAK PENGGUNAAN GAWAI TERHADAP PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINI

Kepraktisan yang ditawarkan oleh gawai serta berbagai fitur yang memanjakan penggunanya, membuat efek kecanduan jika tidak dibatasi dalam pemakaiannya. Efek adiktif ini dapat memberikan dampak negatif salah satunya dalam  perkembangan sosial dan emosional pada anak.

Ketergantungan pada Layar

Salah satu dampak utama yang dirasakan dalam penggunaan gawai adalah ketergantungan pada layar. Hal ini dapat terjadi apabila gawai digunakan dengan frekuensi waktu yang sering yang lama kelamaan akan timbul ketergantungan dan kecanduan akan benda mati berbagai fungsi ini. Anak -- anak yang terlalu terpapar layar peralatan elektronik termasuk gawai, cenderung akan menghabiskan waktunya hanya untuk bermian dengan gawai jika tidak dilakukan pemantauan secara serius. Hal ini dapat terjadi karena anak -- anak di rentan usai 0 -- 6 tahun masih mencari tahu mengenai banyak hal yang membuatnya penasaran. Apabila hal ini dibiarkan, kecanduan akan gawai pada anak akan sulit untuk dihindari. Akibat dari interaksinya yang berlebih dengan layar dalam konteks ini layar gawai, menyebabkan interaksinya dengan sekitar akan berkurang. Dengan demikian, perkembangan sosialnya juga akan terganggu dan dapat membuatnya kesulitan beradaptasi kedepannya. Padahal interaksi sosial pada anak usia dini sangat dibutuhkan untuk membangun keterampilan emosi dan komunikasinya sehingga empati dalam dirinya juga dapat berkembang.

Kurangnya Keterampilan dalam Berkomunikasi Secara Langsung

Dampak dari penggunaan gawai sejak dini pada anak juga berkaitan dengan kemampuannya untuk berkomunikasi secara langsung (tatap muka). Hal ini diakibatkan dari banyaknya waktu yang ia gunakan untuk bermain dengan gawainya dari pada teman sebayanya atau keluarganya. Semakin sedikitnya waktu yang ia gunakan untuk berkomunikasi dengan orang -- orang disekitarnya secara tatap muka, kemampuan yang ia dapatkan dari pengalaman berkomunikasi dengan orang lain dalam membaca mimik, ekspresi, dan bahasa tubuh lawan bicaranya akan sangat kurang dibanding dengan anak seusianya yang memiliki pengalaman komunikasi secara tatap muka lebih banyak. Keterampilan komunikasi ini penting untuk membangun hubungan sosial yang kuat dengan sesama dan memahami konteks komunikasi secara menyeluruh. Dengan kemampuan ini juga, kedepannya anak diharapkan mampu mengembangkan sikap empati dan kepedulian terhadap orang disekitarnya dan memiliki hubungan yang baik serta adaptasi dengan lingkungan yang akan ia hadapi menjadi lebih mudah.

Isolasi Sosial

Dampak langsung dari penggunaan gawai berlebih adalah isolasi sosial. Anak -- anak yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk menatap gawai mereka dibanding berinteraksi dengan teman sebaya atau orang disekitrnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam membangun hubungan sosial dan memeliharanya. Isolasi sosial ini tentu merugikan bagi anak -- anak, karena akan menyebabkan perkembangan sosialnya terganggu dan berakibat berkurangnya kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan membetuk indentitas sosial mereka. Kesulitan membangun hubungan dengan orang lain akan sangat merugikan kedepannya bagi anak. Pembangungan hubungan yang sulit, mungkin akan membuatnya kesulitan di tempat kerja kedepannya maupun di jenjang sekolah.

DAMPAK PENGGUANAAN GAWAI SEJAK DINI PADA PERKEMBANGAN EMOSIONAL ANAK

 Gangguan Tidur 

Anak -- anak yang terbiasa dengan gawai, mungkin akan menggunakannya juga saat sebelum tidur. Dapat dialami karena efek kecanduan yang ia rasakan dari penggunaan gawai dengan frekuensi yang sering dan kurangnya pengawasan orang tua. Efeknya, kesejahteraan sosial mereka akan terganggu karena mengalami gangguan tidur seperti waktu tidur yang tidak sesuai dengan posri umurnya. Kurangnya waktu tidur dapat menyebabkan perubahan suasan hati, kesulitan dalam berkonsentrasi, bahkan lebih parahnya berdampak pada kesehatan mental mereka.

Paparan Konten yang Tidak Sesuai

Gawai dapat menjadi pintu gerbang bagi anak -- anak terpapar pada konten yang tidak sesuai dengan usianya. Rasa keingintahuan yang tinggi pada anak, mengakibatkan hal ini sangat mungkin terjadi. Apalagi gawai yang sangat mudah digunakan dalam mengakses segala informasi. Anak -- anak pada usia ini juga merupakan peniru ulung yang bisa saja meniru hal yang tidak pantas untuk dilakukan hanya karena ia melihatnya melaui gawai. Paparan konten yang tidak sesuai dapat berpengaruh pada meningkatnya risiko kecemasan, depresi, dan masalah kesejahteraan mental lainnya.

PENGELOLAAN PENGGUANAAN GAWAI SEJAK DINI

Orang tua memainkan peran kunci terhadap penggunaan gawai oleh anak -- anak. Dengan melakukan pengawasan yang ketat dan pemantauan mengenai konten yang dilihat anak serta adanya batas waktu penggunaan gawai oleh anak, dapat mengurangi dampak negatif dari gawai. Pengawasan juga dapat memastikan anak tetap terlibat aktif dalam aktivitas sosial di dunia nyata. Selain melakukan pengawasan, pemberian edukasi oleh orang tua pada anak terkait dampak penggunaan gawai yang tidak terkontrol juga dibutuhkan agar anak mengerti mana yang baik dan tidak baik dilakukan dengan gawai ini.

Selain mengawasan penggunaan gawai, memastikan anak -- anak terlibat kegiatan dan aktivitas sosial juga harus dilakukan oleh para orang tua. Hal ini erat kaitanya dengan perkembangan sosial emosional pada anak. Aktivitas yang dapat dilakukan banyak macamnya, seperti bermain di luar, keikutsertaan dalam kegiatan kelompok, dan berinteraksi dengan teman sebaya. Dengan pengenalan aktivitas sosial pada anak dan melibatkan mereka dengan interaksi di dunia nyata dapat membantu mengurangi ketergantunggan akan gawai. Dampak positif lainnya, yaitu penignkatan perkembangan sosial anak yang akan membantunya beradaptasi dengan dunia luar serta lingkungan baru kedepannya.

 

KESIMPULAN

Kemajuan teknologi membuat anak -- anak juga ikut penasaran akan hal ini. Salah satunya yaitu maraknya penggunaan gawai oleh anak usia dini. Penggunaan gawai sejak dini memang memberikan dampak yang signifikan untuk perkembangan sosial emosional anak. Meskipun penggunaan gawai dapat memberikan manfaat, namun pengawasan yang kurang dapat mengakibatkan mala petaka untuk anak kedepannya. Penggunaan gawai yang tidak tepat dapat memengaruhi kemampuan anak untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan dunia luar. Oleh karena itu, keseimbangan antara dunia nyata dan virtual perlu diperhatikan agar perkembangan pada anak tidak terganggu. Dengan melakukan pengawasan dan edukasi dunia digital, anak -- anak dapat terhindar dari dampak negatif penggunaan gawai yang berlebih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun