Ria terlihat  'cair' dengan ande-ande, peserta arisan . Maklum kekerabatan di Minangkabau sangatlah erat. Hal tersebut terjadi karena dalam satu kampung , satu sama lain kebanyakan  masih terhitung keluarga, baik keluarga sekandung, keluarga dekat maupun keluarga jauh.
Agaknya bagi Ria, meski kini memiliki level pergaulan yang berbeda serta bertetangga artis dan sejumlah orang-orang penting di perumahan elit itu, kehangatannya tidaklah sebanding dengan kehangatan persaudaraan yang dirasakan bersama para ande-ande Kotolaweh.Â
Pada kesempatan yang sama Ria bersama sang suami menghadirkan seorang ustadz untuk sekaligus memimpin doa sebagai wujud rasa syukur karena menempati rumah baru.Â
Dalam tausiahnya, ustadz menyampaikan pesan bahwa fungsi sebuah rumah adalah tempat berkumpul anggota keluarga. Hendaknya  tiap keluarga dapat menciptakan suasana  rumah yang nyaman sebagai tempat kembalinya anggota keluarga setelah seharian beraktivitas di luar rumah.Â
"Baiti jannati, rumahku surgaku, begitulah sejatinya sebuah rumah yang memiliki ruh islami," tutur ustadz, bijak.Â
Suasana pertemuan arisan tahun kedua yang baru berjalan selepas Idul Fitri kemarin, berlangsung  begitu hangat  dan penuh gelak tawa ceria para ande-ande yang sejenak  menikmati 'healing' guna menjauhkan  diri dari rutinitas mengurus rumah tangga.Â
Selepas azan Ashar, satu per satu  para ande ini berpamitan sambil tak lupa mengucapkan terima kasih kepada sang pemilik rumah.Â
sang pemilik rumah (foto dok)
Di tengah perjalanan  akan melintasi pintu gerbang Green Andara Residences, tiba-tiba Deni yang merupakan teman bareng saya saat mau menuju ke kediaman Ria memecahkan suasana. Â
"Sanak, mumpung ka siko , lah awak singgah sabanta ka rumah Sultan Andara (Teman, mumpung lagi disini, kita mampir dulu ke rumah Raffi Ahmad-red , bahasa Minang)," kata Deni, pura-pura serius.
Tentu saja celotehan ibu 4 anak ini , seketika memancing derai tawa saya dan 2 orang kawan yang tengah berjalan bersama.Â