Mohon tunggu...
Dewi Syafrie
Dewi Syafrie Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan yang baik akan mendatangkan kebaikan kepada penulisnya. Bismillah!

Menulis adalah sebuah kesenangan, sekaligus melatih raga dan mengolah rasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nikmatnya Lontong Sayur "Nostalgic" Ibu Maradi

15 Januari 2023   21:54 Diperbarui: 16 Januari 2023   10:10 1293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ande-ande Kotolaweh yang mengikuti arisan di kediaman Uni Emi  (dokpri)

Makanan mempersatukan tiap individu, begitu kata orang bijak.  Bagaimana makanan mempersatukannya? Salah satunya dengan menikmati makanan favorite bersama.

Inilah yang terjadi saat saya  menghadiri arisan bulanan ande-ande Kotolaweh (mande, dalam bahasa Minang, artinya: Ibu. Sedangkan  Kotolaweh merupakan sebuah desa di kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok,  Sumatera Barat). Arisan ini  digelar tiap 3 bulan sekali.

Pada Minggu, 15 Januari 2023, di rumah salah satu peserta arisan, sebanyak 30 orang disuguhi menu special, berupa lontong dengan sayur gulai tauco kacang buncis, tak lupa taburan kerupuk udangnya (lazimnya masyarakat Minang memakai kerupuk merah-red).

Bicara lontong atau ketupat sayur Padang, tentulah  orang se-Indonesia telah mengakui  kelezatannya. Namun  kali ini beda, lebih spesial, setidaknya  bagi kami kaum perantauan yang berasal dari Kotolaweh. 

Dikatakan  spesial, karena lontong sayur ini seolah membawa semua orang kembali kemasa kecil saat di kampung halaman dulu.  Saya, meski  bisa  dihitung jari pulang kampung, ikut larut  dalam  kenangan dengan lontong sayur  yang dibuat oleh Uni Emi, sang empunya rumah.

Apa bedanya lontong sayur Uni Emi dan uni-uni  di grup arisan kami? Karena lontong sayur Uni Emi seketika mengingatkan  kami pada sang penjual lontong sayur semasa kecil dulu, yang tak lain adalah ibunda dari Uni Emi sendiri.

Ibu Maradi, kami memanggilnya. Seperti nama laki-laki dalam pendengaran telinga saya. Saya sendiri karena tidak lahir dan besar disana, sehingga  tidak tahu nama sebenarnya dari  wanita paruh baya berkaca mata dan  kerap mengenakan takuluak (penutup kepala khas perempuan Minang-red).

Hari ini, Uni Emi sengaja menyajikan menu lontong sayur  seperti buatan  sang bunda. Kekhasannya ada pada  lontong yang dibuat dengan cara yang unik.  Dimana mengubah beras menjadi bubur, lalu ditambahkan sedikit air kapur sirih untuk memberi sensasi rasa seperti telur rebus.  

Menikmati lontong sayur buatan Uni Emi , putri Ibu Maradi (dokpri)
Menikmati lontong sayur buatan Uni Emi , putri Ibu Maradi (dokpri)
Setelah  beras hancur menjadi bubur, dituang pada wadah baskom untuk mempercepat proses pendinginan.  Setelah dingin  dengan sendirinya bubur akan membeku. Pada tahapan ini,  lontong  bisa  dipotong  menyerupai kotak kecil. Untuk penyajiannya, cukup ditata   di piring, kemudian dinikmati dengan  aneka  gulai berisikan irisan nangka, buncis, kacang panjang dll.

Kenikmatan lontong sayur Ibu Maradi kala itu memang  sangat tersohor. Saya sendiri  pada kesempatan diajak orang tua untuk pulang kampung saat  lebaran, tidak pernah melewatkannya.  Beberapa kali  selalu request pada nenek untuk dibelikan  lontong sayur Ibu Maradi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun