Mohon tunggu...
Dewi Syafrie
Dewi Syafrie Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan yang baik akan mendatangkan kebaikan kepada penulisnya. Bismillah!

Menulis adalah sebuah kesenangan, sekaligus melatih raga dan mengolah rasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sikap Rendah Hati Membawa pada Keberdayaan Diri

14 April 2022   13:53 Diperbarui: 14 April 2022   14:15 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muhammad Supriadi, Personal Power Specialist/dokpri

Sikap rendah hati sangat berkaitan dengan kesabaran dan jauh dari kesombongan. Seseorang yang rendah hati akan senantiasa sadar keterbatasan kemampuan diri. Dalam dunia bisnis sikap rendah hati ini sangatlah diperlukan. Karena ketika terjadi sesuatu yang mungkin dapat membunuh bisnisnya, dia akan merespon secara positif sikap setiap kejadian.

Kehidupan orang yang rendah hati pun akan selalu tenang tanpa kegelisahan. Rendah hati adalah sikap yang harus dimiliki oleh semua orang. Terlebih, manusia adalah makhluk sosial yang tak bisa hidup sendiri.

Muhammad Supriadi, seorang Personal Power Specialist dari Asosiasi Tempa Trainers Guild (TTG)  mengatakan  rendah hati lekat dengan perilaku orang baik. Untuk menjadi orang baik sejatinya membutuhkan keberanian.

Penulis buku berjudul Two Win  Heart ini kemudian memberi contoh sosok seorang pedagang nasi megono  yang kerap ditemuinya saat melakukan olahraga pagi di sekitar tempat tinggalnya.

Pakde Yono, begitu Supriadi menyapa,  bukanlah seorang pedagang  kebanyakan yang kerap ditemuinya di sepanjang jalan yang dilaluinya saat jogging pagi.

"Saya  kenal Pakde Yono karena tempat mangkal gerobaknya kerap saya lalui. Saya suka sarapan nasi megono disana.  Nah, tak jauh dari pangkalan pakde, tiba-tiba ada yang jualan dengan produk yang sama.  Saya bertanya, 'Pakdhe apa nggak marah, ada pesaing?

Dia jawab, biar saja Pak. Orang itu kan juga  punya anak punya istri. Biarkan nanti orang yang menilai. Kalau mereka suka taste masakan yang saya jual, pasti mereka akan bertahan disini. Saya terharu mendengarnya. Ternyata dia juga nggak mengeluh ke sekuriti yang menjaga daerah itu," kisah Supriadi saat menjadi pembicara Webinar gerakan #akuberdaya bertajuk Dare To Good, Pribadi Berkelas Memperlakukan Diri Sendiri dan Orang Lain dengan Penuh Penghargaan, baru-baru ini.

Gerakan#akuberdaya merupakan sebuah  gerakan  yang bertujuan melejitkan keberdayaan 1 juta kaum perempuan. Digagas oleh desainer Nina Septiana, founder brand Nina Nugroho, sebuah  busana kerja untuk para professional muslimah.

Pada tanggal 24 September 2021 lalu kampanye  gerakan #akuberdaya digaungkan ditandai dengan pencanangan oleh Menteri KPPA,  Bintang Puspayoga di Langham Hotel, Jakarta Selatan.

Supriadi menambahkan berjalannya waktu, dagangan pakde Yono malah semakin ramai. Lebih ramai dari yang sebelumnya

"Semakin hari saya melihat, jualan pakde yono semakin ramai. Semua kejadian yang kita alami adalah sesuai dengan impact yang kita ciptakan sendiri.  Pakde Yono mengajarkan kita, bagaimana kita merespon setiap kejadian secara positif sehingga mengempower dia.
Sikap baik pakde ini membawa dia pada kerendahan hati. Kemudian menjadi orang yang bijaksana," papar  Supriadi.

Jika diibaratkan, tangan kanan memegang teko berisi air mineral, sebelah kiri  gelas. Orang yang rendah hati  meletakkan hatinya lebih rendah dari teko. Pada saat air mineral dituangkan, akan masuk  kedalam gelas.

Tetapi orang yang tinggi hati, dia letakkan gelasnya lebih tinggi dari air mineralnya. Maka apa yang terjadi , air itu tidak akan pernah masuk ke dalam gelas itu. Dan dia tidak mendapatkan apa-apa kecuali kesombongan

"Kita meniru cara pakde Yono merespon kejadian yang mungkin bisa membunuh bisnisnya. Dia memilih respon  yang memberdayakan dirinya," tutur Supriadi, lagi.

Terkait memberdayakan diri, Supriadi memberi pertanyaan kepada audiens yang mengikuti webinarnya pagi hari itu.

"Bayangkan diri Anda dalam 5 tahun yang akan datang? Kalau ditanyakan hal ini, imajinasi apa yang muncul dalam benak Anda?" ujar Supriadi, serius.

Namun hanya beberapa  orang saja yang memberi jawaban kepada Supriadi.
Menurut Supriadi, orang yang tidak mendesain apa-apa pada kehidupannya di masa depan, dapat dikatakan sebagai orang yang jahat terhadap diri sendiri.

"Anda biarkan hidup anda  seperti daun kering yang kemudian dibawa air. Tersangkut kesana kemari. Melihat orang sukses kepengen, melihat orang punya sesuatu kepengen.

Sebetulnya anda ini menjalani hidup anda atau jangan-jangan anda sedang menjalani hidup orang lain.  Saya sebelum pensiun mengimajinasikan kepengen punya ruko, perusahaan, kontrakan. Mimpi itu saya imajinasikan dengan sangat liar," paparnya.

Supriadi memberi rumus sederhana agar kita dapat menyusun rencana masa depan dengan sebuah kata-kata SMART, yaitu  meliputi;

Spesifik
Menciptakan mimpi yang spesifik, seperti memiliki rumah 2 lantai, dengan 5 kamar berkamar mandi didalam, bercat putih. Mimpi spesifik seperti ini mudah diterjemahkan oleh otak, ketimbang sekedar mimpi menulis buku dan bermanfaat untuk orang lain. Mimpi seperti ini sangat abstrak dan umum, sehingga tidak bisa diterjemahkan oleh otak.

Measurable, terukur
Menjadi orang kaya , apa ukurannya? Mimpi menjadi orang kaya ini tidak bisa dieksekusi di level tindakan. Beda hal, ketika anda mengatakan saya ingin punya ruko 12.
Setiap bulan, jatuh tempo, maka saya menerima gaji dari hasil ruko sebanyak 12 pintu. Clear ya, bisa diukur 12 nya.  

Attainable, sangat mungkin/ dapat dicapai. So, jangan menetapkan mimpi yang tidak pernah bisa kita raih. Harus relavan dengan misi hidup anda. Kalau tidak relavan akan terjadi pertempuran di dalam diri anda sendiri.

Bayangkan jika anda orang tua memaksakan mimpi anda pada anak. Maka menjadi irrelevan untuk sang anak.

Pernah dengar  kisah seseorang yang sudah berada di puncak sukses, tapi kemudian dia keluar dari kariernya. Kemudian dia menjadi penyanyi, musikus. Karena selama ini dia menjalani mimpi orang lain.

Reward, penghargaan
Time bound, berbatas waktu . anda harus tetapkan batas waktunya berapa lama.

Saya dulu mengimajinasikan punya ruko 12 pintu. Ruko pertama saya ada 3 ruko. Nanti yang menyewa adalah perusahaan-perusahaan besar. Kejadian nggak? Kejadian. Imajinasi saya menggerakkan diri saya.

"Setelah itu tuliskan mimpi anda. Tapi dalam setiap pelatihan-pelatihan, tidak banyak yang berani menuliskan mimpinya. Hidup ini milik anda, bukan milik orang lain. Tapi anda tidak mengerti bagaimana hidup anda 5, 10 tahun akan datang.

Padahal untuk menjadi baik butuh keberanian, imajinasikan ke dalam benak anda. Apa yang akan terjadi berikutnya? anda  akan mendapatkan kekuatan di dalam diri anda," pungkas Supriadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun