Ia mengaku melakukan kegiatannya selama ini tidak hanya berdasarkan apa yang dia mau dan suka, namun juga bertanggungjawab terhadap keilmuannya.
Kunci  Membuka Sejarah di Masa Lalu
Untuk lebih mendekatkan para generasi saat ini, Sinta juga mewujudkan sebuah museum digital. Museum digital ini memudahkan  masyarakat mengakses catatan-catatan kuno di mana dan kapan saja, tanpa harus mengunjungi museum-museum secara langsung.
"Selama  ini orang-orang jarang mempelajari atau membaca naskah kuna itu karena kesulitan dalam mengakses catatan-catatan masa lalu yang tersebar di seluruh penjuru nusantara. Melalui museum digital ini harapan saya orang dapat lebih mudah belajar aksara  karena mempelajarinya seperti mengenal kunci untuk masuk ke gerbang masa lalu," urai Sinta.
Desainer Nina Nugroho selaku  host pada IG Live mingguan itu  berkesempatan menyinggung perihal wanita-wanita  yang memiliki keberdayaan di masa lalu.
Cukup menakjubkan,  dari manuskrip-manuskrip yang diteliti Sinta  dapat mempelajari kehidupan  banyak  wanita berdaya di masa lalu. Jelas, hal ini sangat menakjubkan dirinya.
"Dari sekian banyak cerita mengenai wanita berdaya di masa lalu, salah satu yang sangat menarik adalah kisah Gayatri. Gayatri ini adalah guru strategi perang sang Mahapatih  Gajah Mada. Gayatri sosok perempuan yang punya peran luar biasa di masa Majapahit. Itu luar biasa dan menarik banget ya," papar Sinta, lagi.
Ke depan, Sinta ingin memperbaharui kamus-kamus bahasa yang sudah dibuat oleh peneliti pendahulunya.
Dalam angannya ke depan, kamus-kamus ini akan menjadi kamus berjalan dan dibalut dalam nuansa kekinian.
Sinta menilai, kesadaran  untuk mengulik identitas diri sendiri pada masyarakat memang masih kecil. Padahal itu sesuatu yang sangat penting untuk dipelajari, karena orang luar saja tertarik mengenal peninggalan di masa lalu.
Dia berharap  dengan kamus-kamus dalam kemasan kekinian ini menjadi daya tarik tersendiri. Sehingga akan semakin banyak generasi muda yang mampu membaca aksara kuna.