"Ketika karena situasi yang tidak memungkinkan ibu memberi ASI, maka stok ASI perahan ini bisa digunakan. Jadi bayi akan tetap mendapatkan ASI ekslusifnya," tambah Febi.
Membuat stok ASI bisa dilakukan dengan cara memerah ASI pada awal-awal ibu menyusui. Pada kurun awal masa menyusui, biasanya ASI hingga payudara pun bengkak.
"Untuk mengurangi bengkak, sebaiknya diperah saja, tetapi ASI-nya jangan dibuang. Simpan dalam kulkas untuk berjaga-jaga," urainya, lagi.
Memerah ASI dapat dilakukan secara manual maupun dengan bantuan alat memerah. Namun Febi merekomendasikan cara manual lebih baik karena ibu bisa sambil memijit payudara untuk merangsang otot-otot di sekitar putting payudara.
"Memerah ASI secara manual atau tanpa alat, juga dapat membuat ibu tetap percaya diri saat terjadi masalah menyusui dan bayi menerima ASI eksklusif sesuai haknya," katanya.
Tiga hal yang harus diingat oleh seorang ibu yang hendak memerah ASI adalah cara memerahnya, cara menyimpannya dan cara memberikannya kepada bayi.
Dalam kesempatan yang sama, Nina Nugroho berbagi pengalaman seputar  memerah ASI. Dikatakan Nina  pemberian ASI perah ternyata tidak lantas membuat bayi menjadi lupa dengan putting payudara ibunya.
Terbukti pada saat dia melakukan perjalanan ke Eropa selama 2 minggu, bayinya yang saat itu berusia 4 bulan ditinggalkan dengan stok ASI perah.
" Alhamdulillah bayi saya tetap mendapatkan ASI ekslusif karena saya punya stok ASI banyak di freezer. Dan ketika saya pulang, bayi tetap mau melanjutkan menyusu langsung dari ibunya," jelas Nina.
Karena itu Nina mengajak agar ibu-ibu, dalam kondisi apapun tetap memberikan hak ASI eklusifnya pada anaknya.
"Memerah ASI menjadi solusi terbaik. Gunakan metode manual karena manfaatnya sangat banyak," pungkas Nina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H