Mohon tunggu...
Dewi Syafrie
Dewi Syafrie Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan yang baik akan mendatangkan kebaikan kepada penulisnya. Bismillah!

Menulis adalah sebuah kesenangan, sekaligus melatih raga dan mengolah rasa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Para Ibu Menyusui Wajib Perah ASI, Ini Alasannya!

14 Desember 2021   09:44 Diperbarui: 14 Desember 2021   11:02 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fase menyusui bagi seorang ibu merupakan anugerah yang luar biasa dan tidak semua perempuan dapat mengalaminya. Sehingga menjelang   moment itu tiba, seorang ibu perlu melakukan berbagai  persiapan agar proses  pemberian ASI selama 2 tahun pada sang buah hati  dapat berjalan sukses.

Febi Sukma, seorang  konselor laktasi sekaligus dosen kebidanan mengatakan mempersiapkan diri untuk menyusui bagi seorang perlu dilakukan. Terlebih pada perempuan yang baru pertama kali menyusui.

"Tentunya semuanya menjadi sesuatu yang baru bagi  ibu dan bayi . Kenapa begitu? Kalau dari sisi bayinya, selama 9 bulan berada di dalam kandungan, dia sudah terbiasa mendapatkan makanan dari plasenta. Tapi setelah lahir ke dunia dia perlu effort yang tinggi untuk mengisap putting susu ibu agar mendapatkan asupan makanan. Sementara si ibunya begitu nggak kalah berjuang, harus beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan baru. Harus punya keahlian dalam menyusui supaya kebutuhan bayinya terpenuhi," ungkap Febi pada acara sharing session bertajuk 'Mother Empowerment: Cara Mengatasi Masalah Menyusui dengan Perah ASI Manual', baru-baru ini.

Kegiatan sharing session ini merupakan rangkaian kampanye #akuberdaya yang digagas oleh Desainer Nina Nugroho dengan tujuan melejitkan keberdayaan 1 juta perempuan Indonesia dalam setahun ke depan. Untuk mewujudkannya, Nina Nugroho  berkolaborasi dengan assosiasi trainer Tempa Trainer Guild (TTG) .

Febi menambahkan, agar pemberian ASI ekslusif  berjalan sukses, para ibu perlu menguatkan tekadnya. Karena dalam perjalanannya akan banyak ditemui persoalan-persoalan yang mengendorkan semangat menyusui.
Masalah menyusui  merupakan tantangan  pertama menjadi orang tua. Data dari sebuah penelitian menyebutkan 80%  para ibu menghadapi masalah  menyusui.

Beberapa masalah yang sering mengemuka diantaranya: 54%  mengalami ASI tidak keluar, 37 % mengalami putting lecet, 29 % nyeri payudara dan 24 % mengalami payudara penuh.

"Biasanya kalau ada masalah di awal, maka penyapihan dini akan terjadi. Otomatis pemberian ASI selama 2 tahun juga gagal dilakukan. Yang paling parah terjadi depresi post partum," papar Febi.
Apabila terjadi masalah saat menyusui yang berakibat bayi tidak mau menghisap secara langsung, solusinya adalah melakukan pemerahan ASI.

"Selama ini memerah air susu ibu (ASI) seringkali dihubungkan dengan ibu yang bekerja di luar rumah. Bagi mereka yang murni menjadi ibu rumah tangga, jarang sekali memerah ASI. Mereka menganggap bisa memberikan ASI kepada sang buah hati kapan pun mau sampai anak mencapai usia disapih. Tapi sesungguhnya memerah ASI ini penting bagi semua ibu," ujar Febi.

Memerah dan memiliki stok ASI disebut Febi,  sangat  penting sebab tidak selamanya ibu dalam kondisi 'baik-baik' saja selama masa menyusui. Adakalanya ibu sakit, meriang, putting payudara luka, harus pergi ke luar rumah sebentar dan lainnya.
Dalam situasi seperti itu, tentu tidak mungkin membiarkan bayi tidak mendapatkan ASI ekslusif dan menggantinya dengan susu formula.

Febi Sukma memberitahu step by step cara memerah ASi secara manual. Salah satu payudara harus dimassage terlebih dahulu (foto: dok.pri)
Febi Sukma memberitahu step by step cara memerah ASi secara manual. Salah satu payudara harus dimassage terlebih dahulu (foto: dok.pri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun