Â
JAKARTA- Pandemi Covid-19 telah merontokkan sebagian besar tatanan perekonomian dunia, termasuk di Indonesia. Namun  seiring dengan pengendalian virus melalui vaksinasi, kabar baiknya tahun 2022 mendatang akan menjadi   pintu gerbang the golden age (masa keemasan) kebangkitan ekonomi.
Pernyataan positif ini dikemukakan Yuswohadi, Founder Indonesia Brand Forum  pada acara webinar UMKM Berdaya: 'Peluang dan Strategi Kebangkitan UMKM 2022' yang digelar oleh Gerakan #akuberdaya bekerjasama dengan Evapora, event digital organizer, baru-baru ini.
Menurut Siwo -begitu Yuswohadi akrab disapa- masa keemasan ini terjadi karena  bisnis di tahun 2022  memasuki masa  reinvention.
"Reinvention adalah bisnis diketemukan kembali  setelah  sebelumnya  mengalami berbagai disrupsi, antara lain: disrupsi digital, disrupsi milenial  dan pandemic distruption.  Bagaimana bisnis-bisnis berjatuhan di masa pandemic," papar Siwo.
Dijelaskan Siwo, disrupsi atau disruption adalah sebuah inovasi yang akan menggantikan seluruh sistem lama dengan cara-cara baru. Disrupsi berpotensi mengantikan pemain-pemain lama dengan yang baru.  Sebagai contoh: tren  konsumsi  minuman soft drink, dulu minum soda gembira  dinilai keren. Tapi saat ini milenial justru menghindari soda.
"Brand-brand lama kini mulai facing-off tergantikan oleh cool+agile brands yang umumnya adalah brand digital. Bagi para brand-builder pesannya jelas be a digital brand or you will die," lanjut Siwo.
Cool+agile brands adalah istilah untuk generasi baru brand Indonesia yang mayoritas usianya kurang dari 10 tahun berdiri dan mampu melakukan blitzscaling cepat sekali.
Siwo membeberkan sejumlah merek  yang menjadi gambaran masa depan diantaranya Ruangguru, SiCepat, Kitabisa, Kopi Kenangan, Javara, Sociolla, eFishery, Element Bike, Kredivo, MS Glow, Erigo, Compass Shoes, Never Too Lavish, Kutus Kutus, dan lain-lain.
"Merek-merek  ini kategori  cool karena karakternya ;  inovator, muda, fresh, punya mindset baru, dan mengimplementasikan model bisnis baru. Sementara istilah  agile karena lahir dan dibesarkan di tengah gonjang-ganjing triple disruptions  yang saya sebutkan diatas tadi, yaitu digital, millennial dan pandemic, "ujar  pakar branding, ini.
Pada acara yang dibuka oleh Rully Nuryanto, SE, MSi, Â Staf ahli ekonomi makro Kementrian Koperasi dan UKM, hadir pula sejumlah pembicara, antara lain; Nina Nugroho (Inisiator Gerakan #akuberdaya, Designer &CEO PT. Nina Nugroho Internasional), Dr. Indrawan Nugroho (Pakar Inovasi, Youtuber, CEO & Co Founder CIAS) Â dan Helmy Yahya, MPA, Ak., CPMA, CA (Business Coach & Youtuber).
Memasuki 2022, Siwo menyebut tahun dengan karakter shio macan air ini sebagai tahun reborn bagi pelaku bisnis. Tapi sebelum memasuki tahun tersebut, pelaku bisnis hendaknya sudah mulai melakukan ancang-ancang (curi start).
" Di sebulan ini atau 3 bulan ke depan  bisa melakukan curi start. Di kwartal akhir tahun 2021 ini teman-teman harus melakukan loncatan, still the moment (curi start).  Tahun 2020, 2021 memang tahun struggling. Sekarang waktunya untuk loncat, bangkit menjadi besar," ujar Siwo.
Seorang  entrepreneur sejati mestinya  tidak kaget dengan kondisi yang gonjang-ganjing di 2 tahun terakhir. Bagi entrepreneur kondisi ini justru akan menjadi  loncatan  luar biasa. Seperti Gojek tidak  sampai 10 tahun, valuasinya bisa melebihi astra, garuda, Indofood. Valuasi semacam ini tidak  akan mudah dicapai jika dalam kondisi normal.
Setelah Siwo, Helmy Yahya berkesempatan menyampaikan materi  bertajuk 'Strategi move on di tengah krisis'.  Mantan Direktur Utama TVRI mengatakan untuk meraih kesuksesan di tahun 2022,  seseorang harus mulai memikirkan  bergabung dengan orang yang sukses.
"Kalau Anda pengusaha, bergabunglah dengan komunitas pengusaha. Jadi saling menguatkan, saling membagikan sinyal-sinyal positif," papar Helmy.
Menurut Helmi ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam memenangkan peperangan dengan pandemic ini:
1. Improve your character
Dalam berbisnis itu tidak saja terkait ide bisnisnya. Tetapi juga menyangkut  karakter pelakunya .
"Dari penelitian di universitas di Harvard, faktor sukses itu dipengaruhi oleh soft skill dan karakter juga. Jadi bukan hanya teknik karena banyak sekali kita mendapatkan orang yang pintar secara akademi, tapi tidak sukses di kehidupannya. Bahkan dia kalah sukses dengan orang yang biasa-biasa saja. Kenapa? Karena dia tidak punya karakter. Lalu apa saja soft skill itu?, yaitu empati, kemampuan mempromosikan diri sendiri, punya kepercayaan diri, dan punya  kemampuan untuk kolaborasi," papar Helmi.
Saat ini adalah era kolaborasi, jika  berjalan sendiri makan jalannya akan sangat lambat. Jika  Anda tidak mampu dalam hal accounting, maka berkolaborasilah dengan orang yang punya kemampuan tersebut.
"Setiap kali saya  mengajar di luar pulau Jawa, saya sedih melihat UKM-UKM nya. Mereka masih  melakukan transaksi secara cash, tidak ada internet optingnya. Nah ini akan kalah dibandingkan teman-teman yang sudah sangat sadar akan kemajuan teknologi. Apalagi di depan sudah ada metabers. Ini apa lagi nih? Sampai FB mengganti namanya menjadi Meta. Peradaban dunia akan berubah dengan adanya metabers,"  Helmy memberi contoh.
2.Check the business
Selama Covid-19 membuat banyak sekali bisnis yang hilang. Tapi ada juga bisnis yang bertahan, dan bahkan ada  bisnis yang muncul di tengah pandemic. Bahkan dalam sebuah riset  baru-baru ini, selama covid orang kaya Indonesia bertambah sekitar 65-66 persen.
"Ini aneh ya. Tapi saya ingin menyampaikan di tengah krisis ini muncul orang yang mampu memanfaatkan peluang. Itulah kenapa saya mengajak kita untuk mengecek peluang bisnis,  jangan masuk ke bisnis yang sudah mati. Tapi masuklah ke bisnis-bisnis yang sedang bertumbuh  yang justru muncul saat ini . Misalnya bisnis  workshop, meeting jarak jauh seperti  zoom dsb," kata Helmi.
Helmi pun mencontohkan Raffi Achmad, sosok host di sejumlah program tv  sukses menjadi pengusaha konten creator. Baru-baru ini sebanyak 10 persen saham perusahaan RANS miliknya  dibeli oleh konglomerat Indonesia, SCM sehingga value perusahaannya mencapai diatas 2 triliun.
 "Saya datang ke rumahnya, kita makan pagi. Saya tanya , fi benar perusahaanmu diatas 2 T sekarang? Lebih lah, tapi mas Helmi saya Cuma PNS. Pegawainya Nagita Slavina. Ini anak memang humble, lucu, menyenangkan, adorable!. Lagi-lagi itu adalah karakter. Kenapa Raffi dipercaya oleh banyak investor karena dia punya karakter luar biasa," lanjut Helmi.
3.Upgrade your skill
Saatnya kita meningkatkan keahlian. Â Mumpung saat ini banyak sekali seminar-seminar gratis. Seperti hari ini pun kita mendapat webinar gratis yang luar biasa. Di youtuber itu juga banyak konten-konten gratis.
"Jangan nonton yang prank-prank doank, nggak ada manfaatnya. Tapi  memang itu kembali ke pilihan sih," ujar Helmi.
4.Upgrade your chanelling
Salah satu syarat sukses adalah terkoneksi dengan banyak orang. Melalui banyak komunitas maka akan banyak informasi yang kita peroleh. Jadi, intinya kita itu harus bergaul , jangan kuper .
"Pilihlah pergaulan yang sama. Karena seperti pepatah lama, Burung yang sama  hinggap di dahan yang sama. Kalau mau sukses, bergaullah dengan orang yang sukses,"imbuh Helmy.
Sementara itu Nina Nugroho mengatakan kondisi pandemic 2020-2021 berdampak pada eksistensi pelaku UMKM, karena lebih dari 90% Â masih berskala mikro.
"Mereka menjalankan usaha masih skala rumah tangga, sehingga belum  memiliki rantai pasok yang berkelanjutan dan  barang yang diproduksi yang hampir sama dengan produk UMKM lain. Akibatnya ,  terjadi perang harga  yang berujung kepada tidak sehatnya persaingan," papar Nina.
Nina menyebut , setidaknya ada 8 tantangan yang menyulitkan UMKM  naik kelas, diantaranya; minimnya modal usaha, ketidaktahuan cara membesarkan bisnis, kurangnya inovasi produk, persoalan distribusi barang, minimnya pengetahuan pengenai pemasaran online, branding, tidak memiliki mentor dan  terkendala ijin usaha.
"Dari webinar ini diharapkan semakin terlejitkan keberdayaannya. Dimana para pelaku UMKM  dapat  melihat peluang-peluang yang terbuka lebar di tahun 2022, sehingga mereka dapat menyusun strategi untuk pulih dan meroket," pungkas Nina.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI