Mohon tunggu...
DEWIYATINI
DEWIYATINI Mohon Tunggu... Freelancer - freelance writer

Belakangan, hiburan di rumah tidak jauh dari menonton berbagai film dan seri dari berbagai negara, meski genre kriminal lebih banyak. Daripada hanya dinikmati sendiri, setidaknya dibagikan dari sudut pandang ibu-ibu deh! Kendati demikian, tetap akan ada tulisan ringan tentang topik-topik yang hangat mungkin juga memanas di negeri ini. Terima kasih untuk yang sudah menengok tulisan-tulisan receh saya. Love you all!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tujuh Belas Tahun Dinyatakan Dimangsa Buaya, Kenyataan Mengerikan Terungkap

7 Oktober 2024   09:38 Diperbarui: 7 Oktober 2024   09:49 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari ini, saya sedang terlena menonton tayangan true crime di YouTube, yaitu 48 hours. Di penjelasan channel-nya, disebutkan tayangan "48 Hours" menyelidiki kasus-kasus kejahatan dan keadilan yang paling menarik yang menyentuh semua bidang pengalaman manusia termasuk keserakahan dan nafsu. 

"48 Hours," yang ditayangkan perdana pada tahun 1988, telah mengembangkan sejarah yang kaya akan pelaporan asli dan jurnalisme berdampak yang telah membantu membebaskan orang-orang yang dihukum secara salah, menyebabkan kasus-kasus lama dibuka kembali dan diselesaikan, dan sepanjang perjalanan mengubah kehidupan.

Sejujurnya saya kurang tertarik dengan cerita kriminal berbentuk podcast. Apalagi hanya ada podcaster yang bercerita. Ini semacam mendongengkan isi berita pada kita dengan narasi dan asumsi yang bisa saja dibangun sendiri.

Di "48 hours" saya disuguhkan tayangan investigasi dengan alur yang runut. Salah satu episode yang 'menyenangkan' adalah dengan judul 'Cold-Blooded Killer'. 

Kasus ini menceritakan seorang ayah pergi berburu di sebuah danau di Florida dan menghilang. Banyak yang mengira ia dimakan buaya. Tujuh belas tahun kemudian, terungkapnya kasus pembunuhan di ruang sidang yang mengejutkan.

Mike yang hendak merayakan ulang tahun pernikahan pergi memancing, tanpa istrinya, Denise. Namun, Mike tak pernah kembali. Dia diduga dimakan buaya.

Ibu Mike tidak percaya. Bahkan kata ahli buaya, saat itu bukan musimnya buaya naik ke permukaan, sehingga tidak mungkin memangsa Mike. 

Tujuh belas tahun berlalu, kematian Mike mendapati titik terang. Polisi menyatakan itu sebagai pembunuhan. Mike diduga dibunuh oleh istrinya Denise. Sangkaan itu telah lama ada di benak polisi tapi belum ada bukti. Perceraian Denise-lah yang membuktikannya.

Rupanya setelah Mike dinyatakan tewas kecelakaan, Denise mendapatkan sejumlah klaim asuransi. Kemudian dia menikah lagi dengan sahabat Mike, Janson. Siapa Janson?

Selain sahabat, Janson yang menawari Mike untuk mendaftarkan asuransi dengan Denise sebagai penerima polis. Polisi mendiamkan, karena ada dugaan mereka bersekongkol. Selama itu, mereka akan saling melindungi. 

Hingga akhirnya keduanya terlibat cekcok. Bahkan Denise menuding Janson telah mengasarinya hingga menculiknya. 

Polisi berasa mendapatkan ruang untuk mengangkat kembali kasus Mike. Janson dibiarkan digugat oleh Denise. Tapi polisi membujuk Janson untuk terbuka tentang kematian Mike dengan iming-iming keringanan hukuman. 

Akhirnya Janson terus terang bahwa otak kejahatan itu adalah Denise. Dia hanya mengeksekusinya. Bahkan Janson memberitahukan polisi, letak jasad Mike dikuburkan. 

Polisi menemukan pakaian Mike, sementara jasadnya sudah melebur dengan tanah. Sesuai naluri seorang ibu, anaknya tidak dimangsa buaya, tapi dibunuh istri dan sahabatnya. Janson dan Denise meringkuk di penjara untuk waktu yang lama.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun