Mohon tunggu...
DEWIYATINI
DEWIYATINI Mohon Tunggu... Freelancer - freelance writer

Belakangan, hiburan di rumah tidak jauh dari menonton berbagai film dan seri dari berbagai negara, meski genre kriminal lebih banyak. Daripada hanya dinikmati sendiri, setidaknya dibagikan dari sudut pandang ibu-ibu deh! Kendati demikian, tetap akan ada tulisan ringan tentang topik-topik yang hangat mungkin juga memanas di negeri ini. Terima kasih untuk yang sudah menengok tulisan-tulisan receh saya. Love you all!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kasus Viral Pemecatan Sekuriti Mall: Pelajaran Tentang Asas Praduga Tak Bersalah dan Tanggung Jawab di Media Sosial

10 Juni 2024   09:31 Diperbarui: 10 Juni 2024   09:55 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari terakhir, jagat maya dihebohkan dengan video viral yang memperlihatkan seorang sekuriti memukul anjing. Video ini pertama kali diunggah dan kemudian dikomentari oleh berbagai selebgram dan influencer. Hasilnya? Sekuriti tersebut dipecat dari mall tempatnya bekerja, dan vendor yang menaunginya pun kehilangan kontrak. 

Namun, seperti kisah yang sering kali terungkap, kebenaran ternyata lebih kompleks dari yang terlihat. Tak lama setelah video pertama viral, muncul video dari sudut pandang lain serta klarifikasi dari sang sekuriti. Ia menjelaskan bahwa tindakannya dilakukan untuk melindungi seekor kucing yang hendak diserang oleh anjing tersebut.

Hal ini membuat salah satu selebgram yang sebelumnya mengecam keras sang sekuriti akhirnya mengunggah video permintaan maaf. Ia mengakui bahwa dirinya tidak mengecek kebenaran video sebelum berkomentar pedas. Ternyata, dalam kasus ini, banyak pihak melupakan asas praduga tak bersalah, langsung mengambil keputusan tanpa mendengar penjelasan dari kedua belah pihak.

Tak hanya itu, pengunggah video pertama juga bertanggung jawab atas kegaduhan ini. Tanpa mengetahui kronologi lengkap, ia menyebar video dengan narasi yang mengundang kemarahan publik dan ajakan untuk menghujat sang sekuriti. Ini menjadi pengingat betapa berbahayanya menyebar informasi tanpa verifikasi.

Selebgram dan influencer yang turut menghujat juga tak lepas dari tanggung jawab. Mereka seharusnya menyadari dampak besar dari komentar dan aksi mereka terhadap jutaan pengikut. Dengan status mereka, setiap kata dan tindakan bisa mempengaruhi opini publik secara signifikan.

Yang paling merugikan tentu saja sekuriti dan perusahaan tempat ia bekerja. Mereka seharusnya diberikan kesempatan untuk membela diri. Kasus ini bukan hanya soal dugaan kekerasan terhadap hewan yang dipahami dari satu sudut pandang, tetapi juga menyangkut kehidupan orang banyak yang kehilangan pekerjaan karena satu video yang dinarasikan sedemikian rupa.

Dari kasus ini, kita belajar pentingnya menjaga asas praduga tak bersalah. Sebelum memutuskan dan bertindak, penting untuk mendengar dan memahami seluruh kronologi kejadian. Tindakan gegabah tidak hanya merugikan satu individu, tetapi juga bisa berdampak luas pada kehidupan banyak orang. Sebagai masyarakat yang terhubung dengan teknologi dan informasi, mari kita belajar untuk lebih bijak dalam menanggapi setiap informasi yang kita terima.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun