Ada banyak hal bisa dikupas tentang figur muda nan minim pengalaman. Tanpa pengalaman yang memadai, pemimpin muda bisa kesulitan dalam mengambil keputusan yang tepat dan strategis. Mereka mungkin tidak memiliki keterampilan diplomasi dan manajemen yang diperlukan untuk mengelola pemerintahan.
Misalnya, jika memang Partai Gerindra serius mengusung Marshel Widianto, dan ternyata pemilih memilihnya, mungkin bisa berbahaya di masa depan. Mengandalkan popularitas semata tanpa kapabilitas dan kompetensi yang memadai bisa berbahaya. Popularitas tidak selalu berarti kemampuan untuk memimpin dan menyelesaikan masalah yang kompleks di daerah.
Selain itu, banyak kasus menunjukkan bahwa pemimpin muda tanpa pengalaman sering terjebak dalam praktik politik uang (money politics) untuk memenangkan jabatan. Ini tidak hanya merusak integritas mereka tetapi juga mencederai demokrasi dan kepercayaan publik.
Memilih pemimpin daerah hanya berdasarkan popularitas, seperti mengusung selebriti atau komedian tanpa kapabilitas politik, bisa terlihat seperti mengolok-olok jabatan publik. Kepemimpinan daerah adalah tugas serius yang membutuhkan kemampuan lebih dari sekadar popularitas atau hiburan.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H