Mohon tunggu...
DEWIYATINI
DEWIYATINI Mohon Tunggu... Freelancer - freelance writer

Belakangan, hiburan di rumah tidak jauh dari menonton berbagai film dan seri dari berbagai negara, meski genre kriminal lebih banyak. Daripada hanya dinikmati sendiri, setidaknya dibagikan dari sudut pandang ibu-ibu deh! Kendati demikian, tetap akan ada tulisan ringan tentang topik-topik yang hangat mungkin juga memanas di negeri ini. Terima kasih untuk yang sudah menengok tulisan-tulisan receh saya. Love you all!

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

"Gibran Effect" dalam Pertarungan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Indonesia

25 Mei 2024   10:34 Diperbarui: 25 Mei 2024   10:34 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.instagram.com/p/C7SvAahh-TF/

Ada banyak hal bisa dikupas tentang figur muda nan minim pengalaman. Tanpa pengalaman yang memadai, pemimpin muda bisa kesulitan dalam mengambil keputusan yang tepat dan strategis. Mereka mungkin tidak memiliki keterampilan diplomasi dan manajemen yang diperlukan untuk mengelola pemerintahan.

Misalnya, jika memang Partai Gerindra serius mengusung Marshel Widianto, dan ternyata pemilih memilihnya, mungkin bisa berbahaya di masa depan. Mengandalkan popularitas semata tanpa kapabilitas dan kompetensi yang memadai bisa berbahaya. Popularitas tidak selalu berarti kemampuan untuk memimpin dan menyelesaikan masalah yang kompleks di daerah.

Selain itu, banyak kasus menunjukkan bahwa pemimpin muda tanpa pengalaman sering terjebak dalam praktik politik uang (money politics) untuk memenangkan jabatan. Ini tidak hanya merusak integritas mereka tetapi juga mencederai demokrasi dan kepercayaan publik.

Memilih pemimpin daerah hanya berdasarkan popularitas, seperti mengusung selebriti atau komedian tanpa kapabilitas politik, bisa terlihat seperti mengolok-olok jabatan publik. Kepemimpinan daerah adalah tugas serius yang membutuhkan kemampuan lebih dari sekadar popularitas atau hiburan.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun