Hari itu, ia membantu tetangganya mengurusi administrasi untuk keperluan cek rutin atas penyakitnya. Sehari sebelumnya, ia ke RSUD dr. Slamet, mengurusi tetangganya yang lain.Â
"Saya pernah membantu tiga orang ke RSUD dr. Slamet. Waktu dipanggil Udin, semuanya nengok. Saya jelasin memang namanya Udin, tapi beda RW," ujarnya.
Rupanya dia bekerja membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan berobat dengan akses BPJS Kesehatan. Dari orang yang dibantunya, biasanya, diberikan uang seikhlasnya.Â
Saya kira tugas pemerintah membantu si Ibu dari Garut ini dan orang-orang yang bernasib sama lebih krusial. Peran ayah yang tidak ada, sementara ia harus memastikan anak-anaknya tetap terjamin makan, pakaian, tempat tinggal, dan pendidikannya. Pemerintah seharusnya hadir.
Ibu dengan nasib serupa ini banyak. Mereka tidak dapat menolak ketika anak-anaknya terus lahir, padahal kondisi ekonomi keluarga mereka pas-pasan. Tidak ada perencanaan jumlah anak, juga cara menghidupinya. Sabrehna we!
Akhirnya, si ibu yang harus menjadi superwoman, mengubah apapun jadi uang, agar anak-anak tetap makan.Â
Kalau memang pemerintah berniat untuk memperbaiki perekonomian rakyatnya, mulailah dengan mencerdaskan kaum perempuannya. Berikan kesempatan mereka mendapatkan pendidikan dan meraih mimpinya.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H