Polisi sudah menetapkan tersangka dalam kasus kecelakaan study tour bus di Subang yang membawa rombongan siswa untuk kegiatan perpisahan. Di media sosial, masih ada saling lempar tanggung jawab. Ada yang menyebut pokok masalahnya di armada transportasi. Ada yang menyebut pihak sekolah yang sering memaksakan kegiatan study tour.
Sebetulnya mau istilahnya study tour atau perpisahan sekolah, yang jadi problem: kenapa kegiatannya harus ke luar kota?
Saya yang tinggal di Lembang, melihat banyak bus besar, sedang, dan kecil melintas dengan label study tour. Dari mulai PAUD hingga SMA, yang sebagian besar dari luar kota. Hingga muncul pertanyaan: tidak ada yang bisa dipelajari di kotanya sendiri?
Yang lucunya, sekolah-sekolah di Lembang, tepatnya Bandung Barat sendiri malah study tour ke Yogyakarta, Bogor, dan daerah lainnya. Kok jadi terbalik begini?
Pemerintah Provinsi Jawa Barat melarang kegiatan study tour ke luar kota. Menteri Pariwisata Sandiaga Uno angkat suara di media sosialnya yang menunjuk bahwa sumber daya manusia yang mengemudikan kendaraan tidak dalam kondisi prima.Â
Dari dua pernyataan itu, di mata saya, sebagai ibu-ibu yang tidak terlalu pusing dengan study tour, sebetulnya jadi peluang mengembangkan wisata edukasi di daerahnya.Â
Pasar dari wisata edukasi itu jelas yakni pihak sekolah. Para pengelola destinasi wisata yang harus pandai memasarkan produk atau tempat wisatanya ke sekolah-sekolah. Mereka harus menyiapkan paket-paket wisata edukasi yang bisa menambah wawasan siswa.Â
Tidak hanya untuk study tour, tapi untuk kegiatan perpisahan yang mungkin ingin lebih berkesan dengan aktivitas di luar sekolah. Contohnya di wilayah Bandung Barat, banyak destinasi wisata yang bisa menampung siswa untuk perpisahan berupa kemping bersama. Atau bisa dengan aktivitas outdoor lainnya.
Demikian juga penyedia armada dapat menyasar pasar lokal. Selama ini, sekolah-sekolah lebih sering menggandeng angkutan kota yang disewa harian untuk mengantar dan menjemput mereka ke tempat wisata lokal. Bukankah ini merupakan peluang besar bagi daerah juga untuk meningkatkan pendapatan asli daerah?
Pemerintah daerah memiliki peran penting dalam memajukan sektor pariwisata dan pendidikan lokal. Salah satu inisiatif yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan kegiatan study tour di dalam kota sendiri, bekerja sama dengan pengelola destinasi wisata, armada transportasi, dan sekolah-sekolah setempat. Program ini tidak hanya memperkenalkan siswa pada kekayaan wilayah mereka sendiri, tetapi juga berpotensi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
1. Membangun Kerjasama dengan Pengelola Destinasi Wisata
Langkah pertama yang perlu dilakukan pemerintah daerah adalah menjalin kemitraan dengan pengelola destinasi wisata lokal. Destinasi-destinasi ini bisa berupa situs bersejarah, museum, taman rekreasi, atau kawasan alam yang memiliki daya tarik edukatif. Dengan adanya kerja sama, pengelola destinasi wisata dapat memberikan tarif khusus atau paket edukatif yang menarik bagi sekolah-sekolah.
2. Kolaborasi dengan Armada Transportasi
Transportasi adalah komponen vital dalam pelaksanaan study tour. Pemerintah daerah dapat berkolaborasi dengan perusahaan transportasi lokal untuk menyediakan armada yang aman dan nyaman bagi para siswa. Dengan negosiasi yang baik, transportasi bisa didapatkan dengan harga yang terjangkau, sehingga tidak memberatkan pihak sekolah dan orang tua siswa.
3. Melibatkan Sekolah dalam Perencanaan dan Pelaksanaan
Sekolah-sekolah adalah kunci sukses dari program study tour. Pemerintah daerah perlu bekerja sama dengan dinas pendidikan untuk mengintegrasikan program ini ke dalam kurikulum sekolah. Guru-guru dapat dilibatkan dalam perencanaan rute dan kegiatan edukatif di setiap destinasi. Hal ini memastikan bahwa study tour tidak hanya rekreasi, tetapi juga memberikan nilai pendidikan yang tinggi.
4. Meningkatkan Kesadaran dan Promosi
Untuk memastikan keberhasilan program, pemerintah daerah harus aktif dalam meningkatkan kesadaran tentang pentingnya study tour lokal. Kampanye promosi bisa dilakukan melalui media sosial, situs web resmi pemerintah, dan acara-acara lokal. Dengan promosi yang efektif, lebih banyak sekolah akan tertarik untuk berpartisipasi dalam program ini.
5. Manfaat Ekonomi bagi Daerah
Dengan mengadakan study tour lokal, pemerintah daerah dapat meningkatkan PAD melalui berbagai cara. Pertama, kunjungan ke destinasi wisata akan meningkatkan penjualan tiket dan layanan lainnya. Kedua, transportasi lokal akan mendapatkan lebih banyak penumpang. Ketiga, sektor kuliner dan suvenir di sekitar destinasi wisata juga akan mengalami peningkatan pendapatan. Semua ini secara keseluruhan akan memberikan dampak positif pada ekonomi lokal.
6. Pembelajaran dan Penghargaan untuk Siswa
Bagi siswa, study tour lokal adalah kesempatan emas untuk belajar tentang sejarah, budaya, dan kekayaan alam daerah mereka. Ini dapat menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap daerah sendiri. Selain itu, interaksi langsung dengan lingkungan lokal membantu siswa memahami pelajaran dengan cara yang lebih menarik dan kontekstual.
Peran pemerintah daerah dalam mengorganisir study tour lokal sangat krusial. Dengan bekerja sama dengan pengelola destinasi wisata, armada transportasi, dan sekolah, pemerintah dapat menciptakan program yang bermanfaat secara edukatif dan ekonomis.Â
Selain meningkatkan pengetahuan siswa tentang daerah mereka sendiri, inisiatif ini juga dapat meningkatkan PAD dan memajukan sektor pariwisata lokal.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H