Mohon tunggu...
DEWIYATINI
DEWIYATINI Mohon Tunggu... freelance writer

Dulu sibuk di dunia penerbitan, kini menikmati hidup di usia 40-an sebagai kurir makan siang dan pengawal setia suami. Menulis sebagai ibu kontri hanyalah sampingan, tapi jadi ruang bernapas yang selalu kurindukan. Masih terus belajar, masih terus berkisah.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Yang Terjadi pada Pergelangan Tangan Ketika Menulis Tak Lagi Sekadar Pekerjaan

14 Mei 2024   20:45 Diperbarui: 14 Mei 2024   20:47 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: Dewiyatini/ dok. pribadi

Menulis adalah lebih dari sekadar pekerjaan atau aktivitas sehari-hari. Bagi banyak orang, menulis telah menjadi hobi yang mendarah daging. Sehari tanpa menulis terasa seperti ada yang hilang, seolah-olah ada kekosongan yang sulit dijelaskan.

Namun, kebiasaan mengetik dalam waktu lama sering kali membawa konsekuensi fisik yang tak bisa diabaikan, salah satunya adalah rasa sakit di pergelangan tangan.

Beberapa kali, sakit pada pergelangan tangan menganggu menyalurkan ide menulis. Tangan rasanya pegal sekali. Sesekali, jemari terasa kaku digerakkan. 

Salah satu kondisi yang paling umum dialami oleh penulis adalah sindrom carpal tunnel (carpal tunnel syndrome). Ini terjadi ketika saraf median yang melewati pergelangan tangan terjepit atau tertekan.

Gejalanya seperti nyeri di pergelangan tangan dan tangan. Bisa saja kesemutan atau mati rasa, terutama di jempol, telunjuk, jari tengah, dan setengah dari jari manis. Atau terkadang terasa ada kelemahan di tangan, yang bisa membuat sulit untuk menggenggam atau memegang benda.

Selain itu, repetitive strain injury (RSI) adalah kondisi lain yang sering terjadi akibat mengetik terlalu lama. Saat mengetik tiba-tiba terasa rasa sakit dan kaku di pergelangan tangan dan tangan. Bahkan saya pernah mengalami pembengkakan atau perasaan hangat di area yang terkena. Sekali waktu pernah merasakan sensasi terbakar atau rasa nyeri yang menyebar ke lengan.

Karena saya termasuk orang yang enggan sedikit-sedikit datang ke dokter, pilihan saya lebih pada mengambil waktu istirahat atau peregangan tangan sebelum mengetik. 

Caranya, dengan mengambil jeda secara teratur selama menulis. Setiap 30 menit, berhenti sejenak untuk meregangkan pergelangan tangan dan jari. Lakukan peregangan ringan, seperti merentangkan tangan ke depan dan menarik jari-jari ke arah tubuh dengan lembut.

Kemudian dengan memperbaiki postur dan posisi mengetik. Saat akan mengetik, pastikan posisi mengetik yang ergonomis. Gunakan kursi yang mendukung punggung dengan baik dan meja dengan ketinggian yang sesuai. Lengan harus berada pada sudut 90 derajat saat mengetik, dengan pergelangan tangan dalam posisi netral, tidak menekuk ke atas atau ke bawah.

Solusi lainnya dengan menggunakan alat bantu ekonomis, seperti keyboard dan mouse ergonomis. Katanya, terdapat keyboard yang didesain khusus untuk mengurangi tekanan pada pergelangan tangan. Mouse ergonomis juga dapat membantu mengurangi tekanan pada area yang sama.

Kalau terasa nyeri saat mengetik, saya memilih merekatkan plester Kinesio selama mengetik. Sehingga saya membatasi waktu bekerja kurang dari tiga jam, karena Kinesio tidak boleh dipergunakan terlalu lama. 

Tapi jika masih merasakan nyeri dan ada pembengkakan gunakan kompres es pada pergelangan tangan selama 15-20 menit untuk mengurangi pembengkakan. Setelah itu, bisa menggantinya dengan kompres hangat untuk meredakan kekakuan otot.

Nah, yang lainnya, tetep kudu olah raga. Yang ringan saja, seperti memegang bola stress agar otot tangan dan pergelangan tangan lebih kuat. 

Kalau masih sering terasa, lebih baik konsultasi pada orang yang profesional. Ini yang belum saya lakukan. Mereka bisa memberikan penanganan yang lebih spesifik, seperti terapi fisik atau bahkan tindakan medis jika diperlukan.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun