Biar tidak kena tegur ketika dipakai di kelas, saya padukan sepatu sandal Bata dengan kaus kaki. Setidaknya lebih sopan dan mampu menyembunyikan si jempol lebar itu.Â
Tentunya sebagai penggemar Bata, saya kaget waktu membaca berita kebangkrutan pabrik sepatu Bata. Waktu masih kerja di daerah Karawang, saya sesekali memilih naik bus ekonomi yang melintas Purwakarta. Meski hanya dilihat dari luar, saya tidak bisa menahan rasa haru, melihat pabrik Bata yang saya lewati ketika naik bus.Â
Ketika kabar Bata bangkrut merebak, terlintas dalam pikiran, adakah cuci gudang produknya, karena saya ingin memiliki produknya. Saya yakin, bila merek ini tidak dibangkitkan lagi, produk-produknya akan jadi barang langka. Sebagai penggemar setia, akan sangat berbangga hati masih menyimpan produknya.Â
Sejujurnya sangat sedih ketika produk-produk Bata menghilang. Karena di mata saya, hanya Bata yang memperhatikan kekuatan produk. Modelnya tidak norak, tapi awet.Â
Terima kasih Bata, atas kenangan yang pernah diberikan. Semoga akan ada orang kaya yang mau menghidupkan kembali merek ini dan merangkul banyak buruh pabrik sehingga tidak kehilangan pekerjaan.Â
Kalau Anda, memiliki kenangan seperti apa dengan Bata?***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H