Mohon tunggu...
DEWIYATINI
DEWIYATINI Mohon Tunggu... Freelancer - freelance writer

Belakangan, hiburan di rumah tidak jauh dari menonton berbagai film dan seri dari berbagai negara, meski genre kriminal lebih banyak. Daripada hanya dinikmati sendiri, setidaknya dibagikan dari sudut pandang ibu-ibu deh! Kendati demikian, tetap akan ada tulisan ringan tentang topik-topik yang hangat mungkin juga memanas di negeri ini. Terima kasih untuk yang sudah menengok tulisan-tulisan receh saya. Love you all!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Keresahan Orang Tua Jelang PPDB SMP: Uang Bangunan dan Seragam Sekolah Negeri Mungkin Mencekik Dompet

22 April 2024   21:16 Diperbarui: 22 April 2024   21:25 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun ini, akan menjadi tahun yang menegangkan sekaligus mendebarkan karena anak sulung akan masuk ke SMP. Mendebarkan karena dia akan mengikuti seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Menegangkan karena membayangkan berapa biaya yang harus disiapkan untuk operasional setelah anak dinyatakan lolos.

Mari kita optimis dulu, kalau si sulung akan lolos seleksi meski sejujurnya, ya gitu deh! Di kecamatan kami ada tiga SMP Negeri, tapi yang terhitung dekat dengan rumah hanya dua sekolah. Disebut dekat dengan rumah karena rentang jarak rumah dan sekolah antara 1-1,2 KM. Tapi percayalah, sedekat itu pun, rumah kami tidak masuk jalur zonasi. 

Kemungkinan besar si sulung harus bersaing di jalur prestasi akademik dan nonakademik. Jangan tanya soal jalur pintu samping atau belakang. Yo nda sanggup!

Meski harus diakui, cukup banyak orang tua yang saat ini mulai survey bukan tentang jalur seleksi. Tapi biaya jalur pintu samping dan belakang.

Sudah, sudah, mari kita anggap si sulung sudah lolos seleksi. Jalur apapun itu. Jangan dulu lega karena masih ada jalur lain yang bikin tegang dan mengecek saldo rekening berulang kali. 

Iya, biaya yang harus disiapkan setelah anak lolos seleksi. Meskipun sekolah negeri sudah tidak ada iuran bulanan, tapi ada yang disebut uang bangunan yang dibayar setahun sekali dan uang seragam yang dibayar di awal tahun ajaran sebagai peserta didik baru. 

Uang bangunan ini, rata-rata antara Rp2-3 juta. Yang bikin bingung, mau bangun apa lagi ini sekolah. Karena lahan sekolah tidak bertambah, biasanya. Demikian juga jumlah kelas masih segitu-gitu aja. 

"Ya jangan kaget, karena ada aja yang akan dibangun," kata salah seorang orang tua, tahun lalu.

Mungkin saking kreatifnya sekolah, atau tidak tahan untuk membelanjakan uang. Saya tidak paham. 

Tapi uang bangunan ini biasanya cukup membebani. Karena jarang yang membiarkan dicicil selama sekolah. Biasanya ada batas angsuran 3-6 bulan. Bahkan tidak heran bila ada sekolah yang kejam menahan kartu ujian bila ada tunggakan. Lupa kali mereka omongan mas menteri kalau urusan administrasi keuangan tidak boleh dikaitkan dengan hal-hal akademik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun