"Bapak katanya meninggal dunia. Apa benar?"Â
Seorang kerabat menghubungi meminta konfirmasi Bapak sudah tidak ada. Saat aku menyebutkan tengah berada di rumah sakit untuk persalinan, pertanyaan itu dikoreksi. Namun, aku sudah sadar, itu bukan pertanyaan. Itu validasi dari akhir pertemuan kita semalam. Aku diam. Lalu kembali menyadari bersyukur wajah senyum Bapak yang terakhir ku lihat, bukan jasad yang terbujur kaku.Â
Setelah kesadaranku kembali, demikian detak jantung bayi. Aku fokus pada persalinan, keluarga fokus pada pemakaman.Â
Aku baru melahirkan keesokan harinya. Beberapa hari kemudian datang ke rumah Bapak bersama bayi perempuan.Â
Tetangga berdatangan. Sebelumnya mereka datang melayat Bapak, kini bersuka cita menyambut anakku. Cerita akhir hidup Bapak pun mengalir dari bibir Ibu, yang membuatku kembali bersyukur telah memberikan perpisahan yang layak.Â
Kepergian dan kedatangan selalu berpasangan. Setiap ulang tahun anak pertama, aku selalu ingat saat itu ada kepergian Bapak. Al Fatihah.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H