Empat hari lalu, Netflix sudah sebar bewara jika film dokumenter kasus yang viral pada 2016: pembunuhan kopi sianida. Judulnya 'Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso'.Â
Saya tidak langsung menontonnya, tapi saya langsung melihat komentar warganet di kolom komentar unggahan di Netflix. Isinya mayoritas mempertanyakan kebenaran perbuatan Jessica membunuh Wayan Mirna dengan kopi berisikan sianida.Â
Berbeda dengan saat kasus viral langsung dan tegas menuduh penyebab kematian Mirna karena sianida yang ada di dalam kopi dengan istilah 'kopi sianida'. Tapi di judul film ini tidak lagi disebut eksplisit kopi sianida. Diganti dengan 'Ice Cold'. Jelas kan, ice atau es itu dingin. Namun diperjelas dengan cold. Wah saya tidak ingin membuat asumsi apapun di sini.
Dari pemilihan diksi dan tanda baca pun menarik sebetulnya. Bila ada lebih dari dua kata, maka harus ada tanda baca koma (,) sebelum 'dan'. Tapi ini Coffee dan Jessica Wongso. Ada makna lain?Â
Saya tidak ingin menebak-nebak siapa pembunuh Mirna sebenarnya. Jessica atau orang lain? Entah.Â
Tidak ingin pula menebak alasan Jessica simpan paperbag yang di CCTV tampak menutupi gelas kopi. Itu hanya Jessica yang tahu. Malahan mungkin saja Jessica tidak menyadari itu.Â
Isi film
Di film dokumenter ini, semua pihak yang berperan membuat kasus ini viral dihadirkan. Mulai dari ayah Mirna, jaksa ganteng, pengacara kawakan, jurnalis, pakar hukum, saksi ahli, pegawai kafe Oliver, saudara kembar Mirna, kawan Mirna, hingga Jessica. Bahkan publik dimintai pendapat soal Jessica, tepatnya kepribadian Jessica.
Selama persidangan yang ditayangkan ulang dalam film itu, hanya CCTV yang dijadikan dasar kuat untuk menginterpretasi perbuatan Jessica terhadap Mirna kala itu. Pasti sulit bagi jaksa yang harus membuktikan unsur pasal yang menyebutkan itu pembunuhan berencana.
Ada jasad Mirna tapi apakah ini bisa disebut pembunuhan? Kematiannya yang diawali kejang-kejang bisa diasumsikan sebagai kematian tidak wajar. Ini tugas polisi dan jaksa membuktikannya. Bukti itu bisa dilihat dari hasil visum dan otopsi. Tapi bagaimana bisa terungkap kalau keluarga melarang dilakukan otopsi sepenuhnya? Langkah jaksa terbatas.