Mohon tunggu...
Dewi As Syamsi
Dewi As Syamsi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Hobi saya adalah travelling dan bermusik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ciptakan SDM Unggul dengan Cegah Stunting di Indonesia!

22 Juni 2022   21:40 Diperbarui: 22 Juni 2022   21:43 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Pola Makan

          Masalah stunting dipengaruhi oleh buruknya akses pangan dari segi kuantitas dan kualitas gizi. Bagi anak-anak pada masa tumbuh kembang, selain dibiasakan konsumsi buah dan sayur, sangat dianjurkan untuk menambah sumber proteinnya setiap makan. Penerapannya adalah misalnya, pada satu porsi makanan, setengah piring diisi dengan sayuran dan buah-buahan, dan setengahnya lagi diisi sumber protein dengan proporsi yang lebih tinggi daripada karbohidrat.

2. Pola Asuh

          Stunting juga dipengaruhi oleh aspek perilaku yang dapat diidentifikasi melalui praktik pemberian makan, imunisasi, stimulasi, dan kebersihan. Pencegahan dimulai dari edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja, hingga para calon ibu memahami pentingnya pemenuhan gizi saat hamil, stimulasi janin, dan memeriksakan kandungan minimal 8 kali selama kehamilan. Selain itu, mengupayakan untuk dapat bersalin di fasilitas kesehatan, lakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), mengupayakan agar bayi mendapat ASI sampai usia 2 tahun, melakukan imunisasi serta jangan lupa pantau tumbuh kembangnya dengan rutin  membawa anak ke posyandu setiap bulan.

3. Perbaikan Sanitasi dan Akses Air Bersih.

          Akses yang buruk terhadap sanitasi dan layanan medis, termasuk akses ke air bersih, menempatkan anak-anak pada risiko ancaman penyakit menular. Banyaknya mikroorganisme seperti patogen dan bakteri E.Coli pada air yang terkontaminasi dapat merusak jaringan tubuh apabila dikonsumsi. Minimnya akses air bersih ibarat anak mendapat asupan makanan bergizi di piring yang kotor, sehingga nutrisi tidak terserap di saluran pencernaan. Untuk itu, diharapkan pemerintah lebih aware jika terdapat akses air bersih yang sulit, kemudian dari kita sendiri perlu membiasakan untuk cuci tangan pakai sabun di air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan.

          Masalah stunting ini jika dibiarkan berkelanjutan memiliki dampak yang cukup serius, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek, pertumbuhan fisik pasti terganggu, terjadi gangguan pada metabolisme tubuh, kecerdasan dibawah rata-rata dan terjadi gangguan pada otak. Kemudian untuk jangka panjang, terjadi penurunan kemampuan kognitif dan prestasi belajar, penurunan kekebalan tubuh sehingga mudah terserang penyakit, berisiko terkena diabetes, obesitas, penyakit jantung, stroke, gangguan pembuluh darah, kanker dan bahkan disabilitas pada usia lanjut.

          Apakah anak stunting dapat diobati? Tentu bisa. Akan tetapi tidak bisa dalam jangka waktu yang cepat mengingat stunting adalah gangguan kronis. Sehingga pengobatan/terapinya pun dalam jangka panjang. Upaya yang dapat dilakukan adalah mengatur pola makan dan jam makan. Kemudian, perlu memperhatikan kandungan gizi setiap porsi makan anak. Makanan yang bergizi adalah makanan yang mengandung kalori, protein, lemak, vitamin, mineral dan karbohidrat yang cukup. Makanan bergizi akan mempengaruhi tumbuh kembang serta kecerdasan anak, sehingga sangat penting bagi kita untuk memperhatikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun