Mohon tunggu...
Dewi Anggraeni
Dewi Anggraeni Mohon Tunggu... -

kenangan yang terindah

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Apa Pantas Pemimpin Berbuat Demikian?

6 Januari 2017   19:44 Diperbarui: 6 Januari 2017   19:53 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa lembaga survey mengeluarkan rilisnya terkait tingkat keterpilihan 3 pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, dimana pasangan nomor urut 1 yaitu Agus-Sylvi menduduki peringkat pertama, menyalip calon petahana, padahal pasangan petahana ini sudah cukup dikenal di masyarakat, sehingga tidak perlu bersusah payah untuk meraih simpati masyarakat.

Menjadi pertanyaan adalah, kenapa pasangan petahana ini tingkat elektabilitasnya turun drastis?  ada beberapa hal kenapa hal tersebut bisa terjadi. Calon Gubernur DKI Jakarta petahana yaitu Ahok dinilai rakyat bertindak sewenang-wenang terhadap warganya, contohnya pada Mei 2015, Ahok memecat kepala sekolah SMAN 3 karena dianggap melanggar disiplin, kemudian Retno Listyarti menggugat keputusan tersebut di pengadilan dan berdasarkan keputusan Mahkamah Agung gugatan Retno menang, namun karena sewenang-wenang dan arogan Ahok tidak mengangkat kembali Retno jadi Kepala Sekolah kembali.

Contoh yang lain adalah ketika Ahok menggusur warga di sekitar Bidara Cina, lalu penggusuran tersebut diajukan ke pengadilan kemudian warga menang, itu bukti bahwa Ahok bertindak sewenang-wenang tanpa memikirkan dampak hukum positifnya, dan contoh kesewenang-wenangan Ahok adalah memaki salah satu ibu rumah tangga di muka umum dan menyebutnya maling, Ibu tersebut menanyakan tentang KJP yang merupakan program kerja Ahok, tetapi belum ada keputusan pengadilan apapun, Ibu tersebut langsung disebut maling

Kemudian Ahok bertindak arogan, dengan melontarkan kata-kata kepada pendemo yang menginiginkan dirinya mundur dari Jabatan Gubernur DKI Jakarta, kata-kata tersebut adalah memerintahkan agar wwater canon untuk menyiram para pendemo diisi bensin, selain itu, sikap arogan Ahok yang lain adalah bahwa dirinya siap membunuh 2000 orang demi menyelamatkan 10 juta orang, apakah pantas seorang gubernur berbicara seperti itu, apakah tidak ada cara lain?

Lalu, Ahok ketika jadi Gubernur sering mengatakan perkataan yang tidak baik di muka umum (media) berkali-kali mengatakan maaf Txx di media televisi, padahal masih ada bahasa lain selain kata-kata itu yang bisa diungkapkan di media. selain itu, kurangnya sikap empati Ahok dalam menghadapi ibu-ibu korban gusuran, menganggap tangisan ibu-ibu korban gusuran sebagai tangisan yang di dramatisir, Apa pantas Pemimpin berkata demikian?

Dan yang terakhir adalah, Ahok tidak menghormati agama mayoritas di Jakarta, kasus penistaan agama yang sedang dihadapi Ahok sehingga menjadikan dirinya tersangka dan sedang menjalani proses persidangan ini merupakan buah dari sikapnya dalam memandang kaum muslim warga Jakarta yang jumlahnya mayoritas ini, Akibatnya jutaan umat muslim datang ke Jakarta untuk berdemonstrasi dan meminta agar Ahok dihukum dengan setimpal sesuai kesalahannya.

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun