Mohon tunggu...
Dewi Wardah
Dewi Wardah Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Saya adalah pribadi penyuka seni dan hiburan. Saya juga suka mempelajari hal-hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menengok Kembali Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19

30 Oktober 2023   10:10 Diperbarui: 30 Oktober 2023   10:52 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Banyak perubahan yang terjadi selama masa pandemi Covid-19 dan pasca pandemi. Tak ketinggalan, proses belajar di semua tingkat pendidikan telah mengalami banyak perubahan sebagai dampak dari kondisi pandemi tersebut.

Masa pandemi Covid-19 telah membuka peluang bagi para penyelenggara pendidikan berbasis online/daring atau dikenal dengan distance learning (Pendidikan jarak jauh) untuk semakin berkembang. Secara positif, pengajar, siswa/mahasiswa dan institusi pendidikan akhirnya mampu berinovasi guna mensukseskan proses balajar daring. Para pengajar yang awalnya mungkin kurang familiar dengan penggunaan teknologi, mau tidak mau harus belajar dan mampu memanfaatkan teknologi untuk membantu proses belajar. Institusi yang awalnya ragu untuk melakukan pengadaan barang-barang pendukung pembelajaran berbasis internet/teknologi, akhirnya mau membuka diri dan mengintegrasikan teknologi pada proses belajar dalam institusi tersebut. Siswa/mahasiswa pun akhirnya dapat menggunakan teknologi untuk proses belajarnya.

Bagaikan dua sisi mata uang, pembelajaran daring ini juga menimbulkan banyak polemik. Diberbagai daerah di seluruh Indonesia, kita bisa mendengar keluh kesah para pengajar, orang tua siswa/mahasiswa, dan institusi pendidikan tentang betapa melelahkannya proses belajar daring selama masa pandemi Covid-19. Saya pribadi berpendapat bahwa masalah utama dalam proses belajar daring di masa pandemi Covid-19 terjadi akibat dari tidak siapnya para stakeholder (pengajar, pemerintah, institusi pendidikan) dalam pelaksanaan pembelajaran daring tersebut. Siswa/mahasiswa tidak dikenalkan terlebih dulu dengan sistem belajar daring, utamanya bagaimana proses balajar daring ini sangat berbeda dengan belajar secara tatap muka.

Keterlibatan orang tua yang terjadi pada proses belajar daring anak di tingkat pendidikan dasar saya rasa sangat wajar, karena di usia tersebut anak masih perlu pendampingan dalam penggunaan teknologi. Sedangkan anak yang berada pada level pendidikan menengah atas dan pendidikan tinggi, harusnya sudah bisa memaksimalkan proses belajar daringnya. Namun faktanya pada masa pandemi Covid-19, masalah tentang tidak maksimalnya proses pembelajaran daring terjadi di semua tingkat pendidikan.

Hal paling sederhana yang menurut saya harusnya dilakukan saat masa pandemi Covid-19 yang lalu adalah orientasi proses belajar daring. Scagnoli, N.I. (2002) dalam artikelnya menyebutkan bahwa penyediaan tutorial atau sesi pengenalan pembelajaran daring sangat penting dalam proses belajar berbasis internet atau dalam belajar jarak jauh. Hal ini berfungsi untuk memfasilitasi proses transisi dari belajar tatap muka ke pembelajaran daring. Dengan demikian, semua komponen/stakeholder yang terlibat dapat memaksimalkan fungsinya guna kesuksesan belajar daring. Siswa/mahasiswa pun menjadi lebih siap dengan proses belajar jarak jauh secara daring.

Mari kita ambil contoh salah satu institusi pendidikan tinggi yang telah lama melaksanakan proses belajar jarak jauh secara daring. Pada saat masa pandemi Covid-19, Universitas Terbuka (UT) telah berusia lebih dari 30 tahun dan telah mengintegrasikan pembelajaran daring dalam sistem pendidikannya. Dimasa pandemi tersebut, kita dapat melihat bahwa UT tidak terlalu kesulitan dalam memfasilitasi mahasiswanya disaat banyak lembaga pendidikan tinggi lain berjuang keras guna beradaptasi dengan kondisi belajar dimasa pandemi.

Di UT, mahasiswa baru dibekali dengan orientasi dan pendampingan proses belajar jarak jauh yang berlangsung dalam periode satu semester pertama. Disini, saya bisa melihat para mahasiswa baru disiapkan untuk memahami dan menjalani proses belajar jarak jauh dan belajar mandiri. Proses inilah yang saya rasa belum diterapkan oleh banyak institusi pendidikan saat melaksanakan proses pendidikan daring dimasa pandemi yang berlangsung lebih dari satu tahun.

Harusnya, kita bisa belajar banyak dari sistem yang diterapkan oleh UT. Dengan adanya pengenalan dan pendampingan proses belajar daring jarak jauh, maka semua pihak yang terlibat dalam proses belajar akan mampu memaksimalkan kegiatan belajar daring tersebut. Selain itu, proses orientasi ini dapat menjadi media untuk mengenalkan siswa/mahasiswa guna memahami aturan-aturan penting dan kebijakan dalam pemanfaatan sumber belajar online. Proses orientasi memang harusnya juga bertujuan agar siswa/mahasiswa paham apa saja yang termasuk dalam pelanggaran akademik dan tentang etika pengutipan, serta aturan terkait plagiarisme (Jugdev & Hutchison, 2004).

Masa pandemi Covid-19 mungkin memang telah berakhir. Pembelajaran tatap muka kini juga sudah dapat dilaksanakan kembali seperti dulu. Namun saya rasa, kita tetap perlu mempersiapkan diri menghadapi segala kemungkinan yang dapat terjadi di masa depan. Tidak ada salahnya belajar dari penyelenggara pendidikan jarak jauh seperti UT, guna memastikan kesiapan kita dalam mendukung proses belajar generasi mendatang agar lebih mandiri. Sehingga, jika deperlukan, kita akan lebih siap saat pembelajaran daring perlu diterapkan kembali secara nasional dalam kondisi Force Majeure. Analoginya, mungkin kita tidak pernah mengharapkan adanya hujan badai, namun tidak ada salahnya mengikuti kata pepatah, siapkan payung sebelum hujan.

Referensi:

Scagnoli, N.I. (2002). Strategies for Designing an Orientation for Online Students.

Jugdev, K., & Hutchison, M. (2004). Online MBA Orientation Program: Some Best Practices.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun