Virus Korona telah menyebar ke berbagai negara di seluruh penjuru dunia. Merespon kondisi tersebut, TED mengundang Dr. David Heyman untuk berbagi temuan terakhir mengenai penyebaran wabah itu.
Â
Dr. David Heyman adalah seorang ahli kesehatan masyarakat dan pemimpin respon global untuk wabah SARS pada tahun 2003.
Â
Berikut ini saya terjemahkan wawancara tersebut untuk Anda:
Â
Apa yang terjadi jika Anda terinfeksi virus Korona?
Â
Virus ini tampaknya tidak menyebabkan sakit yang serius, hanya seperti flu biasa yang dialami banyak orang.
Â
Namun, ada beberapa orang yang terinfeksi dan kemudian menjadi sangat serius. Di antara orang tersebut adalah para pekerja kesehatan. Ini menjadi infeksi yang sangat serius untuk mereka, karena mereka menerima paparan lebih besar dari orang biasa dan pada saat yang sama belum memiliki sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus ini.
Â
Dalam populasi umumnya, dosis virus yang Anda terima jauh lebih sedikit daripada dosis yang diterima oleh para pekerja kemanusiaan. Mereka terinfeksi secara lebih serius. Â
Â
Selain itu, orang lanjut usia dengan penyakit kronis harus dipastikan untuk mendapat perawatan di rumah sakit.
Â
Siapa orang-orang yang harus menerima perhatian lebih serius dalam kondisi seperti ini?
Â
Pertama-tama adalah mereka yang tinggal di negara berkembang, di mana akses terhadap fasilitas kesehatan termasuk ke rumah sakit masih kurang bagus dan belum merata. Mereka ini berisiko tinggi, terutama para lansia dan tidak memiliki akses ke oksigen. Kemudian di negara-negara industri, para lansia yang memiliki penyakit bawaan, seperti diabetes, dan penyakit lainnya.
Â
Apa kondisi medis seseorang yang menyebabkan dia berisiko tinggi?
Â
Pertama adalah kondisi paru-paru dan kondisi kronis lainnya. Namun, secara umum lansia berisiko tinggi, terutama mereka yang sudah 70 tahun ke atas, karena sistem imunitas tubuhnya tidak seefektif sebelumnya, dan mereka lebih rentan terhadap infeksi.
Â
Sebagai informasi tambahan, seperti di Tiongkok, ada koinfeksi dengan influensa pada saat yang sama dan tambahan infeksi dari bakteri pneumonia yang terjadi.
Â
Di mana kita bisa memperoleh informasi terkini?
Â
The Centre for Disease Control (Pusat Pengendalian Penyakit) di Atlanta memantau perkembangan dan memberikan update secara berkala di website-nya.
Â
WHO di Jenewa yang mengkoordinasikan banyak aktivitas global juga menyajikan update di website-nya.
Â
Menjadi tanggung jawab kita sebagai individu untuk memperoleh informasi, sehingga kita dapat mengerti dan dapat berpartisipasi semampu kita untuk mencegah penyebaran virus.
Â
Anda memimpin respon global untuk penyebaran SARS pada tahun 2003. Bagaimana perbandingan dari kedua wabah ini?
Â
Kita menghadapi persoalan yang sama dengan semua infeksi. Ini adalah infeksi yang terjadi pada manusia dan belum pernah dialami sebelumnya. Mereka tidak memiliki antibodi sebagai perlindungan. Selain itu, masih belum jelas apakah sistem kekebalan tubuh kita mampu melawan virus tersebut.
Â
Ini adalah virus yang biasa ditemukan di kelelawar atau binatang lainnya dan tiba-tiba berada pada manusia. Pada saat manusia tersebut tidak punya pengalaman sama sekali dalam menghadapi virus ini.
Â
Namun, lambat laun kita banyak belajar, seperti halnya saat kita menghadapi SARS. Jika dibandingkan SARS, ada lebih banyak orang yang meninggal karena Korona. Namun, juga jauh lebih banyak orang yang terinfeksi Korona daripada SARS.
Â
Rasio kematian pada SARS adalah 10 persen. Saat ini, virus Korona, COVID-19 rasio kematiannya 2 persen atau kurang.
Â
Kesimpulannya, virus ini tidak terlalu mematikan. Namun, tetap saja ini virus yang menyebabkan kematian. Sehingga, kita tidak menginginkan virus ini masuk ke dalam populasi manusia.
Â
Apakah langkah yang kita lakukan di perbatasan, seperti bandara sudah cukup?
Â
Sudah jelas bahwa bandara atau batas negara lainnya tidak mampu menahan laju virus memasuki suatu negara. Mereka yang dalam masa inkubasi tetap dapat melintas batas, memasuki negara, dan menularkan pada orang lain ketika sakit.
Â
Dengan demikian, batas negara bukanlah alat pencegahan infeksi untuk memasuki suatu negara hanya dengan mengecek suhu tubuh.
Â
Namun, batas-batas itu sangat penting karena dapat menjadi tempat untuk meletakkan himbauan kepada mereka yang baru saja tiba dari atau berasal dari tempat yang berisiko terinfeksi.
Â
Himbauan tersebut bisa dalam bentuk lisan atau tertulis untuk memberikan pemahaman sinyal atau gejala dari infeksi dan apa yang harus dilakukan jika para pendatang tersebut merasa telah terinfeksi.
Â
Adakah informasi mengenai vaksin untuk Korona?
Â
Vaksin masih dalam tahap pengembangan dan ada banyak penelitian yang sedang berjalan. Setelah vaksin dikembangkan, selanjutnya adalah pengujian keamanan dan keefektivannya pada binatang, kemudian baru diuji coba pada manusia.
Â
Pengujian pada binatang belum lagi dimulai, tetapi akan segera dilakukan untuk beberapa vaksin. Diharapkan pada akhir tahun ini atau awal tahun depan ada kandidat vaksin yang bisa diujikan dan mendapatkan lisensi dari lembaga yang berwenang. Jadi, kurang lebih setahun sampai dengan tersedianya vaksin untuk digunakan di banyak orang.
Â
Apa pertanyaan mengenai penyebaran virus Korona ini yang masih belum terjawab?
Â
Saat ini sudah jelas, bagaimana virus Korona menyebar. Namun, kita masih belum tahu bagaimana virus dapat menyebar secara mudah antar manusia, dalam masyarakat, dan di lingkungan yang terbuka.
Â
Kita sudah mengerti, bahwa dalam lingkungan yang tertutup, seperti di kapal pesiar, virus dapat menular secara mudah. Namun, kita perlu pemahaman yang lebih baik lagi mengenai mekanisme penyebaran virus di area yang terbuka, di mana orang rentan terpapar dan tertular dari mereka yang sakit.
Â
Apakah ada dari upaya global sejauh ini yang bisa diperbaiki?
Â
Persoalan utama di dunia saat ini adalah kita di negara maju berusaha menghentikan penyebaran penyakit di negara berkembang. Contohnya pada saat terjadi penyebaran virus Ebola, kita berpikir, "Bagaimana caranya menghentikan penyebaran di negara tersebut?"
Â
Kita tidak pernah berpikir, "Bagaimana kita dapat menolong negara tersebut untuk meningkatkan kapasitasnya, sehingga dapat melakukan deteksi dan respon terhadap infeksi."
Â
Kita (negara maju) belum melakukan investasi yang cukup dalam menolong negara-negara tersebut untuk mengembangkan kapasitasnya terutama dalam layanan kesehatan umum.
Â
Apa yang sudah kita lakukan adalah melakukan investasi dalam berbagai mekanisme secara global. Mekanisme untuk menyokong negara lain untuk menghentikan penyebaran wabah. Namun, kita juga perlu melihat satu tatanan dunia, ketika satu negara mampu menghentikan sendiri wabah yang dialaminya.
Â
Apakah kita akan melihat penyebaran wabah lainnya di masa depan?
Â
Saat ini ada 7 milliar orang di dunia dan mereka membutuhkan lebih banyak makanan, lebih banyak barang-barang lainnya, dan hidup makin dekat satu dengan yang lainnya. Kita juga menjadi masyarakat urban dan tinggal di wilayah urban.
Â
Pada saat yang sama, kita juga memeliharan binatang. Binatang tersebut juga menjadi penyumbang bagi makanan manusia. Jadi, kita saksikan hubungan yang semakin dekat antara binatang dan manusia.
Â
Perkembangbiakan binatang dan peningkatan jumlah populasi manusia yang hidup dalam planet yang sama menjadi semacam tempat bercampur yang memungkinkan tersebarnya wabah, bahkan ada yang sudah tersebar.
Â
Kita sepertinya akan mengalami lagi penyebaran wabah semacam ini. Jadi, perkembangan infeksi yang kita alami saat ini adalah peringatan risiko serupa yang kemungkinan akan terjadi di masa mendatang.
Â
Oleh sebab itu, kita harus memastikan bahwa teknik kolaborasi di dunia sudah tersedia untuk bekerja sama. Kita harus meyakinkan pemahaman mengenai penyebaran wabah, kapan terjadinya, serta secara cepat menyediakan informasi untuk melakukan kontrol.
Â
Apakah ini belum yang terburuk?
Â
Saya tidak mampu memprediksi secara tepat, yang bisa saya katakan adalah kita harus bersiap-siap untuk skenario terburuk.
Â
Pada saat yang sama, kita juga perlu belajar bagaimana melindungi diri kita dan orang lain seandainya kita terancam oleh epidemi tersebut.
Nb: mohon maaf jika ada istilah medis, penyakit, dan lainnya yang kurang tepat karena keterbatasan pengetahuan dalam bidang tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H