Kaitiakitanga
Nilai Kaitiakitanga secara harfiah berisi perlindungan pada taonga (sumberdaya). Nilai ini mengajarkan orang-orang Maori untuk selalu peduli pada sesuatu, bisa masyarakat, lingkungan, atau hal lain yang penting untuk mereka. Kaitiakitanga pada akhirnya mengajarkan mengenai keberlanjutan (sustainability).
Dalam ilmu lingkungan, keberlanjutan dapat dicapai jika tercapai keseimbangan, keberlangsungan, dan manfaat untuk tiga P, yaitu People (masyarakat), Planet (lingkungan), dan Profit (keuntungan).Â
Jika kita menilik bencana asap yang terjadi dan melihat dampaknya, maka bisa kita simpulkan tidak berkelanjutan, karena beberapa faktor.Â
Kejadian ini merugikan masyarakat (people) dan menimbulkan kerusakan lingkungan (planet), meskipun mungkin menimbulkan keuntungan (profit) bagi beberapa pihak.
Oleh sebab itu, agar berkelanjutan, maka keuntungan tidak boleh hanya untuk salah satu pihak saja, tetapi perlu melibatkan pihak lainnya. Artinya baik Planet, People, and Profit mendapatkan keuntungan.
Kotahitanga
Nilai Kotahitanga mengandung maksud persatuan, semua orang melakukan hal yang sama pada saat yang sama. Dalam hal bencana asap, sepertinya persatuan ini masih belum tercipta, karena semua pihak belum bersatu padu untuk bersama-sama mengatasinya.
Selain sesi dengan Maori, di salah satu sesi yang lain datang pula seorang narasumber dari pemadam kebakaran Selandia Baru. Salah satu pesan yang saya ingat betul adalah, "Jangan mengkritik pemadam kebakaran saat mereka memadamkan api."
Persatuan juga mengandung maksud, bahwa hal yang paling penting adalah masyarakat, masyarakat, dan masyarakat. Upaya penanggulangan bencana asap perlu dilakukan bersama-sama dengan seluruh elemen masyarakat, bukan sekadar petugas untuk masyarakat.
Kesehatan fisik dan terutama mental para petugas pemadam juga perlu mendapat perhatian. Mereka sudah bekerja sekuat tenaga untuk melakukan upaya tersebut.Â