Siapa yang tidak tahu tentang Kota Pacitan? Kota yang terkenal akan pariwisatanya. Terdapat banyak goa disana, salah satu goa yang paling terkenal yang wajib dikunjungi yaitu Goa Gong. Goa yang konon katanya menjadi goa terindah se-Asia Tenggara. Memang tidak salah jika kota ini mendapat julukan Kota Seribu Satu Goa. Keindahan alam yang ditawarkan begitu memanjakan mata para wisatawan. Terlebih saat hari libur, banyak sekali wisatawan yang berkunjung ke Pacitan. Wisata pantai di Pacitan juga tidak kalah menabjubkannya. Apalagi wisata pemandian air hangatnya yang begitu memijit-mijit rasa lelah setelah berendam didalamnya.
Kota yang selalu menghadirkan keceriaan saat berada disana. Udaranya yang sejuk bisa menghilangkan penat setelah lelah dengan segala aktivitas. Apalagi aktivitas diperkotaan yang setiap hari harus dihadapkan dengan macet dan polusi. Pacitan menjadi salah satu alternativ untuk menghilangkan dari segala penat. Saya sendiri merasakan bahwa di Pacitan memberikan ketenangan dalam diri. Melihat keindahan-keindahan alam Pacitan rasanya bisa membersihkan fikiran untuk bisa lebih segar. Memberikan semangat baru setelah bersantai sejenak di Pacitan.
Selain keindahan alamnya, di Pacitan juga ada yang menarik. Pasti kalian kenal dengan salah satu tokoh besar di Indonesia yang berasal dari Pacitan. Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Rumah asli beliau memang berada di Pacitan. Hebat kan Pacitan bisa melahirkan tokoh besar di Indonesia. Semoga nanti generasinya bisa menjadi tokoh besar dan membanggakan Pacitan juga.
Namun sayang, dibalik keindahan alamnya dan keceriaan didalamnya. Di akhir tahun yang seharusnya menjadi tempat berkumpul bersama keluarga untuk merayakan liburan menjadi kisah tragis yang akan mereka ingat selamanya. Kehilangan sanak keluarga dan trauma yang akan menghantui masyarakat Pacitan. Siapa mengira Pacitan yang sangat indah akan anugrah alamnya luluh lantah akan bencana yang terjadi di akhir tahun ini. Pacitan yang terkena imbas akan badai tropis cempaka yang menyebabkan banjir dan tanah longsor memporak-porandakan sebagian besar wilayah Pacitan.
Cuaca ekstrem yang terjadi di Pacitan membuat masyarakat disana menangis histeris akan dampak yang terjadi. Hujan yang terus turun membuat banjir dan menenggelamkan rumah-rumah penduduk. Ratusan lebih rumah penduduk tenggelam dan rusak parah. Akibat hujan yang tidak kunjung henti juga membuat tebing-tebing longsor dan jalanan ambles sehingga terputuslah arus transportasi disana.
Tidak hanya itu, banyak nyawa melayang akibat bencana itu. Kehilangan sanak keluarga harus mereka rasakan saat terjadi bencana itu. Banyak pula yang terluka saat berusaha menyelamatkan diri. Apalagi anak kecil yang juga menjadi korban dalam kejadian itu. Tidak bisa dibayangkan bagaimana traumanya mereka, keadaan psikologisnya juga akan sangat mempengaruhi pertumbuhannya nanti. Mereka benar-benar sangat takut dan hanya bisa menangis.
Ditempat pengungsianpun entah apa yang mereka rasakan. Harus tidur dengan banyak orang dalam keadaan seperti itu. Apalagi dihari pertama mereka dipengungsian, diberitakan mereka kelaparan karena bantuan belum bisa menjangkau lokasi akibat terputusnya jalan kesana. Sungguh hati ini sangat teriris saat melihat keadaan mereka seperti itu. Selain ditempat pengungsian warga yang terkena dampak bencana itu juga ada yang mengungsi di tempat saudara mereka yang dirasa aman.
Banyak masyarakat diluar daerah yang hatinya tergerak akan bencana yang terjadi di Pacitan. Mereka mengadakan penggalangan dana guna sedikit meringankan beban untuk membantu korban di Pacitan. Dari kalangan mahasiswa sendiri juga tidak kalah tersentuhnya. Mereka mengadakan penggalangan dana dan mengumpulkan sumbangan dalam bentuk apapun. Sumbangan itu akan disalurkan langsung di Pacitan. Banyak dari mereka yang terjun langsung untuk memberikan bantuan di Pacitan. Jiwa-jiwa sosial ini lah yang seketika itu tumbuh saat melihat ada yang sedang kesusahan.
Evakuasi korban yang hilang akibat bencana itu juga terus dilakukan. Dalam evakuasi itu ditemukan banyak korban meninggal. Ada yang terseret banjir dan ada juga yang tertimbun longsor. Mengenaskan sekali kondisi korban yang meninggal itu. Bahkan juga ditemukan mayat di pantai dan terombang-ambing ombak. Tidak hanya harta benda yang hilang, namun juga ratusan nyawa melayang, puluhan hektar lahan padi juga terkena imbas dalam bencana itu. Sungguh kesedihan mendalam yang dirasakan oleh warga pacitan saat ini.
Setelah dirasa cukup aman, warga juga membantu petugas untuk membersihkan sisa-sisa bencana itu. Membersihkan rumah-rumah mereka yang rusak karena banjir, dan membersihkan bekas longsoran yang memakan badan jalan. Warga dan petugas juga bergotong royong membersihkan dan memperbaiki fasilitas umum. Dalam pembersihan material bekas bencana pun korban meninggal yang ditemukan terus bertambah banyak. Korbannya langsung dievakuasi oleh petugas.
Melihat kejadian bencana ini pemerintah juga tidak tinggal diam. Pemerintah langsung mengerahkan bantuan guna mencapai dilokasi bencana. Diberitakan pemerintah juga akan memberikan tunjangan kepada warga yang menjadi korban bencana itu. Selain itu banyak pengusaha yang juga ikut memberikan bantuan untuk Pacitan. Dinas kesehatan juga tersedia di berbagai titik di pengungsian guna memberikan bantuan medis untuk korban bencana di Pacitan. Ketersediaan air bersih juga telah disediakan posko. Banyak relawan-relawan juga yang ikut membantu disana.
Saat ini keadaan di Pacitan sudah berlangsung baik. Walaupun masih banyak puing-puing yang masih berserakan disana. Sedikit demi sedikit semua itu akan teratasi. Namun bagaimana dengan anak-anak kecil yang mengalami trauma akibat bencana itu? Semoga saja keadaan psikologis mereka juga berangsung membaik dan bencana dipacitan segera teratasi juga pemerintah bisa segera membangun kembali Pacitan yang indah. Mengembalikan Pacitan dengan keindahan didalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H