Mohon tunggu...
Dewanggi Apriani Karuniawati
Dewanggi Apriani Karuniawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Omongan Tetangga Lebih Pedas Daripada Cabe di Pasar!

6 Mei 2021   15:43 Diperbarui: 6 Mei 2021   15:57 1699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup memang tidak terlepas dari komentar seseorang, setiap gerak-gerik kita pasti selalu diawasi oleh orang-orang. Apalagi orang-orang yang tidak suka melihat kita bahagia pasti mereka akan selalu mencari kesalahan-kesalahan kita, baik kesalahan kecil maupun besar. Apapun yang kita lakukan pasti akan selalu salah dimata orang yang tidak suka dengan kita. Termasuk para tetangga di depan rumah. Omongan tetangga memanglah sebuah hal yang biasa dan lumrah di telinga. Entah apa yang melatarbelakangi para tetangga-tetangga julid yang suka bergosip itu berasumsi pada kehidupan orang. Omongan tetangga terkadang bisa membuat down mental seseorang. Para tetangga yang suka bergosip terkadang dia tidak tahu kebenaran yang sesungguhnya, tetangga hanya melihat dari luarnya saja dan langsung berkomentar yang tidak-tidak.

money.kompas.com
money.kompas.com
Omongan tetangga terkadang lebih pedas daripada cabe di pasar mereka berbicara seakan-akan itu merupakan hal yang benar. Mereka berasumsi hal yang tidak-tidak kemudian menyebar dari tetangga satu ke tetangga lainnya. Omongan tetangga memang terkadang membuat telinga dan hati kita sakit, tetapi kita tidak bisa menutup mulut mereka satu persatu karena kita hanya mempunyai dua tangan. Maka dari itu fungsi dari kedua tangan yaitu untuk menutup kedua telinga kita agar omongan para tetangga tak bisa kita dengar lagi.

Omongan tetangga bisa membuat mental kita rusak, jika terus didengar dan dimasukkan kedalam hati karena omongan negatif akan menjadi racun di dalam tubuh dan pikiran. Ada banyak sisi positif yang dapat diambil dari omongan-omongan pedas para tetangga loh, diantaranya: 1) menjadikan kita lebih intropeksi diri agar menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya, 2) dapat melatih kesabaran hati kita dan bisa lebih mengontrol diri untuk tidak bertindak ceroboh dan bisa merugikan diri sendiri, 3) jadikan omongan tetangga menjadi motivasi untuk lebih sukses dimasa depan, 4) jangan dengarkan omongan tetangga yang tidak penting, 5) lakukan hal-hal positif, 6) tunjukkan pada mereka jika kalian lebih baik dari mereka.

Omongan pedas tetangga bisa dijadikan cambuk untuk kita agar kita tetap semangat menjalani aktivitas, dan bisa meraih masa depan yang cemerlang. Jangan jadikan omongan tetangga menjadikan kita patah dan tidak bersemangat dalam menjalani hidup, karena dengan begitu justru tetangga akan merasa senang ketika melihat kita jatuh dan terpuruk. Jadilah versi terbaik agar kita bisa membungkam mulut tetangga yang pedas itu.

Omongan tetangga tidak bisa ditepis dan dihindari begitu saja, apalagi kita hidup berdampingan dengan mereka, mau sejauh apapun menghindar tetap saja omongan tetangga pasti selalu ada. Karena kita merupakan manusia sosial yang sampai kapanpun akan selalu hidup bersamaan dengan manusia lainnya, mau tidak mau, suka tidak suka kita harus tetap berdampingan dengan manusia lainnya. Maka dari itu untuk menghindari omongan tetangga yang tidak baik, kita harus menjaga setiap perkataan dan perbuatan kita. Ambil sisi positif dari omongan tetangga dan buang sisi negatifnya dan tetap berjalan kedepan tak usah tengok kebelakang karena jika kamu sukses omongan-omongan orang yang tidak baik tentangmu akan luntur dengan sendirinya ketika mereka sudah melihat kesuksesanmu. Tetap semangat menjalani hari dan jangan menjadi orang yang berputus asa ketika mendengar cacian dari orang lain.

Seperti dalam quotes dibawah ini yang bisa dijadikan motivasi apabila ada orang yang mencaci kita. 

"Anggapan orang terhadap diri anda bukanlah kenyataan diri anda sebenarnya. Jangan rendah diri karena anggapan negatif, jangan tumbang karena cacian dan terbang (sombong) karena pujian. Tetaplah percayalah diri bahwa anda memiliki potensi dahsyat dan berusaha untuk mengoptimalkan potensi anda".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun