Di masa pandemi covide-19 ini, banyak sekali kasus bunuh diri baik yang dilakukan oleh orang dewasa maupun anak muda. Berdasarkan artikel yang pernah saya baca pada tahun 2020, WHO Global Health Estimates mengungkapkan jumlah kematian mendekati 800.000 per tahun atau 1 kematian setiap 40 detik, masih jauh lebih tinggi dibandingkan kematian akibat covid-19 saat ini yang mencapai 638 ribu.Â
Pola ini sama dengan yang terjadi di Indonesia, kematian akibat covid-19 sebesar 4.665 orang lebih rendah dari rata-rata kasus bunuh diri mencapai 9.000 kasus pertahun.
Tindakan bunuh diri merupakan tindakan yang terlarang, apalagi di dalam agama Islam sangat-sangat diharamkan. Pada masa pandemi ini kasus bunuh diri melonjak sangat pesat, baik di dalam negeri maupun di Indonesia. Pada dasarnya orang-orang yang bunuh diri mereka memiliki pikiran yang amat pendek, mereka mengira ketika mereka meninggal masalah yang mereka hadapi akan selesai tetapi di akhirat jauh lebih berat hukumannya.
Bunuh diri biasanya disebabkan karena seseorang mengelami kondisi mental psikologis seperti gangguan depresi menurut para pakar, depresi ini disebabkan oleh beberapa faktor yang akan memengaruhi kondisi neuropsikologis (otak dan perilaku). Faktor-faktor ini bisa dipicu oleh berbagai hal. Mulai dari lingkungan, pola asuh, kehilangan dukungan sosial atau pekerjaan, dan lain-lain.
Bunuh diri merupakan bentuk tindakan tidak mencintai diri sendiri, banyak hal yang bisa dilakukan ketik kita merasa stres dan depresi. Jangan sampai bunuh diri menjadi solusi terakhir untuk menyelesaikan sebuha masalah.Â
Jika kita sedang mengalami depresi hal yang sebaiknya dilakukan diantaranya: 1) luangkan waktu untuk diri sendiri, 2) sharing kepada orang yang dipercaya, 3) lakukan aktivitas berolahraga, agar tubuh menjadi releks, 4) konsultan dengan ahli.
1) lungkan waktu untuk diri sendiri, 2) cari kegiatan sesuai bakat, 3) lakukan kegiatan yang anda sukai, 4) berhenti jadi orang lain, 5) hargai tubuh anda jangan melakukan hal-hal yang dapat melukai dan menyakiti diri anda sendiri, 6) selalu bersyukur, 7) jauhi hal-hal toxic, 8) berani tampil beda, 9) keluar dari zona nyaman, 10) memaafkan diri sendiri.
Salah satu orang yang selalu menghabiskan waktu tiap detik dan menit yaitu diri kita sendiri. Namun sebagian orang tidak mencintai dirinya sendiri, mereka mencoba melukai dirinya sendiri sampai sakit, padahal yang harus merawat kita ya diri kita sendiri.Â
Mencintai diri sendiri adalah perasaan percaya dan bangga terhadap kemampuan yang dimiliki diri kita sendiri tanpa harus membeda-bedakannya dengan orang lain, terkadang orang-orang selalu lupa dia telah membanding-bandingkan dirinya sendiri dengan orang lain yang akan menimbulkan rasa insecure berlebihan, akibatnya kita menjadi minder dan tidak percaya diri atas kemampuan yang kita miliki.Â
Menjadi diri sendiri memanglah sulit banyak kekurangannya tetapi jadikalah kekurangan yang kita miliki menjadi sebuah kelebihan dan manfaat bagi orang banyak.
Ketika sedang tertimpa suatu masalah yang mungkin itu dirasa sangat berat maka jangan pernah membuat pelarian pada hal-hal yang dapat melukai diri kita sendiri. Carilah teman yang mau mendengarkan segala keluh kesah agar hati merasa lega, jangan simpan masalah sendirian, agar terhindar dari perbuatan-perbuatan yang membahayakan diri kita sendiri. Karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri.Â
Kita harus saling bertukar pikiran antara manusia satu dengan manusia lainnya agar sama-sama memberikan saran tentang suatu permasalahan yang sedang dialami. Ingat sebesar apapun masalah yang dihadapi pasti ada solusinya, bukankah tuhan menciptakan suatu masalah sepaket dengan solusinya. Asalkan kita mau berusaha untuk mencari jalan keluarnya agar masalah cepat selesai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H