Mohon tunggu...
dewangga putra
dewangga putra Mohon Tunggu... Guru - Seorang pengajar yang menikmati proses belajar sepanjang hayatnya.

Seorang guru dan pengajar bahasa.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Semburat Kebaikan di Wajah Murung Klose

16 Juli 2020   12:07 Diperbarui: 16 Juli 2020   16:37 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, meskipun mewarisi darah atlet dari ibunya, Barbara, yang merupakan anggota Timnas Bola Tangan Polandia, dan ayahnya, Josef Klose, yang pernah tercacat sebagai pesebakbola profesional di AJ Auxerre, Klose terhitung terlambat dalam memulai karirnya sebagai pemain sepak bola. 

Sebelum mengenal sepak bola, Klose menekuni bidang pertukangan sampai usianya 20 tahun. Sungguh akan menjadi kerugian besar bagi Jerman jika saja pemegang caps terbanyak nomor dua bagi Jerman dengan 136 penampilan ini tetap menekuni pekerjaan magangnya sebagai tukang kayu. Entah apa akhirnya yang membuat Klose memulai karirnya di tahun 1998 dengan bergabung dengan salah satu Tim Jerman, FC Homburg, pada saat usianya 20 tahun.

Meskipun berdarah Polandia dan tinggal di Perancis sampai usianya delapan tahun sebelum pindah ke Jerman, Klose memberi sumbangsih yang luar biasa bagi Timnas Jerman dengan 16 gol di Piala Dunia yang membuatnya tercatat sebagai pencetak gol terbanyak di Piala Dunia. Bukti kesetiaannya bagi Jerman adalah bagaimana dia dengan setia membantu Jerman pada empat seri Piala Dunia (2002, 2006, 2010, dan 2014) sebagai juru gedor Tim Panser.

Perjalanan karir Klose di Timnas Jerman pun dipenuhi dengan berbagai pencapaian luar biasa. Selain 16 golnya di Piala Dunia, sang striker tercatat sebagai satu dari tiga pemain yang dapat mencetak 5 gol atau lebih di dua Piala Dunia secara berurutan, mencetak setidaknya 4 gol di 3 Piala Dunia, mencetak gol sundulan terbanyak di Piala Dunia dengan 5 gol, dan menjadi satu-satunya pemain yang tampil dalam 4 laga semi final Piala Dunia. Legenda sejati. 

Dan kalau Anda kesulian mencari arti dari istilah poacher di dalam kamus, lihatlah bagaimana Klose bermain. Dia adalah striker sejati yang menjadi predator mematikan di kotak 12 meter lawan dan jarang mencetak gol dari luar kotak pinalti. Bahkan ke-16 golnya di Piala Dunia dicetak di dalam kotak pinalti lawannya. Poacher!

Di balik kegarangannya di depan gawang lawan, yang jauh lebih menarik untuk ditelisik dari sosok Klose adalah ketulusan hatinya. 

Untuk jiwa-jiwa yang seringkali menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, belajarlah dari Klose, yang seringkali menunjukkan apa itu arti fairplay dan menegur kita untuk selalu memenangkan sesuatu sebagai kesatria sejati. Yang paling ikonik sepanjang perjalanan karir Klose adalah di tahun 2005 ketika bermain untuk Werder Bremen. Saat itu Klose menolak untuk mengambil penalti karena menganggap wasit salah dalam memberi keputusan. 

Di tahun 2012 saat Klose bermain untuk Lazio, kejadian serupa pun terjadi. Saat itu Lazio mendapatkan hadiah tendangan pojok, dan di tengah kemelut di depan gawang Napoli, bola mengenai tangan Klose dan bergulir ke gawang Napoli. Wasit pun mengesahkan gol tersebut, namun Klose meminta wait untuk menganulir gol tersebut dan mengahui kalau dia handsball.  Akhirnya wasit tidak mengeluarkan kartu kuning untuk Klose tetapi berjabat tangan atas kejujurannya sementara para pemain Napoli menepuk punggungnya. 

Klose meminta wait menganulir golnya (sumber gambar: pinterest.com)
Klose meminta wait menganulir golnya (sumber gambar: pinterest.com)

Apa yang dilakukan oleh Klose ini sangat jarang kita temukan di dalam sepak bola. Beberapa bintang besar dunia memang mampu membawa timnya ke puncak supremasi dunia. Namun seringkali aksi-aksi mereka dihiasi dengan perbuatan yang kurang simpatik. Sebut saja gol tangan Tuhan yang pernah dicetak Maradona dan direduplikasi oleh Lionel Messi. Atau bagaimana assist tangan Henry meloloskan Perancis ke Piala Dunia Afrika Selatan. Jangan lupa aksi diving yang kerap kali ditunjukkan pemain macam Neymar atau Cristiano Ronaldo, untuk membantu kedigdayaan timnya masing-masing. Yang paling sulit terlupakan tentunya bagaimana Luiz Suarez dengan "gagah berani" menahan laju bola ke gawang yang kosong dengan tangannya pada pertandingan melawan Ghana.

Sepak bola adalah permainan yang indah, namun seringkali diliputi oleh uang, keserakahan, korupsi, dan kekayaan. Klose adalah anomali dari semua itu. Klose adalah atlet sejati yang menjunjung tinggi nilai sportivitas layaknya bagaimana seorang atlet seharusnya bertanding. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun