Mohon tunggu...
dewa mendem
dewa mendem Mohon Tunggu... -

biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ternyata Media Sekelas Tempo, Detik, Tribunnews, Kompas, MetroTV Juga gag Profesional

30 Mei 2014   15:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:57 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika selama ini media Islam dituding sebagai media dengan jurnalisme prasangka dan fitnah ternyata tidak sepenuhnya benar. Media Islam memposisikan setiap huruf yang di torehkannya di media online bagai peluru tajam yang hendak membunuh setiap dusta dan konspirasi media nasional yang di dukung 'asing & aseng'.

Bagi umat Islam, media adalah setengahnya Jihad melawan dikotomi dan konspirasi 'mind control' yang dilakukan media mainstream, "..media nasional menghalalkan segala cara, plintir berita agar umat bias dan membuat keragu-raguan atas fakta yang ada. Pola 'pathology of normalcy' menjadi lazim, mereka melazimkan kesalahan secara terus menerus sehingga rakyat lama kelamaan akan menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar, padahal jika kembalikan kepada Al Qur'an dan As Sunnah maka akan nampak kemunkaran demi kemunkaran." imbuh Abu Ammar salah satu pendiri Voa-Islam.com.

"..Pola 'pathology of normalcy' menjadi lazim, mereka melazimkan kesalahan secara terus menerus sehingga rakyat lama kelamaan akan menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar, padahal jika kembalikan kepada Al Qur'an dan As Sunnah maka akan nampak kemunkaran demi kemunkaran." imbuh Abu Ammar salah satu pendiri Voa-Islam.com


Media Tempo, Detik, Tribunnews, Kompas, MetroTV 'membebek' dalam kasus klaim sepihak kubu Jokowi, Iwan Fals dan Din Syamsuddin menampik Sebagai Tim sukses Jokowi.

Kasus Iwan Fals dan Din Syamsuddin salah satunya, media nasional gegabah memberitakan fakta. Alangkah bodohnya media sekelas Tempo, Detik, Tribunnews, Kompas Dan Metro TV gagal dalam memastikan keabsahan berita yang terkait dengan Jokowi. Media nasional sudah latah dan suap jurnalisme asal klaim dan membabi buta memberitakan kasus Jokowi.

Prof. Dr. KH. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, menampik klaim sepihak dan kasus plintir berita yang dimanipulasi oleh media pendukung Jokowi seperti Tempo, Detik, TribunNews, Kompas, Metro tv dan media Jokowi lainnya.

Apa lacur? Pemberitaan bhwa Jokowi "Cara salatnya bagus, bacaan Al-Qurannya pun panjang-panjang," ujar Prof. DR Din Syamsuddin bercerita di sela-sela mengomentari pidato politik Jokowi di Tanwir Muhammadiyah, Kalimantan Selatan, Sabtu, 24 Mei 2014. BERITA TERSEBUT TIDAKLAH BENAR.

Fakta ini terungkap saat itu Jokowi menjadi imam sholat Dzuhur di Masjid At Taqwa di kawasan Gedung PP Muhammadiyah pada Kamis siang 20 Maret 2014.
Klarifikasi: Sholat Dzuhur merupakan sholat yang dilakukan secara lirih (alias tidak bersuara nyaring seperti sholat Maghrib, Isya dan Shubuh).

Bagaimana mungkin bacaannya bisa dinilai bagus dan panjang-panjang, lha wong bacaannya tidak kedengeran?

Dalam kesempatan klarifikasi melalu video tersebut, Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin tidak pernah mengatakan bahwa bacaan sholat Jokowi bagus.

Setiap tamu kehormatan yang berkunjung ke PP Muhammadiyyah selalu dipersilahkan oleh menjadi Imam Sholat sebagai penghormatan. Bukan berarti mendukung.

"Khitah Muhammadiyah tidak mempunyai hubungan organisatoris dan struktural dan tidak berafiliasi dengan partai politik manapun," tegas Din kepada wartawan usai pertemuan dengan Jokowi dan sejumlah tokoh di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2014).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun