Tamiang memiliki makna sebagai perisai atau tameng yang melindungi diri umat manusia karena memang dari bentuknya saja sudah terlihat seperti perisai yang melindungi. Dalam hal ini perisai dimaksudkan sebagai pelindung diri umat manusia dari adharma (keburukan) serta menahan dharma (kebaikan) dan energi positif dalam diri umat manusia. Selain itu, tamiang juga bermakna sebagai roda kehidupan yang akan selalu berputar, layaknya ungkapan bahwa hidup ini layaknya sebuah roda yang selalu berputar terkadang pada puncak kejayaan dan terkadang pada titik terendah.
Itulah beberapa hal yang membedakan antara Galungan dan Kuningan, meski memiliki waktu yang berdekatan dalam pelaksanaannya dan dikatakan memiliki alur yang seragam dalam kemenangan dharma, namun tetap saja kedua hari suci ini memiliki perbedaannya sendiri yang memberikan ciri khasnya. Memang agama Hindu merupakan agama yang memiliki segudang upacara keagamaan yang memiliki ciri khasnya tersendiri dalam upacaranya. Bahkan dalam upacara yang sama pun tiap daerah memiliki ciri khasnya dalam pelaksanaan maupun sarana prasarananya.
Akhir kata tulisan ini, saya selaku penulis ingin mengucapkan selamat menunaikan hari suci Galungan dan Kuningan bagi seluruh umat Hindu yang merayakan. Ingat juga pada perayaan hari suci kali ini kita tetap menjaga protokol kesehatan yang berlaku mengingat kondisi kita saat ini yang masih bergelut melawan pandemi Covid-19. Karena selain memenuhi kewajiban agama, kita juga harus menjaga kewajiban sebagai warga negara yang melindungi segenap masyarakat dan komponennya.
Jurusan Pendidikan Dasar / Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar / Fakultas Ilmu Pendidikan / Universitas Pendidikan Ganesha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H