Mohon tunggu...
Dewa Made Agus Surya Putra
Dewa Made Agus Surya Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Undiksha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tak Hanya Bermakna Kemenangan Dharma, Galungan Mengandung Nilai Kebersamaan

9 November 2021   19:35 Diperbarui: 9 November 2021   19:43 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Water photo created by tawatchai07 - www.freepik.com

Canang merupakan sebuah sarana upakara agama hindu yang terbuat dari janur berisikan bunga, kemudian banten juga merupakan sarana upakara bagi agama hindu yang di dalam banten tersebut terdiri dari berbagai unsur, seperti buah- buahan, jajan bali, penek (nasi kering berbentuk), tebu, canang, dan segala bentuk tetandingan lainnya. Banten pada umumnya memiliki banyak jenis dan bentuknya yang masing- masing memiliki maknanya tersendiri. Pada saat hari raya suci Galungan memerlukan banyak jenis tetandingan canang maupun banten. 

Hal ini merupakan kesempatan yang luar biasa dalam keluarga untuk bekerja sama dan gotong royong, dan memang metanding canang dan banten seperti yang kita ketahui dilakukan secara bersama- sama dalam keluarga. Mentanding sebuah canang dan banten bukanlah perkara yang dapat dianggap mudah, karena pada hakikatnya untuk membuat canang dan banten memiliki aturan- aturan yang mengikat dimana sebuah sarana akan diletakkan, apa saja yang harus diisi pada sebuah banten. Sehingga pekerjaan ini identik dengan pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan, namun sesungguhnya tidak ada aturan yang pasti memuat mengenai hanya kaum perempuan yang boleh metanding canang dan banten sehingga pada dasarnya metanding canang dan banten dapat juga dilakukan oleh para laki- laki di rumah.

4. Tradisi Mepatung

Tradisi mepatung adalah sebuah kegiatan dimana orang- orang di masyarakat membentuk sebuah kelompok untuk membuat kesepakatan dan menyumbang untuk membeli seekor kurban dalam bentuk hewan babi untuk di bagi sama rata dengan anggota kelompok tersebut. Tradisi ini telah lama berlangsung yang biasanya datang pada acara penampahan Galungan. Selain memupuk rasa kerja sama, kegiatan ini juga mencerminkan musyawarah dan keadilan, dan memupuk rasa kebersamaan bersama individu lain di luar lingkungan keluarga, sehingga makna dari kebersamaan di hari raya suci galungan tidak hanya berasal dari dalam keluarga saja.

5. Ngelawar dan Memasak Masakan Khas Lainnya

Ngelawar merupakan sebuah kegiatan memasak sebuah makanan yakni bahan sayuran seperti pepaya muda dan kacang panjang yang di campur dengan bahan daging yang berisi sambal genap khas masakan bali sehingga menjadi makanan yang disebut sebagai lawar. Kemudian masakan lain yang umumnya dibuat adalah seperti balung (sop daging khas bali), sate, urutan (daging dalam usus babi), jeroan yang di goreng, dan masakan lainnya. Di dalam kegiatan ini tak hanya bermakna layaknya memasak biasa, namun di dalamnya terkandung arti kebersamaan, kedekatan, gotong royong dimana kaum perempuan maupun laki- laki di dalam rumah bahu membahu mengerjakan kegiatan tersebut dengan berbagai tegur sapa dan berbagai canda tawa di dalamnya.

6. Hari Pelaksanaan Galungan

Siapa yang hanya menduga bahwa pada saat hari H pelaksanaan hari raya galungan kita hanya memenuhi kewajiban spiritual saja? Bila di lihat lebih jauh lagi kita akan menemukan bahwa pada saat itu juga terkandung sebuah kebersamaan. Anggota keluarga memakai pakaian adat pura dan berkumpul di dalam merajan rumah, mengobrol dengan canda tawa menunggu waktu untuk melakukan persembahyangan. 

Dengan disaksikan oleh dupa yang memiliki bau semerbak disana terdapat keluarga bahagia yang tengah menikmati waktu kebersamaan mereka. Ketika waktu persembahyangan telah tiba, mereka akan bersama- sama bersembahyang kepada Tuhan dan leluhur mereka. Kemudian setelah selesai dengan acara persembahyangan di rumah, mereka bersama- sama pergi ke pura untuk melaksanakan persembahyangan.

Berdasarkan sedikit tulisan di atas dapat dilihat bukan, bagaimana hari raya suci Galungan ini merupakan hari nilai- nilai kebersamaan, kekeluargaan, dan gotong royong dijunjung tinggi. Sehingga secara kasat mata, terlepas dari makna harfiah dari hari suci Galungan sendiri, Galungan memiliki makna sebagai hari yang  mengandung rasa kebersamaan yang tinggi mulai dari persiapan menjelang hingga hari pelaksanaan Galungan. Di Akhir kata tulisan ini saya ingin mengucapkan selamat hari raya suci Galungan dan Kuningan bagi seluruh umat Hindu yang merayakan. Dan ingat agar di hari raya kali ini kita jangan abai dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada.

Jurusan Pendidikan Dasar / Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar / Fakultas Ilmu Pendidikan / Universitas Pendidikan Ganesha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun