Upaya Saudi untuk membungkam nada-nada sumbang, dengan mengeksekusi mati Syekh Nimr, justru akan berbalik kepada rezim itu. Bukan sesuatu yang tak mungkin, bila tindakan semena-mena Saudi itu akan menyatukan -untuk pertama kalinya- "dua kemarahan" Sunni dan Syiah, sekaligus memicu reaksi balas dendam para ekstrimis dari kedua belah pihak. Syeikh Nimr akan ditempatkan sebagai martir dan simbol perjuangan serta perlawanan terhadap rezim ditaktor tersebut.
Masyarakat dunia, umumnya, dan Saudi, khususnya, tentu tidak buta untuk membedakan antara gerakan terorisme dan gerakan demi kebebasan, reformasi, dan hak untuk memprotes kezaliman, penindasan, korupsi dan penistaan terhadap kebebasan yang dibalut oleh dalih agama.
Alhasil, dipastikan, hari-hari depan Saudi akan berat dan bahkan bertambah berat serta suram. Semua itu adalah buah dari pohon yang telah ditanam oleh Saudi melalui berbagai kebijakannya. Sayangnya, buah itu terasa pahit!
GItu aja koq repot!
Selamat menikmati pentungan
Ditulis sebagai tanggapan atas eksekusi mati Syekh Nimr yang dijatuhkan pada Sabtu, 02 Januari 2016.
Penulis bukan pengamat Timteng, hanya santri kampung di salah satu pesantren ternama di Jawa Barat yang berafiliasi ke NU
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H