Untuk kalangan agamawan, satu pertanyaan, benarkah lokalisasi adalah wujud pembiaran dari berlangsungnya dosa? Jika iya, maka bagaimana solusi terbaik bagi persoalan sosial tertua umat manusia ini?
Ah...saya teringat dengan syair almarhum WS Rendra. "Ambillah galah dan kibarkan kutang-kutangmu di ujungnya, araklah keliling kota sebagai panji yang telah mereka nodai. Kinilah giliranmu menuntut. Katakanlah kepada mereka, menganjurkan mengganyang pelacuran tanpa mengawini para bekas pelacur adalah omong kosong. Membubarkan kalian tidak semudah membubarkan partai politik."
"Mereka harus beri kalian kerja. Mereka harus pulihkan derajat kalian. Mereka harus ikut memikul kesalahan."
Sejenak saya tersadar oleh tamparan WS Rendra. Saya menyadari sepenuhnya bahwa Ahok tidak semunafik yang dikira.
Gitu aja koq repot!
Salam pentungan.
Ditulis sebagai tanggapan atas polemik Ahok-Muhammadiyah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H