Literasi digital merupakan hal dasar untuk seseorang dalam berkembang bersama teknologi. Pada era 4.0 menuju 5.0 tentulah diperlukan banyak orang yang dapat memanfaatkan teknologi dengan baik, disinilah peran literasi digital. Literasi digital merupakan kemampuan untuk menggunakan teknologi dalam menggali informasi dan memanfaatkannya secara bijak. Banyak manfaat yang dapat kita ambil dari literasi digital, seperti membantu mendapatkan informasi lebih mudah.
Dalam implementasinya, Literasi digital dapat kita temui sehari hari. Baik dalam virtual classroom, e-learning, dan banyak hal lain yang mendorong baik siswa maupun mahasiswa di Indonesia dalam melatih kemampuan literasi digital mereka. Literasi digital juga berdampak pada beberapa aspek kehidupan, seperti psikologis remaja dan pembelajaran online.
Penggunaan e-learning maupun virtual classroom berdampak pada pengembangan literasi digital untuk pendidik dan didikannya. Dilansir dari penelitian yang dimuat di jurnal ASPIKOM, mengungkapkan manfaat e-learning bagi dosen di UNIDA:
“Adanya e-learning membuat para dosen pengampu mata kuliah dasar dituntut untuk menguasai media baru sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan individual skill literasi digital yang dimiliki.” (Setyaningsih : 2019).
Para dosen di UNIDA, khususnya jurusan Ilmu Komunikasi, dilatih untuk meningkatkan kualitas materi yang akan diunggahnya di e-learning. Sehingga, yang menerima dampaknya tidak hanya dosen yang sekarang mampu memberikan materi yang inovatif dan kreatif tetapi juga mahasiswa yang dapat belajar dengan materi yang lebih menarik. Jika mahasiswa mendapat materi yang menarik maka akan membuat kualitas belajar mengajar meningkat, apalagi jika
Selain dari dampak positif yang diberikan oleh pengembangan literasi digital, pendidik memiliki beberapa tantangan untuk bisa beradaptasi agar dapat mendidik dengan teknologi.
Beberapa skill set yang harus dimiliki seorang pendidik dalam mengajar di era digital saat ini dijelaskan oleh Sharma(2017) yaitu, memiliki kemampuan membangun koneksi, kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir, kemampuan mengayomi, dan kemampuan untuk memanejemen pengetahuan. Tantangan tantangan itu harus dapat dilalui oleh seorang pendidik untuk dapat mengajar melalui teknologi teknologi yang ada saat ini.
Sementara jika dilihat dari sudut pandang remaja, dampak dari literasi digital justru berpengaruh pada psikologisnya. Dengan cepatnya informasi dapat beredar, maka semakin mudahlah untuk remaja terpengaruh budaya digital saat ini. Hal ini dapat mengakibatkan adanya pemahaman literasi digital yang buruk, hal ini dijelaskan di Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia:
“Pemahaman literasi digital yang buruk akan berpengaruh pada psikologis anak dan remaja yang cenderung menghina orang lain, menimbulkan sikap iri terhadap orang lain, mengakibatkan depresi, terbawa arus suasana hati terhadap komentar negatif, serta terbiasa berbicara dengan bahasa kurang sopan.” (Pratiwi:2017).
Hal ini akan berpengaruh pada kualitas belajar seorang remaja, karena dengan kondisi mental yang buruk akan menyulitkan mereka dalam belajar. Oleh karena itu Literasi digital yang baik harus diajarkan kepada remaja sesegera mungkin. Kita dapat memulainya dengan melatih remaja untuk menggunakan e-learning, bukan hanya saat kuliah, tetapi dimulai dari saat SMP atau SMA.
Literasi digital merupakan hal terpenting untuk pendidikan berbasis teknologi, baik pendidik maupun didikan harus dapat beradaptasi dengan literasi digital sehingga tidak ada pemahaman literasi digital yang buruk. Melalui kegiatan belajar mengajar secara online melalui virtual classroom seperti e-learning, kita dapat mengembangkan literasi digital dan akan meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan oleh pendidik. Dengan ini juga maka pendidikan di Indonesia akan dapat merata ke seluruh penjuru tempat.