Menavigasi Badai Perdagangan Global: Strategi Indonesia di Tengah Ketegangan AS-Tiongkok dan Gejolak Ekonomi
By Alexander Batara Marpaung (PhD Candidate)
Dengan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS, perang dagang AS-Tiongkok semakin memanas, dan dinamika ekonomi global bergeser dengan cepat. Di antara dampak yang ditimbulkan, negara-negara berkembang seperti Indonesia menghadapi tantangan ganda: mengelola banjir produk murah dari Tiongkok dan mempertahankan ketahanan ekonomi di tengah resesi global yang membayangi. Menambah tantangan ini adalah penurunan indeks harga komoditas yang terus-menerus, faktor utama yang memengaruhi pendapatan ekspor Indonesia. Untuk berkembang, Indonesia harus mengadopsi strategi inovatif dan seimbang.
Menahan Gelombang: Melindungi Pasar Domestik dari Produk Impor Murah
Strategi rantai pasok global Tiongkok, yang memanfaatkan negara-negara non-Tiongkok dengan keringanan tarif untuk mengakses pasar AS, menciptakan kerentanan baru bagi Indonesia. Secara bersamaan, praktik dumping Tiongkok, yang membanjiri negara-negara berkembang dengan produk murah, mengancam industri lokal.
Indonesia dapat merespons secara efektif:
Tindakan Anti-Dumping: Memberlakukan undang-undang anti-dumping yang lebih ketat dan berkolaborasi dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk memastikan praktik perdagangan yang adil.
Hambatan Non-Tarif (NTBs): Memperkuat standar teknis, regulasi keselamatan, dan persyaratan sertifikasi untuk melindungi produsen domestik.
Dukung Industri Domestik: Memberikan insentif seperti subsidi dan keringanan pajak bagi produsen lokal, disertai dengan investasi dalam teknologi dan inovasi.
Promosikan Konsumsi Lokal: Meluncurkan kampanye nasional yang mendorong konsumen untuk memprioritaskan produk buatan Indonesia.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!