Pertanyaannya bukan lagi apakah bisnis Tionghoa-Indonesia akan bertahan---mereka telah membuktikan ketangguhannya berkali-kali. Sebaliknya, fokusnya adalah pada bagaimana mereka akan terus tumbuh sambil menghadapi kompleksitas dunia modern yang saling terhubung.Â
Akankah mereka semakin terintegrasi dalam tatanan sosial Indonesia? Atau justru akan mereka mengambil peran unik sebagai pemain global dengan akar di Indonesia?
Kesimpulan
Perjalanan bisnis keluarga Tionghoa-Indonesia adalah bukti kekuatan adaptasi, komunitas, dan ketahanan. Dari pedagang kecil di awal republik hingga pemain berpengaruh dalam ekonomi global, mereka secara konsisten mengatasi tantangan untuk berkembang. Warisan mereka bukan hanya tentang keberhasilan ekonomi tetapi juga tentang ketahanan budaya dan inovasi---sebuah cerita yang terus berkembang di setiap generasi.
Referensi:
Brown, C. (2003). A Short History of Indonesia: The Unlikely Nation? Allen & Unwin.
Mackie, J. A. C. (1976). Ethnic Chinese in Indonesia: Issues of Identity. Southeast Asian Studies.
Suryadinata, L. (1997). The Chinese Minority in Indonesia: Seven Papers. Times Academic Press.
Winters, J. A. (2011). Oligarchy. Cambridge University Press.
Chua, A. (2003). World on Fire: How Exporting Free Market Democracy Breeds Ethnic Hatred and Global Instability. Doubleday.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H