Mohon tunggu...
Dewa Asmara
Dewa Asmara Mohon Tunggu... Lainnya - Profesional

Senang jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Beer Game sebagai Sarana Simulasi Rantai Pasok

17 Juni 2024   16:01 Diperbarui: 17 Juni 2024   16:09 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BEER GAME SEBAGAI SARANA SIMULASI RANTAI PASOK

By Alexander Batara Marpaung

Permainan simulasi beer, juga dikenal sebagai Beer Game, adalah alat pendidikan yang dikembangkan pada awal 1960-an di MIT Sloan School of Management. Tujuannya adalah untuk mengilustrasikan konsep-konsep dasar dan tantangan dalam manajemen rantai pasok. Berikut adalah uraian lengkap dan mendalam mengenai bagaimana permainan ini dapat menerangkan manajemen rantai pasok, apa saja yang dijelaskan, dan apa keterkaitannya.

Penjelasan Permainan Simulasi Beer

Beer Game adalah simulasi yang menggambarkan rantai pasok yang terdiri dari empat entitas utama: pabrik, distributor, grosir, dan ritel. Setiap entitas ini harus memanage inventori bir mereka dan memenuhi permintaan pelanggan. Permainan ini mensimulasikan beberapa minggu operasi, di mana setiap pemain mengambil peran sebagai salah satu entitas di rantai pasok dan membuat keputusan tentang pemesanan dan pengiriman barang.

Aspek-aspek yang Dijelaskan

  1. Permintaan dan Penawaran:

    • Pemain harus merespon perubahan permintaan dari konsumen akhir. Ini menunjukkan betapa sulitnya memprediksi permintaan dan pentingnya data akurat untuk membuat keputusan yang tepat.
  2. Lead Time:

    • Waktu yang diperlukan untuk memesan dan menerima produk dari pemasok dipengaruhi oleh lead time. Ini mengajarkan pentingnya perencanaan dan pengelolaan waktu dalam rantai pasok.
  3. Bullwhip Effect:

    • Salah satu konsep utama yang diilustrasikan oleh permainan ini adalah efek bullwhip, di mana variasi dalam permintaan konsumen menyebabkan variasi yang lebih besar dalam pesanan dari setiap tingkat rantai pasok ke pemasok mereka. Ini menyoroti bagaimana ketidakpastian dan kurangnya komunikasi dapat memperburuk situasi.
  4. Inventori dan Backorder:

    • Pemain harus menjaga keseimbangan antara memiliki cukup stok untuk memenuhi permintaan dan menghindari kelebihan inventori. Ini menunjukkan tantangan dalam mengelola inventori dan biaya terkait seperti penyimpanan dan backorder (kekurangan barang).
  5. Kolaborasi dan Komunikasi:

    • Tanpa komunikasi yang baik antara entitas dalam rantai pasok, keputusan yang diambil cenderung berdasarkan asumsi yang salah. Permainan ini menunjukkan pentingnya kolaborasi dan berbagi informasi secara real-time untuk mengoptimalkan seluruh rantai pasok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun